Gelandang Timnas U-19, Arkhan Fikri (Dok.PSSI)
Tomi juga tak bisa menahan kekecewaannya terhadap sosok Gubernur Bali, I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menolak timnas Israel dan diyakini turut andil atas pembatalan tersebut.
"Saya terima kasih kepada Pak Gubernur Bali I Wayah Koster dan Ganjar Pranowo yang sukses menjadikan timnas Indonesia terpuruk. Karena merekalah tercatat menjadi sejarah menggugurkan timnas main di Piala Dunia," kata Tomi.
Tomi menceritakan Fikri memang sangat berhasrat untuk main di Piala Dunia. Terakhir dia pulang ke Serdang Bedagai bulan lalu. Dia juga sering berdiskusi dengan sang Ayah soal perkembangan kariernya.
"Setengah bulan lalu dia pulang. Dia banyak curhat dengan kita video call apa-apa tentang timnas masa depan. Walaupun jauh di mata dekat di hati. Kita basic olahraga main bola juga. Dibriefing Shin Tae yong kita juga memberi masukan kelemahan dan kelebihan dia," bebernya.
Kini dengan terkuburnya salah satu mimpi Fikri, Tomi pun berusaha membangkitkan mental sang anak. Menurutnya masa depan Fikri masih terbentang untuk meningkatkan karier sepak bolanya. Bahkan hingga ke luar negeri.
"Pokoknya yang penting latihan, kerja keras dan berdoa. Karena tidak dengan piala dunia pun, dia bisa maju secara individiu. Kalau bisa konsisten terus bisa main di luar. Berharap dia bisa main di Eropa atau luar. Tapi jangan gara-gara ke luar dia cadangan gak pernah dan jam terbang dia gak ada. Jadi harus selektif. Di Indonesia juga begitu, kalau dipilih ke klub yang jam terbangnya kurang, bisa mati kariernya. Walaupun Liga 2, tapi kalau sering main gak masalah," tambah Tomi.
Ke depan Tomi berharap Indonesia tak mendapat sanksi berat soal kegagalan jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 ini. Soalnya itu bisa memengaruhi karier sepak bola sang anak.
"Itulah jalan satu-satunya. Jangan sampai sanksi FIFA itu berat. Mudah-mudahan sanksinya jangan ikut piala dunia aja. Jadi dia bisa tetap main di timnas dan ikut even internasional lainnya," harap Tomi.