Kisah Nahas Sang Datuk di Balik Nama Desa Matapao yang Masyhur

Cerita Datuk Pao diabadikan lewat monumen Keramat Kuda

Serdang Bedagai, IDN Times - Ada suatu cerita keramat yang masyhur di wilayah Serdang Bedagai. Konon lewat cerita tersebutlah asal mula nama sebuah desa di Kecamatan Teluk Mengkudu diinisiasi. 

Masyarakat setempat percaya betapa magisnya sebuah monumen serba putih di pinggir jalan Lintas Sumatera yang tidak jauh dari masjid Agung Serdang Bedagai itu. Konon, monumen yang terdapat patung kuda itu bisa membawa keberuntungan dan keberkahan.

1. Mata Datuk Pao yang tercungkil dari rongganya disebut menjadi asal-usul nama Desa Matapao

Kisah Nahas Sang Datuk di Balik Nama Desa Matapao yang MasyhurCerita Datuk Pao dan kuda putihnya yang sakti konon disebut sebagai inspirasi nama desa Matapao (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Aura mistis terasa menyeruak saat mengunjungi cagar budaya monumen Keramat Kuda di Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai itu. Pengunjung dapat melihat banyaknya sesajen yang diletakkan tepat di bawah patung kuda putih yang tidak terlalu besar.

Kuda tersebut konon diriwayatkan sebagai seekor kuda yang sakti milik seorang Panglima bernama Datuk Pao. Kemahsyuran sang Datuk dan peristiwa nahasnya menjadi suatu legenda yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat sekitar. Bahkan diyakini menjadi inspirasi nama sebuah desa di Serdang Bedagai yakni Desa Matapao.

"Dahulu, Datuk Panglima Pao merupakan orang yang sangat kuat, dia juga punya kuda putih yang terkenal sangat sakti. Konon, Datuk Pao terlibat perkelahian dengan Datuk asal Belawan. Bisa dikatakan peperangan antar Datuk. Mereka terlibat perkelahian hebat di pesisir pantai Sialang Buah," tutur Boy, pria berusia 63 tahun yang ditemui IDN Times di monumen Keramat Kuda. Boy merupakan sosok penyambung cerita legenda Keramat Kuda dan Matapao. 

Dirinya menuturkan peperangan hebat yang terjadi di pesisir pantai Sialang Buah itu berlangsung sengit. Baik Datuk Pao atau Datuk asal Belawan sama-sama bertukar serangan hingga sama-sama terluka.

"Akhir peperangan itu, keluarlah Datuk Pao sebagai pemenang, sementara Datuk Belawan kalah. Datuk Pao terluka di bagian matanya," ujar pria yang akrab disapa Mas Boy ini.

Karena Datuk Pao sudah berhasil memenangkan peperangan, ia kembali pulang bersama kuda putih sakti miliknya. Namun di tengah perjalanan, mata Datuk Pao yang terluka pada akhirnya terjatuh (bola mata terlepas dari rongganya) di sebuah persimpangan jalan (kini bernama Simpang Matapao). Atas peristiwa itulah desa ini disebut desa Matapao.

"Ini menyambung cerita dari orang tua terdahulu," klaimnya.

2. Monumen Keramat Kuda yang sakral masih dipenuhi banyak sesajen

Kisah Nahas Sang Datuk di Balik Nama Desa Matapao yang MasyhurSeorang pengunjung menaruh sesajen di bawah patung kuda putih (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Monumen Keramat Kuda yang serba putih itu sampai saat ini masih dipenuhi banyak sesajen. Boy menyebutkan jika sesajen itu datang dari pengunjung lintas suku dan agama yang ingin meminta hajat. Sebab, monumen Keramat Kuda dipercaya sangat magis.

"Pastinya kembali pada kepercayaan masing-masing. Jadi intinya bersyukur sama yang maha kuasa, kalau niatnya baik, ya, baik. Di sini ramai orang yang menyampaikan permohonan. Ada yang bawa bunga tiga warna dan sesajen lain sesuai keperluannya masing-masing. Bahkan ada yang menyembelih kambing dan memohon agar tujuannya tercapai. Daging kambingnya kemudian diberi ke masyarakat sekitar," kata Boy.

Meskipun tidak seramai dahulu, namun monumen Keramat Kuda putih milik Datuk Pao masih ada yang mengunjungi. Uniknya, para pengendara yang melintas di depan monumen ini kerap melempar uang koin ke pinggir jalan sebagai simbol mengharapkan keberkahan.

"Datuk Pao itu termasuk pasukan khusus yang dielu-elukan. Kuda putihnya pun sangat sakti. Selain memberi sesajen dan menyelipkan uang di bawah patung kuda, ada kelompok yang pernah mengadakan acara kenduri dan kirim doa di sebelah patung kuda ini," beber Boy.

Kepada IDN Times dirinya mencontohkan bentuk kearifan lokal berupa tuturan yang disampaikan pengunjung di depan patung Keramat Kuda.

"Permisi Datuk Panglima Pao Kuda Putih Sakti! Baru sampaikanlah hajatmu." Boy mempraktikkan.

Dirinya mengatakan jika uang koin yang dilempar di depan monumen Keramat Kuda dahulunya ramai dikutip anak-anak yang sudah menunggu di pinggir jalan. Monumen Keramat Kuda meskipun sudah mengalami pemugaran, namun Boy mengatakan jika tempat ini tidak kehilangan nilai mistisnya.

"Dahulu patung kuda menghadap ke arah Timur. Namun sekarang diganti patung kudanya dan menghadap ke Utara," terangnya.

Baca Juga: Jejak Harum Tan Malaka Didik Anak Kuli Kontrak di Deli Serdang 

3. Versi lain dari cerita rakyat Matapao dan Keramat Kuda

Kisah Nahas Sang Datuk di Balik Nama Desa Matapao yang MasyhurMonumen Keramat Kuda yang berada di pinggir jalan lintas Sumatera (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Cerita rakyat Keramat Kuda dan Matapao konon memiliki dua versi yang berbeda. Jika yang disampaikan Boy menunjukkan betapa dielu-elukannya sosok Datuk Pao, namun bagi sebagian masyarakat ada yang meyakini jika Datuk Pao merupakan sosok yang sangat angkuh.

Dilansir dari berbagai sumber, Datuk Pao diklaim sebagai sosok yang sangat sombong. Konon ia sering menunggangi kudanya sembari menabrak orang lain yang dirasa menghalangi jalannya.

Datuk Pao memiliki kuda kesayangan berwarna putih. Sangking sayangnya, kuda tersebut bahkan dirawat khusus oleh Ramli yang dipercaya Datuk Pao untuk mengurusinya. Ramli juga merawat kuda putih itu dengan segenap kasih dan sayang.

Namun pada suatu hari kuda putih milik Datuk Pao mengalami sakit parah dan hampir mati. Datuk Pao yang merasa kecewa dengan Ramli sempat bertengkar dengannya dan mengusir Ramli dengan sangat kasar.

Diceritakan jika Ramli pada akhirnya ditolong oleh Syeikh Maulana Maghribi yang pada akhirnya juga menjadi guru spiritualnya. Ramli pun ikut menjadi seorang pendakwah agama Islam berkat tuntunan Syeikh Maulana Maghribi.

Pada saat Ramli berjalan menuju tempat dakwahnya, ia berjumpa kembali dengan Datuk Pao dan kuda putihnya yang sudah sehat. Kebiasaan Datuk Pao yang sombong dan menabrak siapapun yang dirasa menghalangi jalannya, kini ia ingin lakukan pula kepada Ramli dan Syeikh Maulana Maghribi yang kebetulan berpapasan dengannya.

Namun, sang kuda putih berhenti karena mengingat jasa Ramli yang sudah merawatnya. Datuk Pao pun segera turun dari kudanya dan ingin membunuh Ramli dengan pedang. Namun aksi heroik dilakukan sang kuda putih yang berusaha melindungi Ramli dari tebasan pedang Datuk Pao.

Akibat peristiwa itu, perut sang kuda putih tertusuk pedang. Ia pun mati dengan keadaan perut yang robek karena berusaha menyelamatkan Ramli. Sementara Datuk Pao yang sempat diterjang kuda miliknya sendiri tewas dalam keadaan kepala pecah karena terbentur batu. 

Kebaikan hati sang kuda putih kini dikenang oleh masyarakat setempat lewat sebuah monumen Keramat Kuda. Konon, lokasi didirikannya monumen itu tepat berada di mana sang kuda putih terbunuh.

4. Ada sosok gaib Datuk Pao di monumen Keramat Kuda yang konon pernah dilihat pengunjung

Kisah Nahas Sang Datuk di Balik Nama Desa Matapao yang MasyhurBoy yang merupakan penyambung cerita legenda Matapao dan Keramat Kuda (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Masyarakat setempat diceritakan Boy kerap mengalami hal mistis di monumen Keramat Kuda. Pengunjung juga beberapa kali dilaporkan sempat melihat sosok gaib. 

"Berdasarkan pengakuan pengunjung dan masyarakat yang punya ilmu supranatural, katanya mereka pernah melihat ada seorang Datuk memakai sorban putih sedang duduk di atas patung kuda itu," cerita Boy.

Sosok gaib pria tua yang duduk di atas patung kuda putih konon dipercaya sebagai sosok asli Datuk Pao. Untuk itu Boy mengimbau jika berada di dekat monumen, hendaklah pengunjung dan masyarakat sekitar berperilaku sopan.

"Di sini juga masih ada kepercayaan kalau setiap tahun pasti ada kecelakaan yang merenggut nyawa seseorang, meskipun beberapa tahun terakhir sudah tidak ada lagi peristiwa kecelakaan di sini. Saya dulu sering membawa korban kecelakaan yang sudah meninggal itu menuju rumah sakit. Bahkan ada korban selamat yang mengaku melihat sosok tinggi besar berada di tengah jalan," pungkasnya.

Baca Juga: Kekayaan Nabi Sulaiman Menurut Al-Qur'an dan Sejarah, Melimpah Ruah

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya