Permainan Jong khas melayu di Pantai Dugong, Bintan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)
Tak terasa, Rabu (15/5/2024) menjadi hari keempat sekaligus hari terakhir 80 fotografer 3 negara mengeksplore Kepri. Kuliner Gonggong yang disantap tadi malam seakan masih padat di perut, namun pagi ternyata sudah tiba.
Sunrise tertutup awan pagi itu, tetapi pantai tetap ramai. Sekitar 30 pemain Jong tradisional melayu, sudah sibuk menyiapkan Jong-nya untuk adu cepat melawan ombak. Dari mulai lansia hingga anak-anak ada. Mereka tergabung dalam Komunitas Jong Muda Bintan.
Sudah menjadi kebiasaan mereka setiap akhir pekan berkumpul di Pantai dan bermain Jong. Bahkan kerap mengikuti perlombaan Jong hingga ke negeri jiran. “Sudah 3 tahun saya diajarkan ayah bermain Jong, sekarang sudah mahir,” ujar Zaki, bocah 10 tahun yang sedang sibuk merakit Jong-nya.
Jong adalah perahu layar mini, mainan tradisional asli suku Melayu yang sudah ada sejak zaman dahulu. Ukurannya ada yang kecil hingga lebih tinggi dari orang dewasa.
Permainan ini mengandalkan ketelitian menentukan arah jip, layar, dan kemudi. Pemenang ditentukan siapa yang paling cepat menyentuh pintu finish. Jika keluar dari pintu, walaupun cepat, akan dianggap gugur. Sehingga keahlian mempelajari arah angin dan mengatur kemudi Jong sangat diuji dalam permainan ini.
Kesannya seperti permainan biasa. Tetapi butuh waktu lama untuk mahir bermain Jong. Permainan ini juga menunjukkan bahwa Melayu adalah suku yang sangat mahir menerjang lautan dan berkelana ke Negeri Jiran menggunakan perahu layar.
“Permainan ini sengaja kami galakkan untuk melestarikan kembali permainan tradisional melayu. Agar mahir, kami belajar arah angin dan menyetel Jong sebaik mungkin agar bisa start dan finish pada garis yang sudah ditentukan,” ujar Hasyim, seorang pemain Jong.
Finish-nya puluhan Jong di bibir Pantai sekaligus menjadi penanda berakhirnya acara Explore Kepri 2024. Para peserta kembali ke Tanjungpinang untuk berkumpul pada acara penutupan di Aula Kantor Gubernur Kepri.
Permainan Jong khas melayu di Pantai Dugong, Bintan (IDN Times/Arifin Al Alamudi)
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Guntur Sakti mewakili Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad menyambut baik penyelenggaraan event ini. Ia menyampaikan bahwa sekitar 20 persen wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia masuk melalui Kepri sebagai pintu masuk utama selain Bali dan Jakarta.
"Kepri adalah daerah perbatasan yang dekat dengan Singapura dan Malaysia secara jarak, budaya, bahasa, dan religi. Provinsi ini memiliki 2.408 pulau, dengan 300 lebih berpenghuni dan 22 di antaranya merupakan pulau terluar," ungkap Guntur.
Menurutnya, dengan potensi pariwisata yang luar biasa dari segi alam dan budayanya, Kepri menjadi satu-satunya provinsi di kawasan perbatasan sekaligus pintu masuk wisatawan mancanegara utama di Indonesia. Ia mengatakan bahwa daya tarik utama kunjungan wisatawan ke Indonesia adalah budaya (60 persen), alam (30 persen), dan buatan manusia (10 persen).
"Semua komponen daya tarik itu ada di Kepri sebagai episentrum Kerajaan Riau-Johor-Lingga pada masa lalu. Saya yakin hasil karya para fotografer dapat memperlihatkan keindahan alam dan budaya Kepri dengan memadukan visual dan narasi yang powerful. Semoga dapat mengabadikan keindahan Kepri lewat lensa mereka," harap Guntur.
Guntur juga menyampaikan salam hangat dari Gubernur Kepri Ansar Ahmad yang sangat mengapresiasi digelarnya acara ini. Guntur menyampaikan pesan dari Ansar Ahmad agar para fotografer benar-benar memanfaatkan event ini untuk mengupas daya tarik pariwisata di Kepri dan memperkenalkannya ke daerah asal mereka.
"Bapak gubernur berharap sekali teman-teman fotografer bisa menjadi penyebar pesan tentang keindahan alam di Kepri dan kekayaan budayanya," ucapnya.
Silat tradisional Melayu di Masjid Raya Sultan Riau Penyengat, Pulau Penyengat, Tanjungpinang (IDN Times/Arifin Al Alamudi)
Peserta asal Malaysia, Raja Kemal mengapresiasi terselenggaranya event bergengsi seperti Explore Kepri 2024 ini. Menurutnya, fotografi dapat membantu mengembangkan ekosistem pariwisata suatu daerah.
"Saya setuju bahwa fotografi membantu ekosistem pariwisata. Ini sudah kali keempat saya mengunjungi Tanjungpinang dan saya yakin acara seperti ini akan membuka jejaring pertemanan kami sesama fotografer dari lintas negara," tutur Raja Kemal.
Peserta asal Timika, Papua, Apner mengaku senang bisa menginjak kaki pertama kali ke Kepri. Kesenangan semakin memuncak dengan sajian wisata budaya, wisata religi, wisata alam, dan wisata kuliner yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya.
"Di sini kami gak boleh lapar, kenyang terus dan makanannya enak-enak. Apalagi pemandangan alamnya dan budayanya juga sangat luar biasa. Saya doakan akan Explore Kepri selanjutnya dan saya janji akan datang lagi," kata Apner.
Acara ini semakin meriah ketika di akhir acara penutupan dilakukan pengumuman pemenang lomba foto bertema "Keberagaman di Kepri" dengan hadiah jutaan rupiah. Pemenang pertama berasal dari Palu, sedangkan pemenang kedua, Henrico berasal dari Medan, dan pemenang ketiga berasal dari Jogja.
Ada pula pemenang lomba foto pilihan Bupati Bintan dan foto pilihan Istri Wakil Bupati Bintan yang hadiahnya juga jutaan rupiah.