Ada Masjid Raya Medan di Postingan Instagram Liverpool soal Ramadan

Medan, IDN Times- Setiap momen Ramadan, klub-klub sepak bola baik di Indonesia maupun luar negeri selalu memuat postingan soal ucapan selamat berpuasa Ramadan. Tak terkecuali klub-klub English Premier League (EPL).
Namun ada yang menarik di postingan instagram resmi Liverpool FC untuk fans Indonesia.
1. Ada gambar ilustrasi Masjid Raya Medan Al-Mashun

Dari ucapan selamat Ramadan Liverpool untuk fans Indonesia di instagram resminya, desainnya cukup unik. Soalnya gambar masjid yang ditampilkan adalah Masjid Raya Al-Mashun. Itu adalah salah satu ikon Kota Medan.
Postingan disertai tulisan, "Selamat Berpuasa 1446 H". Selain itu disertakan pula hastag #LFCIndonesia yang menandakan postingan ini untuk fans Indonesia.
2. Banyak yang bertanya soal Masjid Raya ini

Postingan di feed ini sudah disukai 59.274 orang dengan 956 komentar hingga Sabtu (1/3/2025). Warganet asal Medan pun ikut memberikan komentarnya.
Seperti @abbas.360dfs "Kode M Salah mau sholat tarawih di mesjid raya medan nih.."
Begitu juga dengan @arifinilhmlbs yang menuliskan, "MEDAN MENDUNIA". Bahkan akun @masjidsejutapemuda di Bogor ikut berkomentar dengan emoticon api dan tangan.
3. Sejarah Masjid Raya Al-Mashun

Diketahui Masjid Raya Al Mashun adalah landmark Kota Medan dan selalu disinggahi wisatawan. Masjid ini menjadi bukti penting eksistensi dari Kesultanan Deli. Selain Istana Maimun yang megah pastinya. Masjid ini juga ramai tak hanya waktu salat saja. Apa lagi saat Ramadan, pengunjungnya pasti berlipat-lipat jumlahnya.
Era pembangunan Masjid Raya Al Mashun dimulai pada 1906. Perancangnya disebut berasal dari Belanda bernama Van Erp yang lalu diteruskan oleh J.A Tingdeman. Pembangunan memakan waktu tiga tahun dan rampung pada 1909.
Masjid dibangun dengan pengaruh gaya arsitektur khas India, Spanyol dan Timur Tengah. Masjid dirancang berbentuk segi delapan. Menjadi bukti sejarah Kesultanan Deli yang tersohor di masa kejayannya.
Masjid dibangun di masa kepemimpinan Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam. Tepatnya pada 21 Agustus 1906 dan rampung pada 10 September 1909. Konon katanya, pembangunan masjid memakan biaya satu juta gulden (mata uang Belanda dulu) . Memang sangat mewah. Karena sultan berprinsip rumah ibadah harus lebih mewah ketimbang istananya.
Pendanaan pembangunan masjid ini ditanggung sendiri oleh Sultan. Namun konon Tjong A Fie, tokoh Tionghoa dari Kota Medan yang sezaman dengan Sultan Ma’mun Al Rasyid turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.
Dari berbagai sumber menyebutkan, sebagian bahan bangunan masjid diimpor dari luar negeri. Antara lain, marmer untuk dekorasi diimpor dari Italia, Jerman dan kaca patri dari Cina dan lampu gantung langsung dari Prancis.
JA Tingdeman, sang arsitek merancang masjid ini dengan denah simetris segi delapan dalam corak bangunan campuran Maroko, Eropa dan Melayu dan Timur Tengah. J.A Tingdeman tampaknya memang begitu jenius dalam merancang Masjid Raya Al Mashun. Masjid dibentuk persegi delapan. Di setiap penjurunya diberi beranda dengan atap kubah hitam. Melengkapi kubah utama yang berukuran paling besar.
Bangunan masjid terbagi menjadi ruang utama, tempat wudhu, gerbang masuk dan menara. Lalu Ruang utama, tempat sholat, berbentuk segi delapan tidak sama sisi. Pada sisi berhadapan lebih kecil, terdapat ‘beranda’ serambi kecil yang menempel dan menjorok keluar.