Kedudukan 3-2 saat seorang bocah 19 tahun bernomor punggung 25 maju ke titik putih. Inggris tertinggal dari Italia saat adu penalti pada malam puncak Piala Eropa 2020 di Wembley, kandang keramat mereka.
Entah gemetar atau tidak, tapi dari sorotan kamera, Bukayo Saka, bocah yang dimaksud memang sepertinya tegang. Dua kali pemain terbaik Arsenal musim lalu itu menarik napas panjang sebelum melepaskan tembakan.
Di depannya berdiri seorang kiper tinggi besar berpostur 196 cm di bawah mistar. Gianlugi Donnarumma baru saja menggagalkan dua tendangan seniornya Marcus Rashford dan Jadon Sancho. Pun sebelumnya Donnarumma datang dengan kepercayaan diri menghalau penalti striker Spanyol, Alvaro Morata di semi final.
Apa yang ditakutkan terjadi. Tendangan sang bocah dibaca dengan sempurna Donnarumma yang pada akhirnya ditahbiskan sebagai pemain terbaik turnamen. Inggris menangis di Wembley. Di tempat penuh pengharapan. Pun demikian dengan Saka. Dia menutup mukanya dengan jersey. Sadar jika kegagalannya mengubur mimpi orang-orang Inggris yang merindukan gelar juara.
Saka tak sendirian. Kalvin Philips berlari menghampiri. Memeluk dan menenangkannya. Luke Shaw, Harry Kane dan Jordan Henderson serta senior lainnya datang mendekat. Memberi semangat. Saka dapat pembelaan. Pasukan Tiga Singa mendukungnya.