Mancini bahkan sudah lama mencium potensi Federico. Jauh sebelum di Piala Eropa ini. Apalagi memang Federico berpotensi jauh melewati pencapaian sang ayah yang hanya mengecap dua turnamen besar bersama Gli Azzuri, Piala Eropa 1996 dan Piala Dunia 1998.
Federico membawa Italia menatap satu tangga menuju juara. Sementara langkah Enrico bersama Azzuri di Piala Eropa 1996 mentok di penyisihan grup.
Chiesa senior sempat mencetak satu gol ke gawang Ceko. Sementara Chiesa junior sudah menceploskan dua gol bersama Azzuri di Piala Eropa. Gol pertama ke gawang Swiss, dan selanjutnya malam tadi ke gawang Spanyol. Total bersama Italia sudah 3 gol.
Soal caps apalagi. Jika sang Ayah mentok di 22 penampilan, kini Federico sudah 31 caps. Dan diyakini akan terus bertambah seiring dengan usianya yang kini masih 23 tahun. Federico tentu sangat bangga dengan pencapaiannya. Apalagi dia mendapat sanjungan dari sang Ayah.
"Sangat luar biasa bisa membawa nama keluarga begitu tinggi di sepakbola Eropa dan dunia. Saya bangga menjadi putra Ayah dan Ibu saya," kata Chiesa kepada Sky Sport Italia usai cetak gol ke gawang Swiss.
"Saya menyadari betapa hebatnya ayah saya. Saya berbicara dengannya di malam hari, dia sangat senang dengan gol itu, tetapi di atas semua itu kami lolos. Sayangnya, dia tidak berhasil melampaui babak 16 besar bahkan di Piala Dunia bersama tim nasional. Namun, dia benar-benar bahagia," katanya.
Kini Federico Chiesa menantikan untuk mengukir sejarah jika mampu membawa Italia juara Piala Eropa setelah puasa gelar sejak 1968. Chiesa senior memang tak mentereng bersama timnas Italia, tapi dia meninggalkan warisan yang berharga untuk prestasi Italia di masa depan. Semoga Chiesa junior bisa mewujudkannya.