Rentetan Dugaan Gas PT SMGP Makan Korban, Sudah 7 Orang Meninggal

Kehadiran PT SMGP terus berhujan protes

Mandailing Natal, IDN Times – Dugaan kebocoran gas di  kawasan operasional PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara sudah berulang kali terjadi. Ratusan warga sudah menjadi korban.

Kejadian teranyar, pada 16 September 2022, sebanyak 8 orang warga Desa Sibanggorjulu, Kecamatan Puncaksorikmarapi, diduga keracunan gas. Mereka harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.

Para pegiat sudah banyak yang mengkritisi PT SMGP. Bahkan, para pegiat lingkungan mendesak pemerintah mencabut izin PT SMGP karena sudah membuat kesengsaraan bagi masyarakat.

“Kalau saya bilang, PT SMGP ini yang sudah ‘meracuni’ masyarakat. Sehingga, sebaiknya harus ditutup. Jadi tidak ada lagi potensi akan terjadinya korban berulang di masa mendatang. Tidak hanya ditutup, diselidiki juga terkait izin-izinnya. Apalagi lokasinya sangat dekat dengan pemukiman. Kenapa izinnya tetap diberikan? Bagaimana analisis mengenai dampak lingkungannya? Jangan-jangan ada korupsi saat penerbitan izinnya,” ujar Direktur Green Justice Indonesia (GJI) Dana Prima Tarigan, saat memberikan komentar pada kejadian dugaan kebocoran gas pada Maret 2022 lalu.

IDN Times merangkum sejumlah kejadian dugaan operasional PT SMGP memakan korban masyarakat. Simak selengkapnya.

1. September 2018, dua santri meninggal di kolam PT SMGP

Rentetan Dugaan Gas PT SMGP Makan Korban, Sudah 7 Orang MeninggalWarga yang menjadi korban kebocoran gas di Madina diboyong ke rumah sakit, Minggu (6/3/2022) petang. (Istimewa)

Korban yang diakibatkan oleh operasional PT SMGP tidak hanya karena dugaan kebocoran gas. Pada September 2018 lalu, dua orang santri meninggal dunia di kawasan operasional PT SMGP.

Dua santri dari Pondok Pesantren Mustafawiyah Purba Baru itu, meninggal setelah jatuh ke dalam kolam penampungan air PT SMGP. Keduanya adalah Irsanul Mahya (14)  dan Muhammad Musawi (15), warga Deas Sibanggor Jae.

Penelusuran WALHI Sumut menyebut, Sumur itu tidak memiliki pembatas dan papan peringatan. Sehingga masyarakat bisa bebas mengaksesnya.

Baca Juga: Terulang Lagi, 8 Warga Keracunan Gas Diduga Dari PT SMGP Madina

2. Januari 2021, 5 orang meninggal dunia dan puluhan keracunan gas

Rentetan Dugaan Gas PT SMGP Makan Korban, Sudah 7 Orang MeninggalKonferensi Pers WALHI Sumut mendesak PT SMGP ditutup karan diduga melakukan kejahatan lingkungan dan menyebabkan korban jiwa. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Peristiwa terparah terjadi pada 25 Januari 2021. Dugaan kebocoran gas terjadi pada pipa milik PT SMGP. Lima orang meninggal dunia, puluhan lainnya menjalani perawatan di rumah sakit. Saat kejadian, lebih dari 200 wrga mengungsi karena khawatir kebocoran gas terjadi kembali.

Berdasarkan dari data kepolisian, korban yang meninggal di RSUD Panyabungan, yakni Suratmi (46), Kaila Zahra (5), Yusniar (3), Dahni, Sementara yang meninggal dunia di Puskesmas atas nama Syahrani (14).

WALHI Sumut pernah mengumpulkan sejumlah fakta terkait SMGP. Direktur WALHI Sumut Doni Latuperisa, saat itu  mengatakan, izin PT SMGP sempat dibeukan pada 9 Desember 2014 lalu.

“Tahap eksplorasi sudah tahap merusak lingkungan dan menimbulkan bencana alam,” ujar Doni dalam keterangan resminya, Kamis (28/1/2021).

Sayangnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali memberikan izin baru pada April 2015. Doni juga mengatakan, WALHI juga menemukan fakta bahwa pada November 2014, ada unjuk rasa besar-besaran menolak keberadaan SMGP. Dalam unjuk rasa itu satu orang tewas, belasan lainnya dibawa ke kantor polisi.

3. Maret 2022, 58 orang dilarikan ke rumah sakit karena keracunan gas

Rentetan Dugaan Gas PT SMGP Makan Korban, Sudah 7 Orang MeninggalGubernur Sumut Edy Rahmayadi meninjau PT SMGP, Kabupaten Mandailing Natal, Rabu (28/4/2022). (Diskominfo Sumut)

Kemudian, pada 6 Maret 2022, kembali terjadi kebocoran sumur gas di Desa Sibanggor Julu. Sebanyak 58 orang dilarikan ke rumah sakit karena diduga keracunan.

Namun saat itu, PT SMGP membantah jika terjadi kebocoran gas. Hasil penyelidikan dari pihak terkait, juga tak kunjung diketahui publik.

Bantahan itu disampaikan  PT SMGP lewat keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Senin (7/8/2022). “Menyusul laporan dugaan kebocoran gas H2S di Proyek Sorik Marapi, PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) memastikan bahwa tidak terjadi kebocoran gas H2S,” tulis manajemen PT SMGP dalam keterangannya.

Bantahan ini justru menimbulkan pertanyaan besar di publik. Lantas apa yang membuat puluhan warga jatuh pingsan, mual, sesak nafas hingga muntah-muntah pada saat itu?. Totalnya, ada sekitar 58 warga yang dilarikan ke rumah sakit, termasuk masih berusia anak.

Dalam keterangan tertulisnya itu, PT SMGP terkesan menyalahkan masyarakat yang berunjuk rasa dan menuding soal kebocoran gas H2S karena pengujian sumur.

4. April 2022, puluhan warga menjadi korban

Rentetan Dugaan Gas PT SMGP Makan Korban, Sudah 7 Orang MeninggalGubernur Sumut Edy Rahmayadi meninjau PT SMGP, Kabupaten Mandailingntal, Rabu (28/4/2022). (Diskominfo Sumut)

Kemudian dugaan kebocoran gas terjadi pada Minggu 24 April 2022. Puluhan warga dilarikan ke rumah sakit.

pihak PT SMGP mengakui soal dugaan kebocoran gas yang  terjadi pada Minggu (24/4/2022). “PT Sorik Marapi Geothermal Project (SMGP) menyatakan benar adanya kejadian well kick di Pad T, well kick ini mengeluarkan semburan lumpur yang diikuti dengan keluarnya H2S di area pengeboran Pad T. Sampai pernyataan ini dibuat, semburan lumpur masih terjadi dan tim teknik sedang berupaya untuk melakukan penutupan sumur tersebut,” tulis juru bicara PT SMGP Yani Siskartika.

Operasional PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) dihentikan sementara pasca kebocoran gas di areal pengeboran pascakejadian itu.

Penghentian sementara itu tertuang dalam surat Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM nomor T-1365/EK.04/DEP.T/2022 yang diteken Direktur Panas Bumi/Kepala Inspektur Panas Bumi Kementerian ESDM, Harris Yahya.

Dalam surat itu, Ditjen EBTKE menyatakan semburan gas dan material lumpur di pengeboran PT SMGP dikategorikan kejadian berbahaya. Tiga orang sempat diperiksa polisi dalam kejadian itu. Mereka adalah orang – orang dari PT SMGP. Namun sampai saat ini, tidak ada yang diumumkan menjadi tersangka.

Informasi yang dihimpun, PT SMGP adalah perusahaan panas bumi yang 95 persen sahamnya dimiliki KS ORKA. Selain KS ORKA, 5 persen saham PT SMGP. Dilansir dari laman www.ebtke.esdm.go.id, KS ORKA adalah perusahaan internasional yang merupakan gabungan antara PT Kaishan Compressor (HK) Co Ltd, yang memiliki saham 90 persen dan Hugar Orka (Iceland) yang memiliki saham 10 persen.

Baca Juga: Gas Bocor Lagi, Pemerintah Didesak Tutup Permanen Operasional PT SMGP

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya