Kisah Tunggal Panaluan, Tongkat Sakti Suku Batak yang Melegenda

Dalam pembuatannya dilakukan ritual

Medan, IDN Times- Salah satu peninggalan Suku Batak adalah Tunggal Panaluan. Ini dikenal juga sebagai Tongkat Suku Batak. 

Tongkat ini disebut saksti dan terukir berbagai macam warga. Berikut hal yang pernu kamu tahu soal Tunggal Panaluan. 

1. Terbuat dari kayu tada-tada dan ritual

Kisah Tunggal Panaluan, Tongkat Sakti Suku Batak yang MelegendaPresiden Jokowi mengenakan baju adat batak toba saat hadiri Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (dok. Sekretariat Presiden)

Tongkat Tunggal Panaluan terbuat dari kayu tada-tada yang dipotong menjadi tongkat dan diukir pada bagian-bagian tongkatnya menyerupai wajah manusia. Dalam pembuatan tongkat ini diadakan ritual sesajen dan berpuasa.

Maka dari itu, tongkat ini menjadi benda yang sangat sakral. Menurut masyarakat Toba, tongkat ini adalah tongkat sakti. Dengan panjangnya yang mencapai 150-200 meter, tongkat ini begitu panjang untuk ukuran manusia biasa.

Baca Juga: Sejarah Batak Mission, Misi Kristen untuk Orang Batak 

2. Dikenal sebagai tongkat suku Batak

Kisah Tunggal Panaluan, Tongkat Sakti Suku Batak yang MelegendaIlustrasi orang Batak (IDN Times/Prayugo Utomo)

Tunggal Panaluan atau dikenal sebagai tongkat suku Batak ini memiliki asal-usul yang beredar di masyarakat Batak. Zaman dulu ada raja yang memiliki dua anak kembar, yang satu laki-laki dan yang satu perempuan. Kedua anak raja itu melakukan hubungan terlarang. 

Padahal masyarakat Batak melarang hubungan sedarah, bahkan hubungan semarga. Tetapi mereka tetap melakukan hubungan tersebut. Akhirnya mereka tersedot ke dalam pohon berkayu besar. Saat pagi mereka, si saudara kembar belum kembali ke rumah. Raja pun khawatir dan memerintahkan seorang Datu atau Dukun untuk mencari mereka. Saat di hutan, Dukun tersebut menemukan saudara kembar anak sang raja terperangkap di dalam pohon besar. 

Ketika Dukun mencoba mengeluarkan, dia tidak bisa dan ikut tersedot. Dipanggillah tiga orang Dukun untuk mengeluarkan mereka namun malah ikut tersedot juga. Sampai sang raja memanggil Dukun paling sakti, tetapi hasilnya nihil karena tidak bisa dan ikut tersedot ke dalam pohon. Lalu dipotonglah pohon itu lalu diukir dengan wajah-wajah orang yang tersedot. Pada ukiran atas terdapat wajah raja.

Tongkat ini pada zaman dulu dipercaya untuk mendatangkan hujan, menjaga rumah, mendatangkan rezeki, serta menyembuhkan seseorang. Karena berbagai kegunaan tersebut maka Tunggal Panaluan sangat terkenal pada saat dahulu.

Pemilik dari Tunggal Panaluan adalah seorang Datu atau Dukun Batak. Dia menggunakan tongkat ini guna menyerap ilmu kesaktian yang ada pada Tunggal Panaluan. Tongkat ini adalah tongkat yang menunjukkan kesaktian Datu atau Dukun Batak pada saat itu.

3. Kisah lain terkait Tunggal Panaluan

Kisah Tunggal Panaluan, Tongkat Sakti Suku Batak yang MelegendaIDN Times/Arifin Al Alamudi

Ada kisah lain mengenai Tunggal Panaluan, yaitu kisah tentang suami istri yang belum dikaruniai seorang anak. Mereka Bernama Datu Arah Pane dan Nan Sindak Panaluan. Mereka selalu berdoa agar dikaruniai anak. Hingga setelah 8 tahun sang istri mengandung anak pertama mereka. Sang istri melahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan. Setelah dewasa anak-anaknya malah bertingkah seperti sepasang kekasih.

Suatu ketika hujan tidak turun selama tiga bulan dan para Datu mengatakan hal tersebut dikarenakan adanya hubungan terlarang sesama saudara kandung. Mata semua masyarakat tertuju pada kedua saudara kembar, lalu mereka diusir dari kampung. Ayah mereka membangunkan lumbung padi untuk mereka tinggali dan sesekali orangtua mereka menjenguk serta membawa makanan.

Suatu ketika kedua saudara kembar tersebut tersedot ke dalam pohon saat mengambil buah. Anjingnya menggonggong untuk memanggil kedua orang tua mereka. Orang tuanya memanggil para Datu untuk menolong kedua anak mereka tetapi ikut tersedot. Lalu memanggil Datu Parpansa. Datu tersebut berdoa dan meminta sajian serta tari tor-tor. Lalu menebang pohon tersebut dan membawa ke desa. Dibuatlah menjadi tongkat dan diukir dengan wajah-wajah orang yang tersedot.

4. Tongkat yang dianggap sakti

Kisah Tunggal Panaluan, Tongkat Sakti Suku Batak yang MelegendaPresiden Jokowi mengenakan baju adat batak toba saat hadiri Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (dok. Sekretariat Presiden)

Karena dimiliki oleh dukun, tongkat ini selalu dianggap sakti. Bahkan saat zaman Belanda, banyak orang yang memburu tongkat ini untuk dijadikan sumber kekuatan. Tunggal Panaluan tidak diketahui tempatnya di zaman sekarang, tetapi kamu dapat melihatnya di Anjungan Sumut di Taman Mini Indonesia Indah guna melihat replika Tunggal Panaluan.

Itulah informasi dan ulasan mengenai Tunggal Panaluan, tongkat suku Batak. Meskipun sudah tidak diketahui keberadaannya, namun kamu dapat mencari tahu sejarahnya lewat literatur.

Baca Juga: Melihat Koleksi Ratusan Senjata Swarna Dwipa di Museum Negeri Sumut

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya