Museum Negeri Sumatera Utara: Sejarah dan Koleksi  

Dikategorikan sebagai museum umum

Medan, IDN Times- Sumatra Utara memiliki beberapa museum salah satunya adalah Museum Negeri Sumatra Utara. Museum ini diresmikan pada tanggal 19 April 1982 oleh Daoed Yoesoef yang menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu.

Pada saat pendiriannya, peletakkan batu pertama yang berbentuk makara dilakukan pada tahun 1954 oleh Ir. Sukarno selaku presiden pertama Republik Indonesia. Oleh karena itu, museum ini dikenal dengan nama Gedung Arca. Museum ini terletak di Jalan HM Jhoni Nomor 15 Medan.

1. Dikategorikan sebagai museum umum

Museum Negeri Sumatera Utara: Sejarah dan Koleksi  IDN Times/Masdalena Napitupulu

Museum ini berdiri di atas lahan seluas 10.468 meter persegi, terdiri dari dua lantai bangunan utama yang berfungsi sebagai ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang audio visual, ruang kepala museum, ruang administrasi, perpustakaan, film mikro, ruang komputer, dan gudang.

Berdasarkan koleksi yang dimiliki, Museum Negeri Provinsi Sumatra Utara dikategorikan sebagai museum umum. Sebagian besar koleksinya berasal dari Sumatera Utara berupa benda-benda cagar budaya mulai dari prasejarah, pengaruh Hindu-Buddha klasik, Islam, hingga sejarah perjuangan masa kini. 

Baca Juga: Melihat Koleksi Ratusan Senjata Swarna Dwipa di Museum Negeri Sumut

2. Tampilkan jejak peradaban awal Sumatra Utara

Museum Negeri Sumatera Utara: Sejarah dan Koleksi  IDN Times/Masdalena Napitupulu

Museum ini menampilkan jejak peradaban awal Sumatra Utara, zaman megalitikum. Koleksi yang ditampilkan antara lain temuan budaya megalit seperti peti mati batu (sarkofagus), benda-benda religi seperti patung batu dan kayu, tongkat perdukunan, wadah obat dari gading, dan koleksi manuskrip Batak kuno yang ditulis di atas kulit kayu yang disebut pustaha Laklak.

Peradaban Hindu dan Budha menyebar ke Indonesia seiring dengan meluasnya perdagangan Asia sekitar abad ke-2 Masehi. Terdapat koleksi peninggalan agama Hindu-Buddha yang ditemukan di Sumatra Utara di antaranya temuan situs purbakala Padang Lawas dan situs percandian kota-kota Tionghoa. Sejumlah koleksi terkait Hindu-Buddha ini meliputi arca batu, perunggu, pecahan gerabah, mata uang kuno, dan replika candi induk Candi Bahal I.

3. Terdapat artefak peninggalan Islam dan koleksi lainnya

Museum Negeri Sumatera Utara: Sejarah dan Koleksi  IDN Times/Masdalena Napitupulu

Selain itu, terdapat artefak peninggalan Islam seperti replika makam dari batu nisan umat Islam yang ditemukan di Barus, Sumatra Utara. Ada pula peninggalan Islam bercorak nisan khas Batak, sebagian Al-Qur'an, dan manuskrip Islam kuno yang ditulis dengan tangan. Terdapat pula replika masjid di Medan Azizi.

Sebelum pemerintah Hindia Belanda dan memerintah di Sumatra, para pengusaha dari Eropa khususnya Jerman telah datang dan mendirikan perkebunan di Sumatra. Koleksi kolonial membawa kita kembali ke masa itu, ketika kemajuan perkebunan sebagai ladang telah melahirkan kota multikultural yang kaya, unik, dan menarik. 

Koleksi yang ditampilkan antara lain komoditas perdagangan kolonial, alat, mata uang perkebunan, foto-foto bersejarah yang langka, model figur kolonial, serta replika kehidupan masa lalu Kota Medan. Seperti daerah lainnya di Indonesia, Sumatra Utara telah menumbuhkan benih-benih perlawanan terhadap penjajah jauh sebelum kemerdekaan. 

Hal ini dapat dilihat dari koleksi-koleksi museum yang berupa senjata tradisional dan modern, obat tradisional, peralatan komunikasi yang digunakan untuk melawan penjajah. Juga menampilkan lukisan kepahlawanan dan poster propaganda masa perang.

Baca Juga: Potret Pameran Senjata Swarna Dwipa di Museum Negeri Sumut

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya