Ini Keunikan Upacara Rakut Sitelu Khas Karo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Upacara rakut sitelu yang dilakukan oleh masyarakat baru memiliki peran penting. Karena berhubungan dengan sistem kekerabatan suku Karo. Pengertian upacara ini adalah berhubungan dengan kehidupan masyarakat suku Karo yang tidak lepas dari tungku atau memasak.
Untuk dapat lebih memahami seperti apa upacara khas Suku Karo rakut sitelu ini. Berikut IDN Times merangkum penjelasannya.
1. Tidak bisa dilakukan tanpa kehadiran dari unsur-unsur kerabat
Upacara rakut sitelu merupakan sebuah sistem yang terdiri dari beragam fitur di dalamnya. Sistem yang dimaksud adalah sistem kekerabatan. Sehingga bisa dikatakan saat pelaksanaan upacara ini tidak bisa dilakukan tanpa kehadiran dari unsur-unsur kerabat.
Kemudian, unsur-unsur yang dilibatkan dalam upacara rakut Sitelu bergantung dari tujuan. Yang akan diadakan pada saat upacara tersebut. Unsur tersebut dinamakan kalimbubu, sembuyak atau senina. Jadi bisa dikatakan, posisi orang Karo pada saat upacara bergantung dari tujuannya.
2. Posisi orang Karo pada saat upacara bergantung dari tujuannya
Kalimbubu sembuyak memiliki posisi prioritas petani. Sehingga posisi unsur lain tidak akan berani mendahului dalam kegiatan apapun termasuk makan. Posisi ini diyakini sebagai pembawa berkat, dan juga sebagai pembawa ridho Tuhan. Kelompok pemberi perempuan, atau yang disebut sebagai kalimbubu sembuyak tersebut sangat dihormati di lingkungan masyarakat suku Karo.
Selanjutnya, kalimbubu bena-bena. Kelompok ini merupakan kelompok perempuan yang sudah melewati sekurang-kurangnya tiga generasi. Sehingga dianggap senior. Umumnya kelompok ilmu sudah menjadi bagian pemberi perempuan dari awal generasi.
Lalu, ada kalimbubu simajek lulang. Golongan kalimbubu ini merupakan orang-orang yang berperan sebagai pendiri kampung. Yang umumnya selalu diundang saat diadakan pesta pesta adat di Tanah Karo.
Kemudian, ada kalimbubu simupus atau simada dareh. Kalimbubu ini merupakan pihak pemberi perempuan, yang berasal dari generasi Ayah atau pihak yang semarga dari ibu kandung. Untuk jenis kalimbubu ini dikategorikan berdasarkan kekerabatan Dari perkawinan.
Sementara itu, kalimbubu senina berada pada golongan kalimbubu simupus. Golongan ini berperan sebagai juru bicara. Bagi kelompok-kelompok semarga kalimbubu simupus.
3. Hak dan kewajiban kalimbubu di suku Karo
Sebagai bagian dari golongan kalimbubu di suku Karo, seseorang memiliki hak untuk dihormati oleh anak berunya. Selain itu juga berhak untuk memberikan perintah. Serta berhak menerima bagian dari mahar, dalam sebuah perkawinan dari anak berunya.
Selain itu, sebagai golongan dari kalimbubu, maka akan memiliki tugas serta kewajiban yang harus dilakukan. Di antaranya adalah menjaga perdamaian antar anak beru, jika ada yang sedang berselisih. Kemudian, harus memberi saran-saran jika diminta anak berunya. Meminjamkan serta mengenakan pakaian adat jika ada dalam acara adat.
4. Berdasarkan tutur, anak beru dikategorikan menjadi dua golongan
Anak beru merupakan bagian dari pihak pengambil perempuan atau bisa dikatakan sebagai penerima perempuan untuk diperistri. Memiliki tugas mendamaikan, jika terdapat perselisihan di keluarga Kalimbubu. Itulah mengapa Anak beru di sebut juga sebagai halim moral.
Berdasarkan tutur, anak beru dikategorikan menjadi dua golongan. Yakni anak beru tua dan anak beru taneh. Yang membedakan adalah jika anak beru tua merupakan pihak penerima perempuan, dalam tingkatan nenek moyang. Sedangkan anak beru taneh merupakan penerima perempuan pertama, saat sebuah kampung selesai dibangun atau didirikan.
Dalam pelaksanaan acara adat anak beru memiliki tugas dan kewajiban. Di antaranya seperti mengatur jalannya pembicaraan musyawarah, menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk pesta, mengawasi semua harta milik kalimbubu-nya. Hingga menjadi juru damai bagi pihak kalimbubu-nya.
Dari uraian tersebut menunjukkan upacara rakut sitelu menyatukan beragam elemen dari sistem kekerabatan berbagai pihak keluarga. Hal ini menunjukkan sinergi dan kekompakan dalam menjalankan sebuah upacara suku Karo.
Baca Juga: 4 Hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Mejuah Juah, Salam Khas Suku Karo