Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelatih Mali U-17 Adama Diallo (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Pelatih Mali U-17 Adama Diallo (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Deli Serdang, IDN Times - Timnas Mali U-17 tampil superior melawan Uzbekistan dalam gelaran Piala Kemerdekaan yang diadakan di Stadion Utama Sumatera Utara. Pada pertandingan perdana ini, Mali berhasil menaklukkan Uzbekistan dengan skor telak 5-1.

Saat jumpa pers dengan wartawan, Adama Diallo selaku Head Coach Mali, membeberkan rahasia konsisten mereka. Salah satu kuncinya disebut Adama Dialo ialah selalu menargetkan kemenangan dalam setiap pertandingan, tanpa ditawar.

1. Hasrat ingin menang dinomorsatukan dalam skuad Timnas Mali U-17

Konferensi pers Timnas Mali U-17 (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Sejak pluit dibunyikan, Mali U-17 sudah memberi tekanan signifikan saat melawan Uzbekistan. Bermain dengan skema menyerang ini pada akhirnya mengantar Mali dalam kemenangan telak 5-1.

"Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh tim saya, yang terbaik kami bisa menang. Mali selalu bermain untuk menang. Dan berharap selalu menang. Kami juga siap menatap kemenangan di pertandingan berikutnya," kata Pelatih Mali U-17 Adama Diallo, Selasa (12/8/2025).

Sementara itu bagi pemain Mali, kunci kemenangan mereka ialah atas sumbangsih gaya bermain yang kolektif. Setiap lini diajarkan untuk disiplin baik dalam menyerang atau bertahan sekaligus.

"Kunci strategi permainan Mali adalah kolektif. Hanya kolektif. Permainan kolektif adalah yg terbaik, itulah alasan kami menang," timpal pemain Mali.

2. Pelatih: ketika sudah pakai jersey timnas, matipun siap

Pelatih Mali U-17 Adama Diallo (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Timnas Mali dalam gelaran Piala Kemerdekaan merupakan tim yang paling terakhir sampai ke Sumut. Artinya, mereka tak punya waktu yang banyak dalam latihan.

"Kami ke sini untuk persiapan piala dunia. Sebagai runner up di piala Afrika, targetnya di kompetisi ini tentunya kami ingin menang," ujar Adama.

Tak dipungkiri olehnya menjadi kampiun Piala Kemerdekaan adalah harapannya. Itu sebabnya dinpertandingan pertama, pemain Mali selalu bermain ngotot.

"Harus diketahui kami sangat capek. Namun ketika di lapangan kami lupakan itu. Ketika pakai baju timnas, matipun siap, kami akan melakukan yang terbaik," pungkasnya.

3. Akui takluk dari Mali, pelatih timnas Uzbekistan: pemain kami didominasi usia 16 tahun

Konferensi pers dengan pelatih dan pemain Uzbekistan (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Sementara itu Pelatih Uzbekistan U-17, Sergey Chigodaev, memahami ada yang kurang dalam skuadnya. Kekurangan ini dipahami olehnya ialah kematangan dalam segi permainan.

"Bermain dalam pertahanan sangat sulit memang, kami akan mencoba lebih baik di pertandingan berikutnya," aku Sergey Chigodaev.

Hasil telak 5-1 kontra Mali disebut Sergey menjadi pelajaran yang berharga. Terlebih para pemain yang diturunkan Uzbekistan mayoritas berusia 16 tahun.

"Selamat kepada Mali U-17 karena telah berhasil memenangkan pertandingan. Dan ini menjadi pelajaran berharga bagi kami. Perlu diketahui bahwa pemain-pemain kami juga didominasi oleh anak-anak muda yang masih berumur 16 tahun ke bawah. Kami berharap semoga pertandingan berikutnya menjadi lebih baik," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team