Polemik Minyak Goreng, Rizal Ramli Sebut Negara Kalah dengan Mafia

Rizal sebut Mendag Lutfi kebanyakan ngawur

Medan, IDN Times – Menko Perekonomian era Gusdur, Rizal Ramli memberikan komentar keras ihwal polemik minyak goreng yang terjadi belakangan. Dari mulai langka hingga harganya yang kini meroket.

Dia juga menilai Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi terkait  pernyataannya tentang ada mafia minyak goreng. Dia juga menyebut  negara sudah kalah dengan para mafia. Harusnya seorang menteri bisa langsung memeriksa para mafia dan raja-raja sawit itu untuk mencari penyebabnya. Sehingga rakyat bisa menikmati minyak goreng dengan harga terjangkau.

"Jangan indikasi ada mafia, lo (Mendag) kan bisa periksa mereka semua (mafia). (Bukan) dengan melepaskan harga HET dia (Mendag) sudah menyerah dengan mafia dan raja-raja sawit ini," sebut Rizal Ramli di Medan, Senin (21/3/2022).

1. Polemik migor terus berlanjut, kata Rizal Mendag kebanyakan ngawur

Polemik Minyak Goreng, Rizal Ramli Sebut Negara Kalah dengan MafiaIlustrasi minyak goreng. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Kata Rizal, polemik ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan mudah. Namun, tampaknya negara lebih  takut dengan para mafia minyak goreng dan raja-raja sawit. Sehingga solusi untuk polemik minyak goreng tidak kunjung ada. Masalahnya justru berlarut-larut.

“Buat saya nggak masuk akal kasus minyak goreng ini udah bulan keempat. Banyak alasan menterinya ini itu, banyakan juga ngawur, nah terakhir dia cari jalan gampangnya dilepaskan aja kepada harga pasar otomatis harga minyak goreng naik dua setengah kali setengah kalinya, tentu dengan harga dua setengah kali rakyat gak mampu beli itu lah kemudian yang antre berkurang barangnya jadi ada," jelasnya.

2. Pemerintah dinilai tidak bertanggungjawab

Polemik Minyak Goreng, Rizal Ramli Sebut Negara Kalah dengan MafiaJokowi menemukan harga minyak goreng di sejumlah pasar di Yogyakarta tinggi, atau melebihi harga eceran tertinggi (HET). (dok. YouTube Sekretariat Presiden)

Kata Rizal, dengan melepaskan minyak goreng kepada mekanisme pasar, negara telah menunjukkan sikap tidak bertanggungjawab. Harusnya, untuk kebutuhan pokok, pemerintah mengatur agar harga bisa terjangkau oleh masyarakat biasa.

"Tidak penting sama rakyat (soal mafia), bagi rakyat bisa tidak lo (Mendag) turunkan harga minyak goreng dengan HET Rp14 ribu. Bukan mau menangkap sini dan situ, belum tentu juga ada manfaatnya (bagi masyarakat). Yang penting lo Sediakan minyak goreng Rp14 ribu sudah senang (rakyat) kita. Itu ukuran kesuksesan dan keberhasilannya," kata Rizal Ramli.

3. Rizal menantang pemerintah lawan mafia migor, nama Luhut diseret

Polemik Minyak Goreng, Rizal Ramli Sebut Negara Kalah dengan MafiaWarga mencium minyak goreng kemasan yang dibelinya setelah mengantre di operasi pasar murah yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tenggara di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (15/3/2022). (ANTARA FOTO/Jojon)

Rizal Ramli menantang Pemerintah Indonesia berani tidak untuk melawan mafia dan raja-raja sawit di Indonesia untuk mengendalikan minyak goreng dengan harga terjangkau.

"Sekarang punya nyali atau tidak, pejabat-pejabat ini menghadapi mereka (mafia dan raja sawit)?" tukasnya.

Rizal pun berkisah soal pengalamannya menjadi Menko Perekonomian. Dia juga pernah menghadapi polemik minyak goreng. Saat dia menjabat, harga minyak sawit mentah (CPO) di luar negeri naik 100 persen. Itu juga berpengaruh pada harga minyak goreng domestik. Karena jatah domestik dijual oleh para mafia ke luar negeri.

“Saya menyelesaikan masalahnya gampang, satu saya panggil anak buah saya waktu itu Menteri Perindustrian dan Perdagangan namanya Jenderal Luhut Panjaitan, saya bilang 'bang ini daftar raja sawit swasta, ini daftar raja sawit BUMN panggil mereka, sampaikan pesan saya ada tiga',” tukasnya.

Rizal hanya meminta Luhut agar menyampaikan supaya para mafia jangan rakus. Kemudian dia mengingatkan para pengusaha harus tau bahwa dia menanam sawit di lahan negara. Terakhir, jika harga minyak goreng tidak turun dalam sebulan, Rizal akan memeriksa para pengusaha. Alhasil, dalam tiga pekan, harga minya goreng langsung turun.

Solusi ini, kata Rizal, masih relevan jika harus dilakukan. Luhut pun harusnya masih ingat dengan solusi itu. “Cuma, apa pejabatnya punya nyali berhadapan dengan mereka-mereka ini?” pungkasnya.

Baca Juga: 3 Juta Ha Kebun Sawit di Sumut, Edy: Gak Alasan Minyak Goreng Langka

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya