Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Taman Olahraga dan Rekreasi Gajah Mada di Medan, ruang hijau asri untuk warga kota yang ingin berolahraga, bersantai, atau sekadar mencari udara segar di tengah hiruk-pikuk perkotaan. (Mangara Wahyudi )
Taman Olahraga dan Rekreasi Gajah Mada di Medan, ruang hijau asri untuk warga kota yang ingin berolahraga, bersantai, atau sekadar mencari udara segar di tengah hiruk-pikuk perkotaan. (Mangara Wahyudi )

Intinya sih...

  • Taman Gajah Mada Medan sudah berusia puluhan tahun, menjadi landmark sentimental bagi warga dan tempat bermain anak-anak serta lokasi olahraga.

  • Nama taman diambil dari Jalan Gajah Mada tempat ia berada, bukan karena ada patung gajah atau monumen khusus terkait dengan Gajah Mada.

  • Taman Gajah Mada terbuka 24 jam penuh, menjadi tempat jogging subuh sebelum berangkat kerja atau sekadar duduk santai malam hari setelah aktivitas panjang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi warga Medan, nama Taman Gajah Mada tentu sudah tidak asing lagi. Berlokasi strategis di Jalan Gajah Mada, taman ini sudah lama menjadi salah satu oase hijau di tengah hiruk-pikuk kota.

Setiap pagi dan sore, area ini ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak yang bermain hingga orang dewasa yang berolahraga atau sekadar melepas penat.

Dengan pepohonan rindang dan suasana yang asri, taman ini menawarkan ketenangan yang sulit ditemukan di tempat lain. Popularitasnya sebagai ruang publik yang nyaman dan mudah diakses membuatnya menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari warga.

Namun, di balik rutinitas yang terlihat, tersimpan sejumlah fakta menarik yang jarang diketahui, bahkan oleh pengunjung setianya sekalipun. Mulai dari sejarah panjang hingga pertanyaan soal penamaan, setiap detail punya cerita tersendiri. Berikut lima fakta unik Taman Gajah Mada Medan yang bisa bikin kamu kaget sekaligus makin menghargainya.

1. Salah Satu Taman Tertua di Medan, Usianya Sudah Puluhan Tahun!

Prasasti peresmian Taman Olahraga dan Rekreasi Gajah Mada Medan yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara, Raja Inal Siregar, pada 5 Oktober 1993 (Mangara Wahyudi)

Taman Gajah Mada bukanlah ruang hijau yang baru muncul beberapa tahun belakangan. Ia punya sejarah panjang yang bermula dari awal 1990-an. Peresmian taman ini dilakukan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara kala itu, Raja Inal Siregar, pada 5 Oktober 1993.

Dengan usianya yang lebih dari tiga dekade, taman ini menjadi saksi perubahan Kota Medan dari waktu ke waktu. Generasi berganti, tapi Taman Gajah Mada tetap hadir, menjadi tempat bermain anak-anak, lokasi olahraga, sampai titik pertemuan komunitas.

Banyak warga menganggapnya sebagai landmark sentimental yang menyimpan kenangan pribadi.

2. Jangan Keliru, Namanya Bukan Karena Patung Gajah

Suasana teduh di Taman Gajah Mada Medan, ruang hijau bersejarah yang jadi tempat warga bersantai, berolahraga, hingga menikmati ketenangan di tengah kota (Mangara Wahyudi)

Inilah fakta yang sering bikin orang salah paham. Walaupun namanya “Taman Gajah Mada”, jangan berharap menemukan patung gajah raksasa atau keterkaitan dengan Mahapatih Gajah Mada di dalamnya.

Nama taman ini diambil dari Jalan Gajah Mada tempat ia berada, bukan karena ada patung gajah atau monumen khusus terkait dengan Gajah Mada.

Artinya, tidak ada patung gajah ikonik seperti yang ada di Taman Gajah Tunggal di Tangerang. Jadi, daya tarik Taman Gajah Mada Medan justru ada pada pepohonan rindang, udara segar, serta fungsinya sebagai ruang terbuka hijau, bukan pada figur gajah batu atau perunggu.

Tebakan awal dari rasa penasaran ini mungkin akan muncul ketika mendengar nama taman ini pertama kali.

3. Buka 24 Jam, Bisa Jogging Subuh Sampai Nongkrong Tengah Malam

Lorong bintang di Taman Gajah Mada Medan, spot ikonik yang sering jadi favorit pengunjung untuk berfoto dan menikmati suasana hijau kota. (Mangara Wahyudi)

Kelebihan lain yang bikin taman ini istimewa adalah jam operasionalnya. Taman Gajah Mada terbuka untuk umum selama 24 jam penuh. Dari Senin sampai Minggu, kamu bisa berkunjung kapan pun.

Buat pekerja dengan jadwal padat, hal ini jadi kabar baik. Kamu bisa jogging subuh sebelum berangkat kerja atau sekadar duduk santai malam hari setelah aktivitas panjang.

Aksesnya gratis, hanya perlu bayar parkir kendaraan dengan tarif terjangkau. Fleksibilitas waktu ini membuat taman selalu jadi pilihan praktis warga Medan untuk mencari udara segar.

4. Jadi “Paru-Paru Kota” Sekaligus Pusat Olahraga Warga

Rindangnya pepohonan di Taman Gajah Mada Medan menghadirkan suasana sejuk, jadi tempat pas untuk melepas penat dari hiruk pikuk kota. (Mangara Wahyudi)

Di tengah kepadatan bangunan dan lalu lintas Medan, Taman Gajah Mada berfungsi sebagai paru-paru kota. Pohon-pohon besar di dalamnya membantu menambah suplai oksigen dan menciptakan suasana sejuk.

Taman ini juga jadi lokasi favorit warga untuk berolahraga. Setiap pagi dan sore, banyak orang jogging mengitari jalurnya. Selain itu, taman sering jadi tempat senam bersama komunitas warga.

Ada juga area bermain anak serta ruang terbuka yang sering dipakai untuk kegiatan santai. Fungsinya tak sekadar ruang hijau, tapi juga titik kumpul sosial yang mempererat kebersamaan.

5. Segera Direvitalisasi, Bakal Tampil Lebih Modern

Taman Olahraga dan Rekreasi Gajah Mada di Medan, ruang hijau asri untuk warga kota yang ingin berolahraga, bersantai, atau sekadar mencari udara segar di tengah hiruk-pikuk perkotaan. (Mangara Wahyudi )

Meski sudah berusia puluhan tahun, Taman Gajah Mada tak dibiarkan ketinggalan zaman. Pemerintah Kota Medan sudah meninjau langsung dan mengumumkan rencana revitalisasi. Fokusnya ada pada peningkatan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung.

Fasilitas yang akan diperbaiki antara lain jalur olahraga, toilet umum, serta sistem kebersihan. Langkah ini diharapkan membuat taman tampil lebih rapi, modern, dan fungsional. Jadi, ke depannya, pengunjung bisa menikmati wajah baru Taman Gajah Mada yang lebih segar tanpa kehilangan nilai historisnya.

Taman Gajah Mada Medan mungkin tak punya patung gajah sebagai simbol fisiknya, tapi justru di situlah keunikan sekaligus nilai pentingnya. Ia bukan sekadar nama, melainkan ruang hidup yang benar-benar dipakai warga setiap hari.

Dari sejarah panjang, fungsi sosial, sampai rencana revitalisasi, taman ini membuktikan dirinya sebagai paru-paru kota sekaligus ruang bersama yang terus relevan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team