Sentuhan Magis Ecofriendly Board, Sulap Sampah Plastik jadi Furniture
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Berangkat dari keprihatinan melihat banyaknya sampah plastik yang semakin tak terkontrol, Tom Sinaga, mampu mendirikan sebuah badan usaha yang berhasil mengganti komoditas furniture yang bersumber dari kayu menjadi plastik hasil daur ulang. Tom mengatakan jika badan usaha dengan konsep tersebut merupakan satu-satunya yang ada di Sumatra Utara, bahkan pulau Sumatra!
Misi ramah lingkungan Tom usung tinggi-tinggi. Semata hal tersebut juga dapat membantu mengurangi kecenderungan orang-orang menggunakan bahan baku kayu sekaligus mengurangi pencemaran sampah platik yang sangat sulit terurai. Semua gagasan dan misi itu Tom wujudkan dalam workshop miliknya yang diberi nama "Ecofriendly Board".
1. Berawal dari keresahan banyaknya sampah plastik yang dibawa banjir rob, Tom sulap jadi bahan-bahan furniture
Tepatnya sekitar satu setengah tahun yang lalu, sebagaimana tempat domisili Tom yang berada di Belawan kerap dilanda banjir rob tiap tahunnya sekaligus membawa dampak pencemaran lingkungan. Banjir rob yang di titik tertentu dapat mencapai ketinggian sekitar pinggang orang dewasa ini ketika surut banyak meninggalkan sampah-sampah plastik di jalanan bahkan di halaman-halaman rumah.
"Saya melihat ini sangat miris, jadi kita mencoba untuk mencari tahu apa sih solusinya? Saya ngobrol dengan teman-teman, coba buat mesin recycle, dan kita juga sudah megang konsep, maka kita berani mencoba mendaur ulang sampah menjadi papan dan balok-balok sebagai komoditas furniture," kata Tom.
Tak dipungkiri oleh Tom, gagasan tersebut terealisasi karena telah melalui berbagai macam tahap eksperimen. Tom memulainya karena dirinya sendiri sudah sangat resah terkait isu sampah plastik yang telah mengglobal.
"Saya buat hari ini bahan baku furniture yang ramah lingkungan, supaya untuk mengingatkan saya juga untuk selalu mengedukasi agar ke depannya masyarakat bisa memanfaatkan plastik daur ulang. Jadi penebangan pohon akan menjadi semakin berkurang," lanjut Tom.
2. Ecofriendly Board hasilkan meja, bangku, tiang lampu, dan hiasan dari sampah plastik daur ulang
Salah satu yang paling spesial dari Ecofriendly Board yang didirikan Tom adalah mesinnya. Mesin yang mampu mengonversi sampah plastik menjadi lelehan padat untuk bahan baku balok ini diproduksi sendiri, alias karya anak bangsa. Bahkan pada beberapa badan usaha sejenis di Indonesia, seperti Bali contohnya, Tom menyebutkan mesin tersebut diimpor dari Denmark.
"Dengan mesin itu, kita telah menghasilkan beberapa karya. Seperti meja, bangku, tiang lampu, jam, alat-alat hiasa, dan beberapa furniture lainnya," ungkap Tom.
Pria yang aktif pada isu kepedulian lingkungan ini menjelaskan jika perharinya mereka bisa menghabiskan sampah plastik sekitar 250 kg sampai 500 kg. Di mana jika ingin membuat papan dari bahan daur ulang sepanjang 2 meter, dibutuhkan sampai 16 kg sampah plastik.
"Yang kita olah ini adalah sampah-sampah plastik bekas yang hasilnya dari rumah tangga dan hasil-hasil limbah lain. Sampah plastik ini berikutnya kami kelola menjadi papan atau balok sepanjang 2 meter, lalu dibentuk jadi apa saja termasuk meja," ungkapnya.
Baca Juga: Jejak Harum Tan Malaka Didik Anak Kuli Kontrak di Deli Serdang
3. Ecofriendly Board bantu pemerintah kurangi sampah plastik dan TPA yang overload
Sampah-sampah plastik selain Tom bawa dari perusahaan pengiriman barang, juga Tom dapatkan dari masyarakat Belawan dan P3SU. Tom mengatakan ada kontribusi menjaga kebersihan dan lingkungan melalui aktivitas itu. Plastik yang sudah didapatnya akan dicacah dan dihaluskan sebelum masuk ke penggilingan.
"Sampah plastik yang sudah dikumpulkan akan bersihkan, kemudian kami cacah untuk yang belum halus. Setelah itu kami masukkan ke dalam mesin untuk kita cairkan menjadi cairan berbentuk seperti dodol. Terus kita masukkan ke dalam molding dan kebetulan molding kita berupa papan sepanjang 2 meter. Dari papan dan balok, kita bisa membuat apa saja furniture-nya," jelas Tom.
Saat ini, dirinya telah memperkerjakan 4 orang karyawan yang memegang mesin dan 8 orang pengerajin yang membentuk bahan-bahan baku furniture menjadi benda siap pakai.
"Kita di samping membantu pemerintah untuk mengurangi sampah plastik, di mana TPA sangat over saat ini, kita juga mengedukasi banyak orang dengan produk recycle. Di mana produk ini menjadi solusi yang tepat untuk menggantikan kayu yang biasanya melibatkan aktivitas penebangan dan penggundulan pohon. Iklim ramah lingkungan akan kita ciptakan," jelasnya.
4. Bahan baku dari daur ulang sampah plastik lebih kokoh dibandingkan dari kayu
Selain esensi nilai yang ramah lingkungan, dalam segi kualitas bahan-bahan hasil daur ulang sangat bagus dan kuat, tak kalah dari bahan yang bersumber dari kayu. Tom mengajak tim IDN untuk membuktikannya. Berat meja yang terbuat dari bahan daur ulang butuh 6 orang untuk mengangkatnya. Selain komposisinya yang benar-benar padat, Tom mengatakan banyak keunggulan lain dari barang-barang yang diciptakannya.
"Kita pastikan barangnya lebih kokoh, lebih tahan lama, tahan air, anti rayap, juga anti maling karena sangat berat," bebernya.
Salah satu yang unik adalah bahan baku yang Ecofriendly Board buat tidak ada campuran khusus, alias murni dari sampah plastik tanpa campuran bahan lain dan zat kimia lain.
"Untuk membuat meja besar butuh sampah plastik sebanyak satu pick up setengah. Jika dikilogramkan bisa mencapai 250 kg sampah plastik. Karena begitu kokoh, untuk merakit papan menjadi meja kami menggunakan baut, bukan paku," jelasnya.
5. Ciptakan lampu panel surya yang bisa jadi solusi penerangan pusat kota
Kepada IDN Times Tom menunjukkan maha karyanya yang lagi-lagi bersumber dari plastik daur ulang. Tom memperkenalkan sebuah lampu panel surya yang dikombinasikan dengan tiang yang sangat kokoh dan berat.
"Ini lampu tenaga surya terbuat dari 60 kg sampah plastik. Jadi malam dia hidup sendiri, menjelang pagi dia mati sendiri menyerap cahaya, dan ini benar-benar ramah lingkungan. Saya sangat puas dengan maha karya ini," kata pria berkacamata itu.
Melihat potensi besar dari daur ulang sampah plastik yang dapat berguna, Tom menyampaikan harapan besarnya. Ia ingin maha karyanya yang murni dari sampah itu dapat mejeng menjadi fasilitas-fasilitas kota, baik di taman, lapangan, sampai trotoar.
"Saya ingin kita bisa goal barang-barang kita, dipajang di produk-produk dan taman-taman kota, contohnya di Kesawan yang saat ini sedang revitalisasi. Setelah itu kita mau dan berharap sekali pemerintah mau mendukung kita," harapnya.
Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution, sendiri pernah memantau langsung workshop yang didirikan Tom ini. Mulai dari proses pembuatannya sampai menjadi barang siap pakai.
"Perizinan kita dibantu oleh Pak Wali, termasuk beliau juga yang mengasih semangat sama kita. Karena janji Pak Wali barang-barang seperti ini akan dipajang di pusat kota," pungkasnya.
Baca Juga: Kenapa Sampah Tidak Dibuang ke Ruang Angkasa? Ini Alasannya!