TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kontroversi Aceh Vs Sulteng, Zulkifli Syukur: Mental Kita Rusak 

Sulteng diganjar 3 kartu merah dan 2 penalti oleh wasit

Pelatih Sulteng Zulkifli Syukur (IDN Times/Doni Hermawan)

Banda Aceh, IDN Times- Duel Aceh kontra Sulawesi Tengah pada babak 8 besar Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Stadion H Dimurthala, Sabtu (14/9/2024) malam jadi sorotan sepak bola nasional. Duel yang dihentikan saat kedudukan imbang 1-1 memasuki babak perpanjangan waktu karena Sulteng menolak melanjutkan laga seiring kontroversi keputusan wasit di laga tersut.

Pelatih Sulteng Zulkifli Syukur menyesalkan kejadian tersebut. Beberapa kali dia melayangkan protes kepada wasit Eko Agus Sugih Harto maupun wasit pengganti Fadli Nurdiana. Namun tak digubris.

Zulkifli kemudian membuat pernyataan di akun instagramnya. "Qadarullah. Permainan sepak bola bukan hanya tentang kalah dan menang, melainkan ada nilai-nilai sporitifitas yang harus kita junjung bersama. Niat saya hanya satu, ingin menjadi bagian dalam, pengembangan pesepak bola muda kita yang ada di Indonesia," kata Zulkifli.

1. Emosi pemain memuncak usai keputusan kontroversial wasit

Menurut Mantan Pemain Sriwijaya, dan PSM Makassar itu keputusan-keputusan wasit dengan memberikan kartu merah dan penalti membuat mental pemain terganggu. Hal itu membuat emosi memuncak.

Ujungnya wasit Eko dibogel pemain Sulteng Rizki hingga terpental. 

"Kasihan kalau mental mereka kita rusak hanya karena sebuah kepentingan. Dan saya juga tidak bisa membenarkan tindakan yang dilakukan oleh pemain saya, tapi patut kita lihat bagaimana hancurnya mental pemain kami sampai emosi mereka sudah tidak bisa terbendung lagi," kata Zukifli.

2. Minta maaf atas tindakan pemain memukul wasit

Begitupun atas tindakan pemainnya yang memukul wasit, Zulkifli meminta maaf. Dia pasang badan atas itu. 

"Saya mewakili tim Sulteng meminta maaf atas perlakukan pemain.Cukuplah saya yang disalahkan atas kejadian tersebut. Semoga ini menjadi pelajaran buat kita semua, terutama insan sepak bola yang menginginkan perubahan sepak bola Indonesia," kata pria berusia 40 tahun itu.

Berita Terkini Lainnya