Instagram.com/hendro34kartikocoach
Namun jelang laga berakhir, PSMS harus kehilangan Sahari Gultom yang cedera. Posisinya digantikan Suprayetno. PSMS menjalani adu penalti tanpa Ucok, sapaan akrab Gultom.
"Ucok cedera. Waktu sudah mau akhir pertandingan. Akhirnya digantikan Suprayetno. Pasti sedikit jatuh mental karena Ucok kan kiper utama. Cuma memang yakin Suprayetno ini jago penalti dalam latihan. Dia sempat nahan penalti Ilham Romadhona," kata Slamet.
Sayangnya tiga eksekutor PSMS gagal. Hanya Coly Misrun dan Ariel Gutierez yang gol. Sementara Edu Juanda, Marco dan Slamet Riyadi gagal menjalankan tugasnya. Eksekusi Carlos De Mello yang mengecoh Suprayetno memastikan tiket final untuk PSM. Seperti Deja Vu, PSMS kembali gagal ke final seperti memori dua tahun sebelumnya lawan Persebaya lagi-lagi karena penalti. Dan Hendro Kartiko menjadi aktor yang sama.
"Ya jelas (menyesal). Apalagi sempat unggul tapi gagal mempertahankan karena lengah aja. Kita secara permainan lebih dominan dan banyak peluang. Tapi waktu itu sebelum laga saya agak cedera hamstring agak tertarik. Suntik dan minum obat lalu saya paksakan main. Tapi ya namanya gak rezeki. Tapi salah satu laga yang paling berkesan," kata Slamet yang sepanjang kompetisi selalu main full time dan gak pernah diganjar kartu kuning.
Pada akhirnya PSM juga gagal jadi juara. Mereka tumbang 2-3 dari Persija Jakarta pada final di Senayan.