5 Masjid di Sumut Ini tak Pernah Sepi Dikunjungi Wisatawan

Ada dua masjid raya di kota medan

Medan, IDN Times -  Banyak masjid indah di Sumatera Utara. Tak sedikit pula yang popular di dunia maya karena keindahan arsitektur maupun keunikannya.

Bagi millenials, masjid pun bukan hanya sekadar tempat ibadah, namun juga tempat wisata yang sering dikunjungi.

Tak hanya wisatawan lokal, namun juga mancanegara.

Berikut masjid-masjid di Sumatera Utara yang paling ramai dikunjungi wisatawan. 

Baca Juga: 9 Meme Perbedaan Drama Korea Vs Sinetron Indonesia, Bikin Cekikikan!

1. Masjid Agung Kisaran

5 Masjid di Sumut Ini tak Pernah Sepi Dikunjungi WisatawanDeskgram

Masjid Agung H. Ahmad Bakrie merupakan masjid agung yang berada di Kabupaten Asahan, tepatnya di Jalan Lintas Sumatera, Desa Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

Masjid ini berdiri di tanah seluas 4 hektar, diatas tanah milik PT. Bakri Sumatera Plantation (BSP).

Pada saat itu tanah ini merupakan tanah Hak Guna Usaha (HGU) yang dimiliki PT tersebut kemudian di wakafkan untuk pembangunan masjid.

Adopsi nama dari masjid ini merupakan suatu bentuk penghormatan dari mendiang H. Ahmad Bakri, ayah dari Abu Rizal Bakri. Pembangunan Masjid Agung H. Ahmad Bakrie menghabiskan dana sekitar Rp. 68 miliar, dan didanai oleh pemerintah Asahan dari dana APBD (Anggaran Pembangunan Daerah).

Pembangunannya memerlukan waktu sekitar 4 tahun, dari tahun 2011 hingga tahun 2015.

2. Masjid Azizi Tanjung Pura Langkat

5 Masjid di Sumut Ini tak Pernah Sepi Dikunjungi WisatawanTravelling Yuk

Letaknya sekitar 75 KM dari Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, tepatnya di kecamatan Tanjung Pura, Langkat, terdapat sebuah bangunan bersejarah dari peninggalan Kesultanan Melayu Langkat.

Bukti fisik dari kebesaran Kesultanan Melayu Langkat ini adalah berupa bangunan masjid yang memiliki arsitektur bernilai tinggi, yaitu masjid Azizi Tanjung Pura.

Masjid Azizi Tanjung Pura ini didirikan pada dua generasi kesultanan Langkat.

Pembangunan masjid yang pertama dilakukan pada tahun 1899 Masehi atau 1320 Hijriah oleh sultan Langkat pertama Sultan H Musa Almahadamsyah (1840 – 1893).

Setelah Sultan Musa wafat pembangunan masjid diteruskan oleh anaknya yaitu Sultan Tengku Abdul Aziz Jalik Rakhmatsyah (1893 – 1912), dan selesai pada 13 Juni 1902 atau 12 Rabiulawal 1320 H, yang kemudian masjid ini dinamai oleh nama sang sultan Abdul Aziz.

3. Masjid Raya Al Osmani Labuhan Deli Medan

5 Masjid di Sumut Ini tak Pernah Sepi Dikunjungi WisatawanArmansyah Putra

Masjid Raya Al Osmani berada di Jalan K L Yos Sudarso, Kelurahan Pekanlabuhan, Kecamatan Medanlabuhan, Kota Medan, Sumatera Utara.

Masjid cantik yang terkenal dengan nama Masjid Labuhan ini berada di tepi jalan yang padat kendaraan, sekitar 21 kilometer jaraknya dari pusat Kota Medan. Para pengguna jalan yang melintas pasti akan menoleh sebab warna kuningnya begitu mencolok, khas Melayu.

Usia yang sudah menginjak 164 tahun tak memudarkan keelokan masjid di kawasan Medan Utara ini. Masjid Al Osmani adalah rumah ibadah Islam tertua di Kota Medan, buah tangan arsitek Jerman GD Langereis.

Saat itu, Sultan Deli Mahmud Perkasa Alam yang tak lain putra kandung Sultan Osman Perkasa Alam meminta Langereis merenovasi masjid yang masih berbentuk bangunan sederhana dari kayu dalam tempo tiga bulan.

Permintaan sultan terpenuhi dengan lahirnya bangunan megah yang kuat unsur arsitektur India, Tiongkok, Timur Tengah, Eropa dan Melayu.

"Masjid dibangun Sultan Deli ke tujuh, Sultan Osman Perkasa Alam. Awalnya hanya rumah panggung dari kayu seukuran 16 kali 16 meter. Tujuan didirikan masjid untuk mengumpulkan umat Islam, suku Melayu, dan sebagai tempat pertemuan sultan dengan rakyatnya,” kata Ketua Pengurus Masjid Ahmad Fahruni.

4. Masjid Raya Al Mashun Medan

5 Masjid di Sumut Ini tak Pernah Sepi Dikunjungi WisatawanKSMtour.com

Masjid Raya Al Mashun atau Masjid Raya merupakan satu dari beberapa ikon kebanggaan masyarakat Kota Medan.

Masjid yang berlokasi di inti Kota Medan atau tepatnya di Jalan Sisingamangaraja Medan ini memiliki konsep arsitektur perpaduan dari tiga negara.

Salah satu keistimewaan Masjid Raya Al Mashun memang terletak pada desain arsitekturnya. Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan dari Asia, Eropa dan juga Timur Tengah.

Masjid Raya Al Mashun dibuat oleh arsitek asal Belanda dan pertama kali dibangun pada tahun 1906 dan selesai di tahun 1909.

Masjid Raya Al Mashun dibangun 1906 oleh Sulan Deli yang kesembilan yaitu Sultan Makhmud AL Rasyid dan selesai tahun 1909 dan diresmikan pada hari Jumat di tahun yang sama.

Masjid ini bukanlah masjid pertama yang dibangun oleh Sultan Deli di Medan, masjid pertama yang dibangun adalah Masjid Al Osmani yang berada di Medan Labuhan.

5. Masjid Raya Al Abror Padangsidimpuan

5 Masjid di Sumut Ini tak Pernah Sepi Dikunjungi WisatawanMasjid Dunia

Masjid Raya Al Abror atau yang akrab disebut Mesjid Raya Padangsidimpuan adalah mesjid terbesar di kota Padangsidimpuan.

Masjid ini menghabiskan waktu pembangunan selama 6 tahun.

Pembangunan dimulai sejak 1966 hingga 1972 dan menghabiskan biaya sekitar Rp 30 miliar.

Pembangunan pertama kali, Masjid Raya Al Abror tidak sebagus ini. Sejak tahun 1995 mesjid ini terus mengalami rekonstruksi hingga sekarang telah memiliki menara sepanjang 70 meter yang menjadi menara masjid tertinggi di Kota Padangsidimpuan.

Masjid Raya Al Abror berada tepat di pusat kota Padangsidimpuan. Sehingga tak sulit menemukan lokasi menuju mesjid ini bila Anda ingin berkunjung. 

Masjid ini juga menjadi tempat kumpul beberapa lembaga pengurus seperti BAZDA (Badan Amil Zakat Daerah) dan komunitas-komunitas serta para relawan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan. 

Baca Juga: Selain Danau Toba, Ini 10 Danau Terbesar di Indonesia

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya