Cerita Magis Pohon Hau Sisada-sada yang Ingin Ditumbangkan PT TPL

Ikhtiar masyarakat adat pertahankan situs Pangumban Bosi

Medan, IDN Times - Konflik agraria yang terjadi antara PT. Toba Pulp Lestari (TPL) dengan masyarakat adat kawasan Danau Toba semakin runyam. Minggu lalu saja ratusan massa aksi dari beragam kelompok masyarakat adat tumpah ruah menyambangi DPRD Sumut dan melayangkan tuntutan untuk segera menutup PT TPL.

Masyarakat adat mengaku mendapatkan banyak kerugian secara ekologis sejak perusahaan tersebut berdiri, baik itu berupa pencemaran lingkungan maupun ketersediaan sumber daya alam. Konflik yang berkepanjangan ini juga menyoroti kasus perusakan situs budaya.

Hal ini berdasarkan keterangan langsung dari Sofrin Simanjuntak selaku tokoh masyarakat adat Tano Batak khususnya Ompung Pangumban Bosi Simanjuntak.

1. Konflik yang terjadi antara PT TPL dengan masyarakat adat salah satunya disebabkan oleh perusakan makam keturunan Ompung Pangumban Bosi Simanjuntak

Cerita Magis Pohon Hau Sisada-sada yang Ingin Ditumbangkan PT TPLMasyarakat adat wilayah Danau Toba yang melakukan aksi di depan Kantor DPRD Sumut (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Sofrin mengaku jika konflik yang terjadi antara masyarakat adat dengan PT. TPL lantaran disebabkan oleh perusakan situs Ompung Pangumban Bosi Simanjuntak. Di mana di Kecamatan Sipahutar, situs tersebut dianggap keramat oleh banyak orang.

"Banyak dirusak situsnya. Kuburan lah yang paling banyak dirusak. Jadi di tempat kami ini ada banyak makam, salah satunya ialah makam Ompung Pangumban Bosi beserta anak hingga keturunannya. Cuma makam Pangumban Bosi lah yang tak bisa diratakan mereka," ujar Sofrin.

Lebih lanjut Sofrin mengatakan jika sudah lama masyarakat adat mendiami kawasan Sipahutar khususnya di Desa Tapian Nauli III. Dirinya menambahkan jika Ompung Pangumban Bosi Simanjuntak mendiami kawasan tersebut bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.

"Di lahan ini Ompung sudah menidami lebih dari 10 generasi lamanya, bahkan saat Indonesia dahulu masih hidup pada zaman kerajaan. Itu makanya dimohonlah agar kami dihargai," tutur Sofrin.

2. Upaya penebangan pohon Hau Sisada-sada telah direncanakan sejak lama namun tak pernah berhasil

Cerita Magis Pohon Hau Sisada-sada yang Ingin Ditumbangkan PT TPLPohon Hau Sisada-sada di Tapanuli Utara yang dikeramatkan masyarakat setempat (dok.Aman)

Masyarakat adat di Tapian Nauli III harus bisa menerima pil pahit atas peristiwa perusakan makam yang mereka anggap sebagai situs penting Ompung Pangumban Bosi Simanjuntak. Dewasa ini, mereka juga harus menghadapi upaya penebangan pohon yang dari dulu mereka keramatkan yang sering disebut Hau Sisada-sada.

Hau Sisada-sada merupakan sebuah pohon yang usianya ditaksir telah mencapai 350 tahun. Pohon ini menyimpan legenda yang lekat dengan Ompung Pangumban Bosi Simanjuntak. Sampai sekarang pohon tersebut masih berdiri kokoh di kawasan PT TPL meskipun dikakan Sofrin ada upaya untuk menebangnya.

"Terakhir yang kami hadapi adalah perusakan Hau Sisada-sada. Pohon itu coba dicuka dan disiram air keras atau apalah itu namanya, mengelilingi pohon. Luka lah dia, jadi pergi lah kami ke PT TPL. Apabila itu tak dipagar oleh perusahaan, maka perusahaan tak boleh mengelola lahan itu. Karena bagaimanapun kita ya harus menempuh jalur hukum, kan? Jangan pula anarkis," sesal Sofrin.

Berdasarkan catatan yang ditulis Maruli Tua Simanjuntak di website resmi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), pohon Hau Sisada-sada pernah coba ditebang pada tahun 1986 ketika hendak membuka perkebunan. Namun masyarakat adat percaya gagal ditebangnya pohon itu karena ada kekuatan magis.

3. Pohon Hau Sisada-sada menyimpan cerita magis bagi masyarakat setempat

Cerita Magis Pohon Hau Sisada-sada yang Ingin Ditumbangkan PT TPLPohon Hau Sisada-sada konon merupakan putri Pangumban Bosi yang menjelma (dok.Aman)

Sofrin menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga tempat yang dikeramatkan di sana. Yang pertama ialah kuburan pendiri desa Ompung Pangumban Bosi Simanjutak, pohon Hau Sisada-sada, hingga Parempasan yang merupakan sebuah tempat berbentuk wajan yang tak kalah dikeramatkan.

Pohon Hau Sisada-sada konon katanya merupakan salah satu putri Ompung Pangumban Bosi Simanjuntak yang memilih dijelmakan sebagai sebuah pohon. Putrinya meminta kepada sang pencipta untuk menjadi pohon yang mampu hidup abadi.

Permintaan itu timbul karena kekecewaan putri Pangumban Bosi yang tak mendapat restu dari ayahnya untuk menikah. Karena sang putri ternyata jatuh cinta dengan tulang (paman) sendiri.

"Hau Sisada-sada ditebang pakai alat atau disingso pun tidak bisa, ini pernah dilakukan waktu PT TPL namanya masih PT. Indorayon, katanya mereka menebang dengan alasan untuk reboisasi. Karena keterlibatannya tak ada maka kami tak menyerahkan itu. Sampai saat ini Hau Siasada-sada masih ada, cuma mohonlah kami untuk kepercayaan itu dihargai," pungkasnya.

Baca Juga: Toms Jungle Berawal dari Ladang, Kini Jadi Wisata Baru di Sumut

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya