Halau Stres di Masa Pandemik dengan Healing Forest di Aek Nauli

Ini 11 manfaat Healing Forest yang perlu kamu tahu

Kesehatan merupakan suatu yang sangat esensial dalam kehidupan manusia. Terlebih pada masa pandemik seperti sekarang ini. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh manusia dalam meningkatkan kesehatan fisik dan jiwanya. Salah satunya yaitu dengan melakukan kegiatan Healing Forest. Dilansir dari buletin Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur edisi 2020, Healing forest merupakan salah satu kegiatan pemanfaatan hutan untuk pemulihan kesehatan. 

Healing forest awalnya dikenal dengan istilah Shinrin Yoku yang dicetus pertama kali oleh Badan Kehutanan Jepang.  Kemudian istilah Shinrin Yoku tersebut disebarluaskan oleh Qing Li. Qing Li merupakan Presiden Kelompok Pengobatan dari Hutan di Tokyo. Beliau mempopulerkan istilah forest bathing atau disebut juga Shinrin Yoku dalam bahasa Jepang dalam bukunya yang berjudul “The Art and Science of Forest Bathing”.

Healing Forest merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dalam memanfaatkan hutan khususnya tegakan pohon untuk mendapatkan kesembuhan atau peningkatan kesehatan. Healing forest sering disebut sebagai terapi hutan dengan metode menyatu dengan hutan itu sendiri. Terapi hutan yang umum dilakukan yaitu seperti menghirup udara atau aroma segar hutan, berjalan sambil memandang areal hutan, berdiam diri atau melakukan yoga di bawah tegakan hutan dan lain sebagainya.

Dilansir dari takaitu.id penelitian perihal healing forest di indonesia masih terbilang baru yaitu sekitar beberapa tahun terakhir. Salah satu lokasi Healing Forest di Sumatra Utara ada di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli, Kabupaten Simalungun.

Seperti apa suasana di sana? Yuk simak:

Baca Juga: Wali Kota Bobby Ganti Batik dengan Baju Melayu, Aulia Pilih Cirebon

1. Lokasi yang sejuk dengan ditutupi tegakan pohon yang lebat dan lingkungan lestari

Halau Stres di Masa Pandemik dengan Healing Forest di Aek NauliHealing Forest Aek Nauli, Simalungun (Dok www.aeknauli.org)

Balitbang LHK Aek Nauli memiliki Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang cukup luas yaitu 2.412,36 ha yang berada pada daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.000 – 1.750 meter dari permukaan laut. Lokasi yang sejuk dengan ditutupi tegakan pohon yang lebat, lingkungan lestari, dan disertai kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang baik menjadikan tempat ini layak sebagai lokasi healing forest.

Secara administratif Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli terletak di desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipanganbolon dan Desa Dolok Parmonangan Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun yang relatif dekat dengan Danau Toba. Adapun titik lokasi healing forest sendiri berada di areal arboretum blok G Balitbang Aek Nauli seluas 2 ha.

2. Empat kegiatan healing forest yang bisa dilakukan

Halau Stres di Masa Pandemik dengan Healing Forest di Aek NauliHealing Forest Aek Nauli, Simalungun (Dok www.aeknauli.org)

Dikutip dari artikel penelitian healing forest di Balitbang LHK Aek Nauli oleh M. Hadi Saputra, seorang peneliti di Balitbang LHK Aek Nauli menyebutkan bahwa kegiatan healing forest dapat dilakukan dengan durasi 1-2 jam dan dibagi kedalam 4 (empat) tahapan. Kegiatan healing forest tersebut antara lain: Pertama, jalan santai (tidak jalan cepat atau jogging).
Jalan santai ini berlangsung sekitar 15-20 menit.

Kegiatan ini dapat dilakukan dengan berjalan ringan atau santai di dalam areal hutan. Kegiatan ini dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok. Jika dilakukan secara berkelompok harus dengan menjaga jarak sekitar 1 meter antar tiap peserta. Dalam kegiatan ini juga peserta dilarang untuk bersuara atau mengobrol. Peserta hanya mendengar arahan dari instruktur atau guide.

Kedua, olah pernapasan ringan. Kegiatan olah pernapasan ini dapat berlangsung sekitar 10-20 menit. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu setelah jalan santai dan yang kedua setelah melakukan aktivitas berdiam diri. Gerakan olah pernapasan ini dipandu oleh guide selama kurang lebih 5-10 menit.

Ketiga, berdiam diri. Kegiatan berdiam diri ini dapat berlangsung sekitar 30 – 45 menit. Kegiatan ini dapat dilakukan pada 3 titik/lokasi. Jika kegiatan ini dilakukan dengan banyak orang dapat dibentuk 3 kelompok dengan jumlah peserta untuk tiap titiknya yaitu 2-3 orang. Kegiatan ini dilakukan dengan cara masing-masing orang duduk dengan nyaman pada matras seraya melakukan meditasi menikmati suasa hutan.

Saat melakukan kegiatan ini dihimbau kepada peserta untuk tidak melakukan kontak antara seorang dengan yang lain. Setelah selesai, para peserta diarahkan untuk melakukan olah pernapasan yang kedua.

Keempat, melihat Pemandangan. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan berdiam diri. Dengan posisi berdiam diri peserta diminta untuk menikmati pemandangan sekitar areal hutan.  Usahakan untuk fokus agar proses pembauran dengan alam dapat tercapai.

3. Ini 11 manfaat Healing Forest

Halau Stres di Masa Pandemik dengan Healing Forest di Aek NauliHealing Forest Aek Nauli, Simalungun (Dok www.aeknauli.org)

Dilansir dari artikel Remark Asia yang berjudul “Shinrin Yoku” menyimpulkan bahwa berdasarkan beberapa penelitian yang dikutip banyak data yang membuktikan bahwa shinrin-yoku dapat:

  1. Mengurangi tekanan darah
  2. Menurunkan stres
  3. Meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan metabolisme
  4. Menurunkan kadar gula darah
  5. Meningkatkan konsentrasi dan daya ingat
  6. Menghilangkan depresi
  7. Memperbaiki rasa nyeri
  8. Meningkatkan energi
  9. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan peningkatan jumlah sel pembunuh alami atau natural killers tubuh
  10. Meningkatkan produksi protein anti kanker
  11. Membantu Anda menurunkan berat badan

Nah, tunggu apalagi Ayo ke Aek Nauli dan nikmati manfaat program Healing Forest-nya!

Baca Juga: Potret Restoran Miramar Milik Keluarga Jesselyn MasterChef  Season 8

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya