Judi Online Masih Marak, Millennial Jadi Target Empuk
Lemahnya keamanan siber jadi salah satu faktor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Masih ingat dengan kasus yang menjerat Apin BK. Dia dan belasan anak buahnya ditangkap setelah diketahui mengoperasikan sekitar 30 situs judi online dari markasnya di Kompleks Cemara Asri, Kabupaten Deliserdang.
Dari tangan Apin, Polda Sumatra Utara menyita barang bukti, berupa rumah, kendaraan, tanah dan aset lainnya senilai Rp157 miliar. Barang bukti ini merupakan hasil dari Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Apin hanya satu dari sekian kasus judi online yang belum terungkap saat ini. Situs-situs judi online itu masih terus bertumbuh sampai sekarang. Millennials, menjadi target empuk sebagai korban.
Apa sebenarnya penyebab judi online sulit diberantas? Para millennials di Kota Medan membahas polemik judi online dalam Diskusi Publik 'Ancaman Judi Online Bagi Generasi Muda' yang digelar Lembaga Kajian Strategis Al Washliyah (LKSA), Kamis (16/3/2023) petang.
Baca Juga: 7 Fakta Polisi Gelapkan Pajak di Samosir Lalu Tewas karena Sianida
1. Keamanan siber di Indonesia masih lemah
Head of the Computer Systems, Network and Security Laboratory, Seniman yang hadir dalam diskusi itu menyebutkan, masifnya sebaran judi online terjadi karena rentannya keamanan siber di Indonesia.
Amatan Seniman, laman judi online ini bahkan menyusup dan muncul pada situs lembaga pemerintahan dan pendidikan. Padahal sepatutnya, para lembaga ini memiliki sistem keamanan tinggi untuk menghempang peretasan oleh hacker.
"Situs yang disusupi kebanyakan situs pemerintah atau pun pendidikan umumnya. Banyak titik kelemahan situs-situs dalam negeri," ungkap Seniman.
Data yang dihimpun Kominfo, ada 675 laman yang telah tersusupi situs judi online. Jumlah tersebut, 221 laman lembaga pendidikan dan 454 laman pemerintahan.
Baca Juga: Prajurit TNI di Sumut Dibacok Usai Cekcok dengan Pencuri Sawit