Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
upload_5caf48eecaa7a991584bada2043930be_e013513b-7490-46d9-837b-2e3a0a6d7845_watermarked_idntimes-2.jpg
Agam Rinjani berangkat sendirian dari Bogor ke Aceh pakai mobil BAIC (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Medan, IDN Times - Abdul Haris Agam alias Agam Rinjani menceritakan kondisi selama 10 hari di wilayah berdampak bencana banjir bandang yaitu, Aceh Tamiang.

Sebelumnya, ia berkendara dengan menggunakan mobil jenis BAIC BJ40 Plus. Perjalanan ini dilaluinya mulai dari Bogor ke Lampung, lalu Sumsel, Riau, Sumut, hingga berhenti di titik akhirnya yakni Provinsi Aceh, Agam Rinjani telah menempuh perjalanan ribuan kilometer demi menjalankan misi kemanusiaan.

Uniknya, aksi berkendara pemandu wisata paling tersohor itu dilakukan seorang diri! Tanpa didampingi siapa pun, pria bernama lengkap Abdul Haris Agam membawa peralatan sanitasi, pakaian, dan makanan untuk korban banjir di Provinsi Aceh.

Tiba di Aceh Tamiang pada 11 Desember 2025, Agam mengakui tak sendiri melakukan aksi kemanusiaan tersebut. Namun, ia bergabung dengan para Mapala Katolik di Medan.

"Yang kami lakukan pertama adalah bergabung ke beberapa posko, untuk memperkuat tim," tutur pria berambut gondrong ini.

Menurutnya, kini kondisi Aceh Tamiang sudah mulai tahap pemulihan dari bencana banjir yang dialami dan masih membutuhkan relawan untuk percepatan pemulihan lokasi bencana banjir tersebut.

Berikut IDN Times merangkum cerita Agam Rinjani selama 10 hari di lokasi bencana Aceh Tamiang dan kebutuhan apa saja yang kini masih diperlukan oleh masyarakat sekitar.

1. Agam membagikan sarung, makanan, membersihkan toilet hingga kantor Dinas Kesehatan

Agam Rinjani berangkat sendirian dari Bogor ke Aceh pakai mobil BAIC (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Kemudian, ia bersama yang lain membagikan beberapa sarung. Alasannya membagikan sarung, sebab dia menilai sarung saat ini bermanfaat buat mereka, bisa dipakai salat, bisa juga beberapa dipakai mandi atau untuk dijadikan selimut.

Selain itu, Rinjani juga membagikan beberapa makanan, hingga membantu pemerintah untuk memfungsikan kembali beberapa kantor-kantor, salah satunya membersihkan kantor Dinas Kesehatan.

"Kemudian kami mencoba untuk membantu fasilitas kesehatan (faskes) yang kami lakukan, mencari tim dan bergabung lagi bersama teman-teman untuk memperbaiki sumber mata air, salah satunya bor kami aktifkan kembali, toilet kami aktifkan, kami sedot dan membersihkan toiletnya, agar puskesmas biar bisa berfungsi kembali. Itu yang sudah kami lakukan dan hari ini sudah bersih," jelas pria berumur 36 tahun ini.

Dia juga melanjutkan misi kemanusiaan di daerah Babo. Di sini harus ekstra tenaga karena harus bolak balik untuk membeli alat semprot, agar masyarakat bisa secara mandiri membersihkan rumahnya. Sehingga, ini dapat membantu mereka untuk secara mandiri bisa membersihkan rumahnya.

"Kemudian, kami juga membelikan kompor untuk bisa mereka kembali kerumahnya memasak, sambil kami siapkan lagi untuk beli alat masaknya bagi yang rumah-rumahnya menjadi korban," terang Rinjani.

2. Paling yang dibutukan alat pembersih hingga personil

Mobil-mobil yang dihantam banjir di Aceh Tamiang (IDN Times/Prayugo Utomo

Kini, bagi Agam hal yang paling urgent atau yang dibutukan adalah alat pembersih, air bersih, hingga personil untuk membersihkan fasilitas-fasilitias umum mulai dari kantor dinas kesehatan, sekolah, rumah ibadah, dan termasuk juga rumah warga.

"Kalau ada yang mau memberikan bantuan silahkan logistik juga, karena memang banyak menumpuk logistik tapi dalam waktu dekat ini akan habis karena mereka butuh makan juga, kalau bisa ada tim usahakan bantu jadi ada fasilitas umum bantu membersihkan," sebut Agam.

"Kurang alat untuk membersihkan hubungi saya, hubungi tim yang ada di posko relawan yang ada di Aceh Tamiang, Kecamatan Tamiang Hulu, di puskesmasnya kebetulan kami ada beberapa alat di situ untuk membersihkan tapi terbatas juga kalau ada yang butuh kami bisa pinjam," tambahnya.

3. Fasilitas umum dinilai mulai pulih kembali, meskipun membutuhkan waktu yang lama nantinya

Agam Rinjani berangkat sendirian dari Bogor ke Aceh pakai mobil BAIC (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Dia menilai fasilitas umum mulai pulih kembali, meskipun membutuhkan waktu yang lama.

Saat ini, Agam berinisiatif untuk mengumpulkan uang yang bertujuan membangun rumah warga yang telah hancur dampak dari bencana banjir.

Dia juga berterimakasih kepada Disyon Toba, pemilik usaha Consina toko outdoor yang ada di Indonesia dikarenakan telah masuk bantuan yang bermanfaat yaitu pakaian layak pakai untuk para warga dan relawan

"Terimakasih sudah bantu beberapa pakaian layak pakai, mungkin bukan kayak pakai tapi lifestyle karena baju baru semua sama beberapa bantal yang bisa digunakan buat masyarakat, khususnya juga teman-teman relawan karena mereka butuh energi untuk bisa bantu percepatan pemulihan di Aceh Tamiang," jelas Agam.

Dia berharap Pemerintah dapat berkoordinasi lebih baik, dengan cara dapat ditingkatkan.

"Kemudian tadi saya juga coba menghubungi Telkomsel, Alhamdulillah mereka dapat jawaban untuk meningkatkan kuota jaringan komunikasi untuk Tamiang Hulu biar orang-orang bisa memberikan kabar yang baik tidak tersendat-sendat sinyalnya, Hari Respati, dulu bekerja di air jernih beliau yang baru ke beberapa orang termasuk Dirut Telkomsel untuk melakukan perbaikan secepat mungkin kemudian bantu komunikasi ke beberapa instansi untuk melakukan bantuan secepat mungkin untuk pemulihan Aceh Tamiang," pungkas Agam Rinjani.

Editorial Team