Jejak Harum Tan Malaka Didik Anak Kuli Kontrak di Deli Serdang 

SDN 101878 Kanan I, tempat Tan Malaka mengajar anak kuli 

Deli Serdang, IDN Times - Siapa yang tak kenal Tan Malaka? Ia merupakan seorang pahlawan nasional yang menggagas pertama kali konsep Republik bagi Indonesia.

Pemikiran-pemikiran Tan yang cerdas dan berani membuat gairahnya disukai oleh kaula muda. Pahlawan yang dikenal dengan sebutan Bapak Republik itu bahkan telah menelurkan banyak buku yang hingga detik ini banyak disukai peminat buku-buku haluan kiri.

Sepanjang hidupnya, Tan sering berpelesir ke berbagai penjuru dunia. Tan muda yang cerdas melalui pengalamannya berkeliling ke berbagai tempat membuatnya memahami potensi tiap daerah yang pernah ia sambangi. Termasuk Deli Serdang, yang ia juluki sebagai "tanah emas". 

“Goudland, tanah emas, surga buat kaum kapitalis. Tetapi tanah keringat air mata maut, neraka untuk kaum proletar.” Begitulah sebuah kalimat yang ia tulis dalam autobiografinya dalam buku "Dari Penjara ke Penjara". Tan Malaka berpendapat demikian karena dirinya pernah ke Deli Serdang, tepatnya pada tahun 1919 - 1921 sekaligus pernah menjadi seorang guru untuk mengajar anak-anak kuli kontrak.

1. SD Negeri 101878 Kanan I, tempat Tan Malaka mengajar anak-anak kuli kontrak

Jejak Harum Tan Malaka Didik Anak Kuli Kontrak di Deli Serdang Gerbang utama SD peninggalan Belanda, khususnya perkebunan Deli Maatschappij (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Pada tahun 1919, Tan Malaka tiba di Deli Serdang setelah dirinya berpelesir dari Belanda. Di tanah yang didominasi oleh sektor perkebunan ini, Tan Malaka dipercaya untuk mengajar anak-anak kuli kontrak sekaligus menjadi asisten pengawas sekolah perkebunan Deli Maatschappij, yang kini sekolah tersebut telah berganti nama menjadi SD Negeri 101878.

"Pahlawan nasional, Tan Malaka, pernah mengajar di sekolah ini sebagai seorang guru. Sekolah ini merupakan sekolah yang didirikan oleh Belanda, tepatnya di bawah naungan PT. Perkebunan Deli Maatschappij," kata Rostiana Lubis, Guru Agama Islam sekaligus bendahara SD Negeri 101878 Kanan I.

Terasa kental aroma kolonial Belanda saat datang ke SD Negeri 101878 yang letaknya di dekat Simpang Kayu Besar, Tanjung Morawa ini. Kata Rostiana, sekolah ini dahulunya memang dibuat oleh Belanda dan dikhususkan untuk anak-anak kuli kontrak. 

"Anak-anak kuli kontrak di sini belajarnya. Sekolah ini dibangun oleh Belanda. Pada waktu itu ada seorang Tan Malaka juga yang dipercaya mengajar, karena melihat di sini para anak dari buruh-buruh tembakau (kuli kontrak) pada tidak bersekolah," ujar Rostiana, Guru SD Negeri 101878 yang telah mengajar sejak 1980-an ini.

2. Cerita Tan Malaka hingga sekarang masih diperkenalkan kepada murid-murid SD Negeri 101878

Jejak Harum Tan Malaka Didik Anak Kuli Kontrak di Deli Serdang https://id.wikipedia.org/wiki/Tan_Malaka#/media/Berkas:TanMalaka_DariPendjara_ed3.jpg

Dalam bukunya yang berjudul "Dari Penjara ke Penjara", Tan Malaka menyinggung bahwa dirinya kagum dengan potensi yang dimiliki Deli Serdang. Namun, potensi yang banyak dan justru dimanfaatkan kolonial Belanda (orang non pribumi) itu pada akhirnya membuat dirinya justru merasa prihatin.

Meskipun dirinya menjadi seorang Guru di sekolah yang didirikan Belanda, namun Tan Malaka kerap mengkritik sistem kerja golongan orang kulit putih itu.

"...Deli, sejak saya di sana (Desember 1919 sampai Juni 1921), menimbulkan kenangan yang menyedihkan. Di sana terlihat pertentangan tajam antara modal dan tenaga, serta antara penjajah dan yang terjajah. Kekayaan bumi dan iklimnya menjadikan Deli sebagai alat oleh golongan pengusaha penjajah yang paling kaya, paling sombong, ceroboh dan paling kolot dalam satu kutub." Demikian yang tertulis dalam buku Tan Malaka.

"Tan Malaka bagi saya sangat inspiratif dan dia merupakan salah seorang yang memajukan pendidikan. Dia telah mendidik siswa-siswa di sekolah ini. Apa yang ia ajarkan yang pasti tentang pendidikan. Dan hingga sekarang pun kami turut memperkenalkan mengenai sejarahnya yang pernah bersinggungan langsung di sini," ujar Rostiana. 

Tak banyak masyarakat Deli Serdang, khususnya Tanjung Morawa, yang mengetahui bahwa SD Negeri 101878 ini menyimpan nilai sejarah yang lekat dekat dengan tokoh nasional Tan Malaka. Mereka hanya mengetahui bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah peninggalan Belanda saja. 

"Memang, sekolah ini selalu dilihat dari sejarahnya sebagai sekolah zaman Belanda. Sekolah ini terkenal dengan itu. Dinas Pendidikan juga baru saja (sekitar tahun 2023) datang. Untuk mendiskusikan tentang sekolah ini yang mungkin akan dijadikan cagar budaya," terangnya.

3. Pihak sekolah sengaja tak merestorasi bentuk bangunan agar dapat mengenang sejarah

Jejak Harum Tan Malaka Didik Anak Kuli Kontrak di Deli Serdang Kusen-kusen dan bentuk bangunan sengaja tidak direstorasi (IDN Times/Eko Agus)

Ketika sampai di sekolah ini, tamu disuguhkan tulisan yang sangat jelas yang berada di gapura gerbang "Sekolah Deli Maatschappij Zaman Belanda". Kini, sekolah ini memiliki tenaga ajar (guru) sebanyak 16 orang, dan jumlah siswa pada tahun ini tercatat sekitar 250 orang.

"Di sini ada satu bangunan yang dibangun dari zaman Belanda. Bangunan tersebut terdiri dari 4 ruang kelas, yang menjadi gedung utama paling depan di sekolah ini. Di tempat ini lah dahulu Tan Malaka mendidik anak-anak kuli kontrak," beber Rostiana sembari menunjukkan ruang kelasnya kepada IDN Times.

Ketika ditanya kenapa konsep bangunan sekolah masih klasik (khas seperti bangunan Belanda), Rostiana menjawab jika hal tersebut sengaja dilakukan oleh pihak sekolah SD Negeri 101878.

"Sampai sekarang kami sengaja tak memberi izin untuk direstorasi ulang. Kami hanya menarangi warnanya dan cuma sedikit kami poles saja. Tidak ada betul-betul diganti secara keseluruhan. Ini merupakan suatu bentuk dari pihak kami untuk menghargai sejarah," kata guru Agama Islam ini.

 

4. Berharap SD Negeri 101878 dikenal banyak orang karena memiliki cerita sejarah

Jejak Harum Tan Malaka Didik Anak Kuli Kontrak di Deli Serdang Tampak belakang gedung SD Negeri 101878 yang dahulu merupakan tempat bersekolah anak-anak kuli kontrak/petani tembakau (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Kuli kontrak yang dahulu ramai mendiami kawasan Deli Serdang sebagai petani dan buruh perkebunan tembakau ini mayoritas merupakan orang Jawa yang dibawa langsung ke Sumatra Utara. Peran Bapak Republik yang terkenal kritis tersebut bagi Ruben, seorang guru agama Kristen di SD Negeri 101878 Kanan I ini, sebagai pendidik yang militan

"Dia mendidik anak supaya anak-anak tidak putus sekolah, pintar, dan anak-anak punya pengetahuan agar lebih maju pemikirannya," kata Ruben.

Dirinya juga menerangkan jika di antara banyak sekolah SD di dekat sekolah yang menjadi tempatnya mengajar, nama SD Negeri 101878 masih tetap eksis dan peminatnya masih stabil.

"Kini, kami punya beberapa eskul. Salah satunya adalah karate, olahraga, hingga pramuka yang dilakukan setiap hari Sabtu. Beberapa murid kami juga pernah menjuarai beberapa olimpiade, salah satunya matematika," bebernya.

Menyadari bahwa sekolah yang menjadi tempatnya bekerja menyimpan jejak-jejak sejarah, Ruben berharap SD Negeri 101878 Kanan I lebih diperhatikan.

"Harapan kami untuk sekolah ini agar diperhatikan, lah. Supaya jika ada orang yang berkunjung ke sekolah bekas peninggalan Belanda ini semakin banyak dan tertarik. Apalagi jika dinobatkan sebagai cagar budayabudaya, semoga membuat masyarakat semakin banyak yang mengetahuinya," pungkasnya.

Baca Juga: Kapolda: Sebanyak 5,6 Juta Kendaraan di Sumut Belum Bayar Pajak 2023

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya