Mengenal Masjid Jamik Ismailiyah, Didirikan Raja Soeloeng Laoet 1880

Kini menjadi salah satu cagar budaya di Serdang Bedagai

Serdang Bedagai, IDN Times - Kecamuk dari penjajahan yang diciptakan kolonial Belanda di wilayah Sumatra Timur tak membuat Kerajaan Bedagai yang memiliki otoritas di wilayah Teluk Mengkudu, Sei Rampah, Tanjung Beringin, Bandar Khalifah, dan Dolok Masihul ini tenggelam. 

Bahkan, Kerajaan Bedagai yang memiliki corak dan hubungan langsung dengan Kesultanan Deli ini, disebut Badaruddin selaku BKM Masjid bersejarah peninggalan Kerajaan tersebut, jarang diusik oleh Belanda. Hal ini sedikit banyak terjadi karena pengaruh Kesultanan Deli. 

Kesultanan Deli yang menjalin hubungan kerja sama dengan Belanda lewat izin konsesi perkebunan Tembakau, disebut menjadi alasan mengapa Belanda juga tak ingin mengusik Kerajaan Bedagai. Termasuk salah satu bangunan yang didirikan sekaligus menjadi napas Keislaman di wilayah pesisir Serdang Bedagai, yakni Masjid Jamik Ismailiyah.

1. Didirikan oleh pemimpin Kerajaan Bedagai, H. Tengkoe Ismail (Soeloeng Laoet) tahun 1880

Mengenal Masjid Jamik Ismailiyah, Didirikan Raja Soeloeng Laoet 1880Masjid Jamik Ismailiyah peninggalan Kerajaan Bedagai yang masih kokoh (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Masjid Jamik Ismailiyah sampai saat ini masih berdiri kokoh di wilayah Tanjung Beringin, Serdang Bedagai. Masjid yang didirikan di wilayah pesisir tersebut cukup memantik perhatian pengunjung lewat sejarah dan arsitekturnya yang sampai saat ini masih dipertahankan dengan baik.

"Masjid Jamik Ismailiyah didirikan oleh H. Tengkoe Ismail yang mendapat gelar kehormatan Soeloeng Laoet pada tahun 1880. Beliau ini merupakan putra dari Sultan Deli (Sultan Oesman) dan dipercaya menjadi pemimpin di Kerajaan Bedagai," kata Badaruddin.

Gelar Soeloeng Laoet yang disematkan di balik nama besar pemimpin Kerajaan Bedagai itu dikatakan Badaruddin karena peristiwa sejarah. Di mana H. Tengkoe Ismail dilahirkan saat dalam perjalanan melintasi laut dari Belawan menuju Bedagai.

"Masjid ini merupakan maha karya Raja Tengkoe Ismail. Sampai saat ini Masjid Jamik Ismailiyah masih menjalankan fungsinya sebagai tempat beribadah sekaligus jejak religi Keislaman di Serdang Bedagai," lanjutnya.

2. Arsitektur Masjid Jamik Ismailiyah tetap dipertahankan bentuk aslinya

Mengenal Masjid Jamik Ismailiyah, Didirikan Raja Soeloeng Laoet 1880Pintu masuk Masjid Jamik Ismailiyah (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Saat sampai di Masjid Jamik Ismailiyah, mata pengunjung akan tergugah dengan arsitektur klasiknya. Masjid ikonik satu ini tak banyak diubah struktur bangunannya. Berdasarkan data yang dihimpun dari Pemkab Serdang Bedagai, Masjid Jamik Ismailiyah bahkan hanya mengalami pemugaran selama dua kali saja. Termasuk penambahan menara masjid pada tahun 1982.

"Struktur atap tak mengalami banyak perubahan, termasuk juga kubahnya. Hanya tiang-tiang masjid yang diubah, yang semula kayu menjadi cor-coran," kata pria yang juga kerap menjadi imam di masjid ini.

Badaruddin tak urung menunjukkan serambi masjid yang lantainya sekaligus menjadi pondasi bangunan agar berdiri kokoh. Masjid Jamik Ismailiyah dikelilingi oleh batu seberat ratusan kilogram yang tersusun rapi. Batu itu disebut Badaruddin sebagai "batu penang".

"Sekarang jarang sekali ditemukan ada masjid yang masih menggunakan pondasi batu alam (batu penang) seperti ini," ujarnya.

Di sisi masjid, kusen-kusen jendela masih tampak kokoh meski telah berusia ratusan tahun. Begitu pula dengan kayu-kayu yang menyanggah atap masjid. Jika pengunjung telah sepenuhnya masuk ke serambi, masjid ini terlihat dengan jelas dikelilingi batu dan cor-coran berbentuk kursi yang panjang. Badaruddin mengatakan jika hal tersebut secara fungsi arsitektur juga berguna menyanggah masjid agar berdiri kokoh sekaligus menahan masjid dari luapan air sungai.

3. Salah satu cagar budaya Serdang Bedagai yang bersebelahan dengan istana kerajaan yang kini tinggal puing

Mengenal Masjid Jamik Ismailiyah, Didirikan Raja Soeloeng Laoet 1880situs tiga meriam yang berada di dekat Masjid Jamik Ismailiyah dan istana Kerajaan Bedagai (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Dahulu, tepat di sisi kanan masjid berdiri kokoh istana Kerajaan Bedagai. Namun sekarang istana tersebut sudah tidak ada. Hanya batu pondasinya saja yang menjadi bekas peninggalan dan masih tampak. 

Tak jauh dari Masjid Jamik Ismailiyah, ada bekas peninggalan aset perang yang berupa 3 unit meriam. Meriam-meriam itu dipajang di tugu juang 45 Kecamatan Tanjung Beringin.

"Masjid ini merupakan cagar budaya bagi Serdang Bedagai. Jika ingin mengamati sejarah, bisa datang ke sini. Beberapa perguruan tinggi negeri juga sering melakukan penelitian di Masjid Jamik Ismailiyah. Sayangnya cuma masjid ini yang berdiri kokoh, istana kerajaan bahkan sudah tinggal puing," ujar Badaruddin.

Secara geografis, Masjid Jamik Ismailiyah berada di wilayah pesisir pantai. Bahkan lokasinya bertepatan di sisi sungai Bedagai. Sehingga tak heran jika di kawasan masjid ini kerap kena imbas air sungai yang meluap.

"Saat banjir untungnya air tidak masuk ke masjid. Hanya menggenang di halaman belakang masjid, tepatnya di kuburan," ujar pria tua itu.

 

4. Pengunjung kerap ziarah ke makam Raja Bedagai Tengkoe Ismail tepat di belakang masjid

Mengenal Masjid Jamik Ismailiyah, Didirikan Raja Soeloeng Laoet 1880Komplek pemakaman keluarga Raja Negeri Bedagai beserta para panglimanya, kerap menjadi kunjungan religi peziarah (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Masjid Jamik Ismailiyah memberikan pengalaman wisata religi yang menarik. Selain karena sejarahnya, di belakang masjid juga ada komplek pemakaman keluarga Raja Bedagai.

"Di sini disemayamkan Raja Negeri Bedagai Tengkoe Ismail beserta anaknya. Di dekat komplek pemakaman keluarga Raja Bedagai, juga disemayamkan kuburan tangan kanan raja dan para panglimanya. Imam-imam besar Masjid Jamik Ismailiyah juga ikut disemayamkan di sini," beber Badaruddin.

Pengunjung yang datang baik keturunan Raja Bedagai atau masyarakat awam kerap datang ke Masjid Jamik Ismailiyah sembari berziarah. Orang-orang penting juga kerap datang berziarah. Hal ini salah satunya karena nama besar Kerajaan Bedagai yang turut mengilhami nama Kabupaten di wilayah ini, yang diambil berdasarkan nama kesultanan Serdang dan Kerajaan Bedagai.

"Dulu juga ada datang keluarga dari imam pertama di Masjid Jamik Ismailiyah, namun kuburannya tidak ketemu. Kami percaya jika sang Imam dikuburkan di sini," tambah Badaruddin.

5. Aktif melakukan kegiatan keagamaan seperti tabligh akbar

Mengenal Masjid Jamik Ismailiyah, Didirikan Raja Soeloeng Laoet 1880Menara Masjid Jamik Ismailiyah yang dibangun sekitar tahun 1982 (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Kini, Masjid Jamik Ismailiyah telah memiliki fasilitas yang mendukung berkat sumbangan dari para Zuriah Kerajaan Bedagai. Mulai dari AC hingga fasilitas lain yang membuat masjid satu ini tetap eksis dan indah.

Pengurus BKM Masjid Jamik Ismailiyah dilindungi langsung oleh Camat Tanjung Beringin, KA KUA Tanjung Beringin, MUI Tanjung Beringin, hingga Kades Pekan Tanjung Beringin.

"Aktivitas keagamaan juga sering dihelat di masjid kami, baik itu tabligh akbar dan kegiatan lain," aku Badaruddin.

Dulu masjid ini juga memiliki bedug. Namun karena bedug sudah rusak, sekarang diganti menggunakan pengeras suara. Hingga saat ini Masjid Jamik Ismailiyah menjadi primadona di Serdang Bedagai. Anak-anak Tanjung Beringin juga ramai mengunjungi masjid Jamik Ismailiyah yang seolah juga dianggap menjadi rumah mereka sangking nyamannya berada di naungan masjid tua ini.

Baca Juga: Ini Nama 45 Caleg DPRD Serdang Bedagai Hasil Rekapitulasi KPU

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya