Sejarah Titi Runtuh, Pernah Halau Agresi Belanda ke Deli Serdang
Kini ambruk karena besi fondasinya dicuri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Deli Serdang, IDN Times - Masyarakat di sekitar wilayah Percut Seituan cukup mengenal sebuah jembatan yang menghubungkan Desa Bandar Setia, Sampali, dan Lau Dendang dengan nama "Titi Runtuh". Jembatan tersebut bagi masyarakat sekitar cukup bersejarah. Sebab, peristiwa di balik penamaan "Titi Runtuh" cukup membekas bagi jejak perjuangan bangsa Indonesia melawan para penjajah.
Jumat (28/06/2024) jembatan tersebut roboh untuk kedua kalinya. Setelah dikonfirmasi IDN Times, Kepala Dusun dan masyarakat setempat ramai membenarkan jika Titi Runtuh telah roboh akibat ulah orang tidak dikenal yang mencuri besi-besi fondasinya.
1. Sejarah di balik nama Titi Runtuh yang erat kaitannya dengan perjuangan bangsa Indonesia menghalau agresi Belanda masuk Deli Serdang
Masyarakat sekitar Titi Runtuh banyak yang familiar tentang peristiwa bersejarah di balik nama sebuah jembatan di Desa Bandar Setia tersebut. Bahkan, peristiwa itu digadang-gadang erat kaitannya tentang perjuangan bangsa Indonesia.
"Dulu pada saat agresi militer Belanda ke-2 sekitar tahun 1948, jembatan yang sekarang dinamai Titi Runtuh ini sama pihak militer Indonesia sengaja diruntuhkan. Kenapa diruntuhkan? Karena ini merupakan upaya untuk menghambat pergerakan dari Belanda agar tak bisa masuk ke Deli Serdang melalui jembatan ini," tutur Kusno, Kepala Dusun 4 Desa Bandar Setia, Senin (1/7/2024).
Kusno mengatakan jika dahulu memang belum ada jembatan lain yang berdekatan, hanya Titi Runtuh dan Titi Sewa saja. Setelah sengaja diruntuhkan, Titi Runtuh kembali mengalami rekonstruksi pada tahun 1983 dan telah dipermanenkan.
"Kolonial Belanda dari Belawan bawa tank, pihak militer kita berdasarkan perintah panglima perang sengaja meruntuhkan jembatan yang ada sebagai usaha menyelamatkan Deli Serdang. Sejak saat itulah dinamakan Titi Runtuh. Meskipun Titi Runtuh telah dibangun kembali pada tahun 1983, tapi sampai sekarang masyarakat tetap menyebutnya Titi Runtuh," bebernya.