Viral Bendera PDIP Dicabut Satpol PP Dairi, Bendera Golkar Dibiarkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dairi, IDN Times – Tensi politik jelang Pemilu 2024 pada 14 Februari mendatang kian memanas. Dugaan demi dugaan kecurangan terus bermunculan.
Di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara petugas Satuan Polisi Pamong Praja diduga dengan sengaja mencopoti bendera PDI Perjuangan. Aksi para petugas ini viral di lini masa media sosial.
1. Bendera Golkar dan foto Prabowo-Gibran dibiarkan
Dalam video yang diunggah akun @medanviralinfo, personel Satpol PP mencabuti bendera partai berlambang banteng itu yang terpajang di median Jalan Sisingamangaraja, Dairi. Anehnya, Satpol PP tidak mencabut bendera parpol lainnya. Termasuk foto pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto – Gibran Rakabumingraka yang berdiri di samping bendera PDI Perjuangan.
“Ini kecurangan, PDIP dicabuti, Golkar dibiarin. Dairi punya cerita,” ujar perekam video dari dalam mobil.
2. Bawaslu sudah terima laporan dugaan kecurangan
Badan Pengawas Pemilihan Umum Sumatra Utara mengaku pihaknya sudah menerima laporan terkait dugaan kecurangan itu. Koordinator Divisi Hubungan Masyarakat, Data Informasi Bawaslu Sumut, Saut Boangmanalu mengatakan peristiwa itu terjadi pada Jumat (2/2/2024).
“Jadi Bawaslu mengetahui kejadian itu, setelah pihak PDIP Dairi datang ke kantor Bawaslu dan melaporkan kejadian tersebut," ujar Saut saat dikomfirmasi
Bawaslu juga sudah melakukan rapat pleno untuk menentukan status laporan PDIP. Apakah memenuhi syarat untuk ditindaklanjuti atau tidak.
Kata Saut besok rencananya pihaknya mulai memanggil pihak Satpol PP Pemkab Dairi, untuk dimintai klarifikasi.
"Untuk sementara terduganya (yang mencabut bendera PDIP) itu Satpol PP, kita lihat besok tindak lanjutnya gimana," ujarnya.
3. PDIP Sumut: Ini tindakan arogan, ini pelanggaran
PDI Perjuangan Sumut sudah mengetahui kabar pencopotan atribut itu. Mereka menilai, Satpol PP sudah melakukan pelanggaran. Apalagi saat ini merupakan masa kampanye.
Bagi mereka, tindakan ini adalah bentuk arogansi dari aparat. “Di sisi lain menunjukkan ketakutan dan kekhawatiran mereka, bahwa PDI Perjuangan tetap partai pemenang dan gerakan pendukung Ganjar juga semakin kuat. Jadi caranya untuk mengalahkan itu, mereka melakukan terror dengan cara itu,” kata Aswan kepada IDN Times.
Aswan juga menduga pencopotan itu merupakan perintah dari atasan. “Ini arahan yang mencari-cari muka dengan istana ini. Karena takut kalah dia. Karena di sana sangat kuat PDI dan Ganjar,” katanya.
Saat ini, mereka masih menunggu hasil pemeriksaan dari Bawaslu. “Silahkan saja mau copot satu bendera dan kita naikkan seribu bendera. Rakyat menilai itu. Rakyat ini kan juga menonton itu semua. Kemuakan rakyat dengan perilaku aparat yang begitu kan juga sudah lama dirasakan orang-orang. Jadi rakyat sekarang ini sudah menentukan pilihannya kok. Jadi tidak akan mempengaruhi apa pun,” pungkasnya.
IDN Times sudah mencoba menghubungi Pemkab Dairi. Kepala Dinaskominfo Dairi Anggara Ramces Sinurat yang dikonfirmasi belum memberikan jawaban. Begitu juga Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu.
Baca Juga: 3 Korban Meninggal Longsor Taput Pasutri dan Anaknya