Sumbang Emas Terbanyak Sumut Setiap PON, Wushu Tak Punya Venue Latihan
Darsen: Selama ini kita hanya menumpang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Wushu ingin melanjutkan tradisi kontribusi positifnya untuk Sumatra Utara di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 mendatang. Sejak 2004, Wushu konsisten menjadi penyumbang medali terbanyak untuk Sumut.
Ketua Pengurus Provinsi Wushu Indonesia (WI) Sumatra Utara Darsen Song mengatakan tradisi itu akan coba dilanjutkan. Soal target seperti biasa wushu tak mau muluk-muluk.
"Sejak PON Palembang, berlanjut di Kaltim, Riau, Bandung dan Papua, wushu masih menjadi cabor medali terbanyak untuk kontingen Sumut. Apalagi sebagai tuan rumah nanti, kami punya keinginan dan memertahankan tradisi yang sudah kami lakukan sebelumnya. Kami targetkan 5 medali emas, tapi biasanya kami selalu melebihi target," kata Darsen di Posko Publikasi PON XXI Kantor Dispora Sumut.
Baca Juga: Pencak Silat Sumut Siap Akhiri Puasa Emas di PON 2024
1. Wushu sudah gelar persiapan sejak awal 2022
Untuk itu begitu selesai PON Papua 2021 lalu, Wushu langsung bersiap. Sejak Januari 2022 mereka sudah menggelar pelatda sendiri sebelum program KONI Sumut.
"Walaupun program pelatda berjalan belum ada arahan khusus mengenai akomodasi dan konsumsi, kami sudah mewajibkan atlet tinggal di padepokan WI. Selanjutnya selama 3-4 bulan kami melakukan promosi dan degradasi, kami ingin atlet yang benar-benar berkualitas," katanya.
Untuk kali ini WI Sumut tak hanya mengandalkan nomor taolu dan sanda. Namun ada penambahan nomor tradisional yakni wingchun.
"Ada penambahan satu yakni wingchun (tradisional). Memerebutkan satu medali emas untuk putra dan putri. Di nomor itu kita menurunkan Charles yang pernah menjadi juara dunia untuk taolu. Kita juga mengandalkan Sanda sejak PON Jawa Barat dan Papua. Sementara Taolu selalu kita andalkan sejak dulu mendulang medali," katanya.
Peta persaingan untuk PON mendatang diakui Darsen tak ingin membuat wushu bersantai. Saat ini Jawa Timur dan DKI Jakarta menjadi ancaman serius untuk taolu, sementara untuk sanda, kemajuan pesat ditunjukkan Jawa Tengah.
Baca Juga: Bidik 6 Emas PON 2024, Cabor Renang akan Try Out ke Luar Negeri