Reaksi Wali Kota Bobby soal Kemacetan Medan Johor Sakiti Hati Warga

Diprotes dan akan disomasi, Bobby malah salahkan parkir

Medan, IDN Times - Perjuangan Forum Masyarakat Johor Menggugat (FMJM) memrotes median jalan yang melintang di Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan terus berlanjut. Pasalnya median jalan malah membuat kemacetan panjang di kawasan Medan Johor ini.

Masyarakat berencana melayangkan somasi kepada Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution dalam waktu dekat.

Belakangan Bobby terus bereaksi atas protes warga. Menantu Presiden Jokowi itu kukuh menjadikan median jalan sebagai solusi kemacetan di Medan Johor. Meski pun, FMJM menegaskan bahwa median jalan justru menambah masalah dan menubruk sejumlah aturan.

“Kenapa itu, median jalan itu sekaligus untuk pengamanan aset kita. Makin banyak yang maju ke tengah, yang jualan makin ke tengah jalan,” ujar Bobby, Rabu (21/12/2022).

Baca Juga: Soal Macet Karena Median Jalan, Warga Akan Somasi Wali Kota Bobby

1. Bobby juga terkesan menyalahkan masyarakat

Reaksi Wali Kota Bobby soal Kemacetan Medan Johor Sakiti Hati WargaWali Kota Medan Bobby Nasution (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Soal somasi yang akan dilayangkan FMJM, Bobby agaknya tidak sepakat. Dia malah meminta FMJM menyomasi parkir yang ada di pinggir jalan.

“Somasi? Ya, yang parkir di pinggir jalan somasi juga lah bilang,” ujarnya.

Dia juga menilai para pedagang kecil di tepi jalan Karya Wisata menjadi salah satu sebab kemacetan. Sehingga median jalan dianggap sebagai solusi.

“Kita hari ini lagi menggalakkan UMKM. Betul. Cuma, bukan  UMKM sembarangan jualannya. Terus kita lagi galakkan UMKM, masa boleh jualan di tengah jalan, di median jalan boleh jualan, di pinggir jalan di atas trotoar bole jualan, gak juga. Jadi silakan, kita buat aturan juga ada itungannya. Kalau kita lagi buat aturan itu, kita ingin tertibkan. Kenapa itu, median jalan itu sekaligus untuk pengamanan aset kita. Makin banyak yang maju ke tengah, yang jualan makin ke tengah jalan,” tukasnya.

2. Ucapan Bobby menyakiti hati pedagang dan warga

Reaksi Wali Kota Bobby soal Kemacetan Medan Johor Sakiti Hati WargaKoordinator FMJM Gumilar Aditya Nugroho. (IDN Times/Prayugo Utomo)

FMJM langsung menanggapi ucapan Bobby. Bagi mereka, ucapan itu sudah menyakiti perasaan para pedagang kecil dan warga. Selama ini, para pedagang itu mencari hidup di kawasan Jalan Karya Wisata. Keberadaan median jalan malah ‘membunuh’ mereka. Karena omzet mereka turun drastis.

“FMJM turut berbela sungkawa kepada para pelaku pedagang kecil di kawasan Jalan Karya Wisata,  atas sikap Walikota Medan yang menganggap mereka sebagai salah satu sumber masalah dari kemacetan di kawasan Jalan Karya Wisata,” ujar Koordinator FMJM Gumilar Aditya Nugroho, Kamis (22/12/2022).

Sebelum ada median jalan, kata Agum –sapaan akrabnya--, para pedagang bisa berjualan dengan nyaman. Jika pun ada kemacetan, lantaran ketidakhadiran petugas untuk mengatur lalu lintas. Kemacetan juga terjadi pada waktu tertentu saja.

“Seharusnya Wali Kota Medan lebih bijak dalam menentukan kebijakan. Gelombang protes yang dilakukan Masyarakat Medan Johor selama ini harusnya menjadi evaluasi. Bukan menyalahkan rakyat,” ujar Agum.

3. Median jalan melanggar sejumlah aturan

Reaksi Wali Kota Bobby soal Kemacetan Medan Johor Sakiti Hati WargaFMJM menggelar aksi damai memrotes median jalan yang dibangun di Jalan Karya Wisata, Medan Johor. (IDN Times/Prayugo Utomo)

FMJM juga menemukan median jalan yang dibangun menubruk sejumlah aturan. Pertama, Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2015 Tentang  Rencana  Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Medan Tahun 2015 – 2035, Jalan Karya Wisata merupakan Jaringan Jalan Kolektor Sekunder.

Jika mengacu pada Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia Nomor 260/KPTS/M tahun 2004 Tentang Pengesahan 38 (tiga puluh delapan) Rancangan SNI dan 64 (enam puluh empat) Pedoman Teknis Bidang Kontruksi dan Bangunan, diatur soal jarak jarak minimum antara bukaan median adalah setiap 300 meter.

“Sementara kita temukan, dari simpang Karya Wisata – AH Nasution, bukaan median ada di depan Cadika. Jaraknya kita hitung, 1,3 Km. Ini namanya tidak sesuai peraturan,” kata Gumilar.

Akibatnya kendaraan yang ingin keluar ke Jalan AH Nasution dan kendaraan yang ingin putar balik menumpuk di lampu merah sehingga membuat kemacetan yang sangat panjang.

Pembangunan konstruksi median jalan juga menyalahi aturan. Dalam Pedoman Kontruksi dan Bangunan Perencanaan Median Jalan sesuai keputusan menteri itu, ketentuan tinggi median harusnya berada di antara 18 cm atau 25 cm.

“Yang kita lihat terpasang itu, tingginya sekitar 65 Cm. Tentunya hal ini juga akan berdampak dan membahayakan terhadap warga pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan. Hal ini menandakan bahwa Pemerintah Kota Medan tidak melakukan kajian yang komperhensif dalam pemasangan Median jalan tersebut,” pungkasnya.

Baca Juga: Warga Johor Akan Somasi Wali Kota, Ini Arti Somasi dan Dasar Hukumnya

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya