4 Tokoh Penguasa Perempuan Dalam Sejarah Kerajaan Kuno di Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tercatat ada banyak sekali kerajaan yang pernah berjaya di Indonesia. Bahkan sejumlah kerajaan kuno di Indonesia sempat memperluas pengaruhnya hingga ke luar pulau.
Berbicara soal kejayaan kerajaan kuno di Indonesia, maka tak lepas peran sosok penguasa di dalamnya. Hampir sebagian besar penguasa kerajaan adalah laki-laki. Namun, sejarah juga mencatat sejumlah tokoh perempuan dari balik singgasana kerajaan di Indonesia.
Siapa sajakah tokoh penguasa perempuan yang tercatat dalam sejarah kerajaan di Indonesia? Berikut adalah 4 tokoh perempuan yang menjadi ratu kerajaan dalam sejarah kerajaan di Indonesia.
1. Sri Isyanatunggawijaya (-) (Mataram Kuno)
Seorang tokoh perempuan yang sempat menduduki kekuasaan di Kerajaan Mataram Kuno adalah Sri Isyanatunggawijaya. Sri Isyanatunggawijaya merupakan putri dari Pu Sindok yang berkuasa di Mataram Kuno pada tahun 929-948.
Dikutip buku Perempuan Jawa Kedudukan dan Perannya dalam Masyarakat Abad VIII-XV karya Titi Surti Nastiti, sumber sejarah yang mencatat perihal Sri Isyanatunggawijaya adalah prasasti Silet dan prasasti Pucangan.
Sayangnya catatan waktu kapan Sri Isyanatunggawijaya berkuasa sebagai ratu di Mataram Kuno belum diketahui hingga sekarang. Namun, yang jelas putri Pu Sindok itu berkuasa di kerajaan menggantikan ayahnya.
2. Tribhuwana Tunggadewi 1328-1350 (Majapahit)
Tokoh perempuan selanjutnya yang menjadi ratu di kerajaan kuno Indonesia adalah Tribhuwana Tunggadewi. Tribhuwana Tunggadewi memerintah Majapahit menggantikan kakaknya yang bernama Jayanegara.
Tribhuwana Tunggadewi memerintah Majapahit dibawah bimbingan dan pengawasan ibunya yang bernama Gayatri, sebagaimana tercatat dalam Prasasti Geneng II.
Pada masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi Kerajaan Majapahit mulai memasuki masa kejayaannya. Pada masa kekuasaannya lah Gajah Mada mengucapkan ikrar sumpah palapa yang terkenal hingga saat ini.
Tribhuwana Tunggadewi memutuskan untuk turun tahta pada tahun 1350 setelah kematian ibunya dan kekuasaan Majapahit diserahkan kepada putranya yang bernama Hayam Wuruk.
Baca Juga: Pengertian dan Sejarah Senam Aerobik yang Populer Tahun 70-an
3. Sultanah Nahrasiyah 1406-1428 (Samudra Pasai)
Sultanah Nahrasiyah merupakan keturunan Sultan Malik Al-Saleh, salah satu penguasa Kerajaan Samudra Pasai. Nahrasiyah menjadi penguasa menggantikan ayahnya Sultan Zainal Abidin yang wafat pada tahun 1405.
Dikabarkan Sultanah Nahrasiyah dikenal sebagai sosok penguasa yang bijaksana, adil, dan sangat peduli terhadap rakyatnya. Selain itu, Sultanah Nahrasiyah juga berhasil menjaga hubungan baik dengan kerajaan tetangga.
Sultanah Nahrasiyah wafat pada tahun 1428 dan dimakamkan bersebelahan dengan ayahnya. Museum Nasional Indonesia menginformasikan bahwa makam Sultanah Nahrasiyah merupakan makam terindah di Asia Tenggara.
4. Suhita 1429-1447 (Majapahit)
Selain Tribhuwana Tunggadewi, tokoh penguasa perempuan dari Majapahit lainnya adalah Suhita. Suhita berkuasa di Majapahit pada tahun 1429-1447.
Suhita berkuasa di Majapahit menggantikan ayahnya Raja Wikramawarddhana yang berkuasa di Majapahit pada tahun Dalam teks Pararaton diketahui bahwa Suhita disebut juga sebagai Prabhu Stri atau Raja Perempuan.
Suhita tampil sebagai penguasa dengan wibawa yang kuat. Hal tersebut ditandai dengan tidak adanya pemberontakan ataupun pertempuran pada masa pemerintahan Suhita di Majapahit.
Pada masa pemerintahan Suhita juga diketahui telah dibangunnya kembali sejumlah bangunan candi yang menyerupai punden berundak di sekitar lereng gunung. Sayangnya, hingga saat ini belum ditemukan peninggalan berupa prasasti dari masa kekuasaan Suhita.
Suhita wafat pada tahun 1447 tanpa meninggalkan keturunan, sehingga kekuasaan Majapahit jatuh ke tangan adiknya yang bernama Krtawijaya.
Demikianlah 4 tokoh penguasa perempuan pada masa kerajaan kuno di Indonesia. Munculnya tokoh penguasa perempuan di kerajaan kuno Indonesia menandakan bahwa sejak era klasik perempuan telah memperoleh haknya sebagai seorang penguasa.
Baca Juga: 8 Anggota Keluarga Kerajaan di Missing Crown Prince, Gak Semua Baik!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.