Mengenal Pertempuran Toba yang Fenomenal di Jepang

Pertempuran berskala kecil tetapi akibatnya begitu besar

Jika mendengar Toba, tentu orang Indonesia langsung teringat Danau Toba atau Kabupaten Toba di Sumatera Utara.

Pada 1868 masehi, ada satu pertempuran atau perang yang sangat terkenal di dunia, namanya Pertempuran Toba. Tapi bukan terjadi di Danau Toba atau di Kabupaten Toba, lho.

Pertempuran Toba ini terjadi di Jepang yang lebih dikenal dengan sebutan Pertempuran Toba-Fushimi. Kok ada ya daerah di Jepang namanya Toba dan jadi nama perang yang terkenal.

Berikut IDN Times merangkum sejarah dan beberapa fakta tentang Pertempuran Toba-Fushimi di Jepang.

1. Hanya berlangsung 4 hari

Mengenal Pertempuran Toba yang Fenomenal di Jepangrekomendasi film dan serial kalau kamu suka Shogun (dok. 20th Century Fox)

Pertempuran Toba-Fushimi adalah pertempuran antara pasukan pendukung pemerintah Kekaisaran Jepang melawan pasukan pendukung Keshogunan Tokugawa yang merupakan bagian dari Perang Boshin di Jepang.

Pertempuran ini dimulai pada 27 Januari 1868 (tanggal 3 bulan 1 tahun 4 Keiō menurut kalender lama Jepang), ketika pasukan Keshogunan Tokugawa bentrok dengan pasukan aliansi Domain Chōshū, Domain Satsuma, dan Domain Tosa di dekat Fushimi, Kyoto.

Pertempuran berlangsung selama empat hari, berakhir dengan kekalahan telak pasukan keshogunan.

Baca Juga: Sensasi Seruput Kopi di Goa, 12 Potret Wisata Murah Bukit Lawang

2. Bermula dari surat peringatan

Mengenal Pertempuran Toba yang Fenomenal di Jepangistilah wajib tahu di serial Jepang Shogun (dok. FX)

Pertempuran dimulai oleh pasukan keshogunan yang bergerak ke Kyoto untuk menyampaikan sepucuk surat dari Shogun Yoshinobu. Isi surat berupa peringatan untuk kaisar tentang adanya intrik-intrik yang sedang direncanakan Domain Satsuma dan bangsawan istana pendukung mereka, seperti Iwakura Tomomi.

Pasukan keshogunan yang berjumlah lebih dari 15.000 prajurit unggul dalam jumlah, 3 banding 1 dibandingkan pasukan gabungan Domain Satsuma-Domain Chōshū. Pasukan keshogunan sebagian besar terdiri dari prajurit Domain Kuwana dan Domain Aizu, diperkuat oleh prajurit nonreguler Shinsengumi. Meski sebagian dari tentara keshogunan adalah tentara bayaran, sebagian lainnya seperti korps elite Denshūtai telah menerima pelatihan dari penasihat militer Prancis.

Sebagian prajurit dari kedua belah pihak diterjunkan ke garis depan dengan persenjataan tradisional tombak dan pedang. Sebaliknya, pasukan Aizu terdiri dari kombinasi tentara modern dan samurai, dan kurang lebih begitu pula keadaan pasukan dari Satsuma. Keshogunan memiliki pasukan bersenjata lengkap, sementara pasukan Domain Chōshū paling terorganisir dan dilengkapi persenjataan paling modern.

Menurut Conrad Totman: "Dalam istilah organisasi ketentaraan dan persenjataan, keempat pihak yang bertikai kemungkinan dapat diurutkan sebagai: Chōshū yang terbaik, pasukan infanteri Bakufu nomor dua, pasukan Satsuma berikutnya, sementara pasukan dari Aizu dan sebagian pasukan dari domain-domain bawahan paling belakang".

Sebagian pasukan keshogunan tidak memiliki semangat bertempur yang jelas, terbukti dari banyaknya senapan kosong yang dibawa prajurit garis depan. Motivasi dan kepemimpinan dari pihak keshogunan juga terbukti kurang.

Walaupun pasukan Chōshū dan Satsuma kalah dalam jumlah, mereka dipersenjatai dengan senjata modern, seperti howitzer Armstrong, senapan Minié, dan sebuah senapan Gatling.

3. Toba kini berada di Minami-ku, Kyoto

Mengenal Pertempuran Toba yang Fenomenal di JepangKyoto, Jepang (unsplash.com/@cqy12854)

Pada 27 Januari 1868 (hari ketiga tahun baru kalender lama Jepang), Tokugawa Yoshinobu dari markasnya di Istana Osaka (sebelah selatan Kyoto) mulai memberangkatkan pasukannya ke utara ke arah Kyoto, lewat dua rute utama: jalan utama Toba dan jalan utama Fushimi.

Seluruhnya ada sekitar 13.000 tentara yang diberangkatkan. Meskipun demikian, mereka terpencar-pencar, hanya sekitar 8.500 prajurit yang terlibat bentrokan di Toba-Fushimi. Komandan gabungan (Rikugun Bugyō) operasi tersebut bernama Takenaka Shigekata.

Pasukan keshogunan bergerak ke arah Toba di bawah pimpinan wakil komandan Ōkubo Tadayuki, seluruhnya terdiri dari kira-kira 2.000 hingga 2.500 prajurit. Pada sekitar 17.00, pasukan garis depan keshogunan yang sebagian besar terdiri dari sekitar 400 anggota polisi khusus Mimawarigumi dipersenjatai tombak dan sejumlah senjata api di bawah pimpinan Sasaki Tadasaburo mendekati pos pemeriksaan yang dijaga pasukan Satsuma di Jembatan Koeda, Toba (sekarang berada di Minami-ku, Kyoto).

Mereka diikuti dua batalion infanteri yang membawa senapan kosong karena mereka tidak benar-benar mengantisipasi adanya pertempuran. Dua batalion infanteri keshogunan dikomandani oleh Tokuyama Kōtarō, diikuti jauh di selatan oleh delapan kompi dari Kuwana yang membawa empat meriam.

Sebagian pasukan dari Matsuyama dan Takamatsu dan domain lainnya juga ikut serta, namun pasukan kavaleri dan artileri dari keshogunan tampaknya tidak ikut.Pasukan keshogunan menghadapi sekitar 900 pasukan Domain Satsuma yang berlindung di parit-parit dan dilengkapi persenjataan empat meriam.

Setelah menolak memberi izin pasukan keshogunan untuk lewat, pasukan Satsuma mulai menembak dari arah samping yang menjadi tembakan pertama dalam Perang Boshin. Peluru yang ditembakkan pasukan Satsuma meledak di kereta senjata yang berada di sebelah kuda yang ditunggangi komandan pasukan keshogunan Takigawa Tomotaka.

Kuda yang terkejut itu melempar Takigawa, lalu berlari dengan liarnya, menyebabkan kolone keshogunan panik dan kacau balau. Serangan Satsuma begitu hebat dan segera membuat tentara keshogunan kacau balau dan mundur.

4. Tentara keshogunan terpecah belah

Mengenal Pertempuran Toba yang Fenomenal di Jepangrekomendasi film dan serial kalau kamu suka Shogun (dok. Warner Bros. Pictures)

Pada hari yang sama, pasukan Satsuma-Chōshū yang maju ke tenggara Fushimi juga bentrok dengan pasukan keshogunan, dan berakhir tanpa ada pihak yang menang atau kalah.

Pasukan gabungan Satsuma-Chōshū mulai menembaki pasukan keshogunan setelah mereka mendengar tembakan meriam dari kawasan Toba. Pasukan keshogunan terdiri dari pasukan Bakufu, Shinsengumi, dan pasukan Aizu.

Pada 28 Januari, Iwakura Tomomi menyerahkan perintah yang diperolehnya dari Kaisar Meiji kepada Saigo Takamori dan Okubo Toshimichi. Perintah tersebut berisi pernyataan bahwa Tokugawa Yoshinobu dan pengikutnya sebagai musuh istana, memberi otorisasi penggunaan kekuatan militer untuk menupas mereka, dan memberi izin penggunaan panji-panji kain brokat kekaisaran.

Panji-panji brokat ini telah disiapkan sebelumnya, dibuat oleh Okubo Toshimichi beberapa bulan sebelumnya, dan disimpan di kediaman resmi Domain Chōshū di Kyoto hingga ada kesempatan yang tepat.

Selain itu, Pangeran Yoshiaki yang berusia 22 dan menjalani hidup sebagai biksu di kuil monzeki Ninna-ji diangkat sebagai panglima tertinggi tituler angkatan darat. Meski Pangeran Yoshiaki tidak memiliki pengalaman militer, pengangkatan ini secara efektif mengubah pasukan aliansi Satsuma-Chōshū menjadi angkatan darat kekaisaran (Kangun).

Perubahan status ini terbukti sebagai senjata ampuh perang psikologis. Anggota tentara keshogunan menjadi bingung dan terpecah belah, karena barang siapa yang menembak ke arah pasukan kekaisaran secara otomatis menjadi musuh kaisar.

Pasukan keshogunan yang sebelumnya berada di Toba ditarik mundur dan bergabung dengan pasukan keshogunan lainnya di Tominomori. Di tempat tersebut mereka mendirikan pangkalan komando.

5. Pertempuran berskala kecil tetapi akibatnya begitu besar

Mengenal Pertempuran Toba yang Fenomenal di JepangJepang (unsplash.com/Jay)

Meskipun Pertempuran Toba-Fushimi berskala kecil, akibatnya begitu besar. Prestise dan moral pasukan Keshogunan Tokugawa telah sangat melemah, dan banyak daimyo yang sebelumnya bertahan untuk netral telah menyatakan berada di pihak kaisar, dan menawarkan dukungan militer untuk membuktikan loyalitas mereka.

Usaha gagal Tokugawa Yoshinobu untuk merebut kembali kendali pemerintahan justru membungkam unsur-unsur di dalam pemerintah baru kekaisaran yang sebelumnya memilih pemecahan masalah secara damai.

Istana Osaka yang sempat dijadikan simbol hegemoni Tokugawa atas Jepang barat, jatuh ke tangan pasukan kekaisaran. Konflik ini berakhir dengan penyelesaian militer ketimbang kompromi politik.

Baca Juga: Tips Rental Mobil saat Traveling Ke Pulau Nias

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya