Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jangan Sembarangan Memanen Getah Kemenyan, Begini Ritualnya

Panen Kemenyan di Toba (Antara Foto/Septianda Perdana)

Belum lama ini, masyarakat Desa Simare, Kecamatan Borbor, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara memanen kemenyan.

P Manalu selaku petani kemenyan bercerita memanen kemenyan tidak semudah memanen tanaman yang lain. Serta tidak bisa dilakukan setiap hari. Memanen dengan cara menyadap getah kemenyan, perlu ritual, yang bermakna menghormati dan menghargai alam.

Getah kemenyan ada dan pohon tumbuh karena proses alam. Tak bisa dipupuk atau dengan cara lain. Berikut sejumlah ritual yang harus dilakukan bila ingin memanen kemenyan.

1. Harus bersih hati dan adab baik

assignmentti.com

Pengerjaan untuk memanen kemenyan harus dengan hati bersih, dan adab baik.

Para petani percaya, menyadap getah tak boleh berkata kotor agar getah keluar banyak dengan kualitas baik.

“Kalau gak pakai ritual hasil jauh berbeda. Jika pakai ritual bisa banyak dapat karena sudah dapat restu Sang Maha Pencipta,” kata Manalu.

2. Jelmaan boru raja atau gadis anak raja

Dannyard L Toruan

Menurut cerita nenek moyang, pohon kemenyan usianya ratusan tahun dan disebut sebagai pohon dari tuhan.

Karena tidak diketahui asal-usulnya siapa yang menanam pertama kali, dan sudah tersedia di hutan.

Kepercayaan lain menyebutkan pohon kemenyan ini jelmaan Boru Raja atau gadis anak raja. Hingga dalam menyadap harus sopan dan bersih hati.

3. Ritual marhottas dan bersenandung

Pohon Kemenyan (Dok. IDN Times)

Bagi orang Batak, katanya, ritual awal mengelola hutan kemenyan, dikenal dengan marhottas (Bahasa Batak Parlilitan).

Ritual Marhottas, sesaji ada makanan hitak gurgur terbuat dari tepung, dan daging babi. Istilahnya, namarmiyak miyak. Ia berarti harapan hasil sadap getah kemenyan bisa berlimpah dan terbekati dalam kesehatan.

Dalam ritual ini, terlihat sesajian diletakkan di depan para petani persis di sebelah sebatang kemenyan muda yang sehat. Mereka duduk bersila sambil memanjatkan doa-doa atau dikenal dengan martonggo.

Panjatan doa kepada debata mulajadi nabolon, atau Sang Maha Pencipta melalui leluhur-leluhur yang selalu menemani perjalanan hidup mereka.

Sebelum acara makan bersama, kata Manalu, sesajian diletakkan sejenak di dekat pohon kemenyan, selang beberapa menit barulah bisa menyantap sambil berdoa.

Setelah makan bersama, lanjut menyadap pohon. Setelah sadapan bersama, mereka bersenandung.

4. Tidak bisa hidup sendiri

Antara Foto/Septianda Perdana

P Manalu mengatakan, ritual dan simbol-simbol pada masyarakat Batak ini, harus tetap terjaga dengan alasan apapun. Semua pihak, terutama negara punyawajib menjaga dan melindungi.

“Kemenyan sangat istimewa, getah pertama kali ada di Tano Batak, ekspor ke seluruh dunia,” katanya.

Kemenyan adalah jenis tumbuhan yang perlu pohon pelindung. Ia tak bisa tumbuh sendiri.

Tak heran, kala berada di hutan kemenyan, akan bertemu pohon alam besar dan rindang.

Kala pohon ‘pelindung’ hancur, getah kemenyan yang terkena sinar matahari, diyakini tak akan keluar banyak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us