Perundungan Murid SD Berujung Maut, Korban Demam Tinggi Lalu Meninggal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Kasus dugaan perundungan dan pemukulan berujung maut menjadi sorotan hangat di Kota Medan. Seorang pelajar kelas 1 Sekolah Dasar berinisial B (8), meninggal dunia akibat didera sakit, setelah diduga dipukuli oleh kakak kelasnya di sekolah.
Polisi masih mendalami kasus kematian B. Teranyar, polisi memeriksa 12 orang saksi.
"Sudah sekitar 12 orang saksi yang kita ambil keterangannya dan ini masih dalam pendalaman," ujar Kapolrestabes Medan Komisaris Besar Valentino Alfa Tatareda di kantornya, Senin (3/7/2023) malam.
1. Polisi libatkan lembaga anak untuk penyelidikan
Valentino memang belum merinci, siapa saja yang sudah diperiksa. Mereka juga masih melakukan penyelidikan, soal dugaan para pelaku yang masih di bawah umur.
"Karena ini memang diduga pelakunya juga masih (di bawah umur). Kita sesuaikan dengan aturan yang ada, bahwa memang apakah pelaku ini bisa bertanggung jawab sesuai dengan usia mereka, terhadap perbuatan yang dilakukan," katanya.
Dalam melakukan penyelidikan, pihaknya juga berkoordinasi dengan instansi pendampiangan anak. Mereka juga tengah mendalami soal penyebab kematian korban.
"Nanti kita sampaikan (hasilnya) masih kita dalami," katanya.
2. Wali Kota Medan ikut berkomentar
Terpisah, Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution juga angkat bicara ihwal dugaan perundungan berujung maut itu. Bobby justru mendapat informasi bahwa dugaan perundungan itu terjadi di luar lingkungan sekolah.
"Saya dapat info dapat laporan, pertama bullying ini bukan terjadi di lingkungan sekolah, jadi tolong isunya bukan di lingkungan sekolah, tapi di sekitar rumah (korban)," ujar Bobby saat diwawancarai wartawan di DPRD Kota Medan, Senin (3/7/2023).
Bobby menyayangkan kasus dugaan perundungan itu bisa terjadi. Kata dia harusnya dunia anak dipenuhi dengan bermain.
"Ini harus kita kurangi kadang-kadang anak kita hanya meniru bukan ada maksud, bukan ada keinginan untuk melukai tapi ini hanya meniru oleh karena itu kegiatan yang mencontohkan kurang baik seperti tadi saya sampaikan begal geng motor, ini bukan kita tekan, tapi kita hilangkan," pungkasnya.
3. Kronologi dugaan perundungan dan pemukulan
B meninggal setelah diduga mendapat pemukulan dan perundungan. Korban sempat menceritakan perundungan dan pemukulan itu ke ibunya Y.
Pemukulan itu diadukan pada Kamis (22/6/2023). Saat itu B baru saja pulang dari sekolahnya. Sambil menangis dan wajahnya yang memucat, B mengadu.
B juga diduga mengalami trauma. Itu dilihat langsung oleh ibunya saat B tidur. Dia sering mengigau tentang apa yang dialaminya. Trauma berlanjut. B mengalami demam tinggi. Demam tinggi dirasakan B selama dua hari. Nafsu makannya juga menurun. Hingga dia dilarikan ke rumah sakit. Nahas, umurnya tidak panjang. Baru sebentar dirawat, B meninggal pada Selasa (27/6/2023).
Kata Y, sebelum meninggal B sempat mengatakan ada sekitar lima orang yang memukuli dan merundunginya. Namun Y tidak ingin memperpanjang masalah. Dia mengaku pasrah dengan kondisi anaknya.
"(Pelakunya) Dekat-dekat sini juga pak, tapi orangnya nggak bisa kita sebutkan pak, nanti merumitkan masalah. Saya maafkan siapapun yang menjahati anak saya itu pak, tapi saya gak ikhlas sakit hati ini pak. Gara-gara dipukuli orang, anak saya meninggal pak. Itu anak pertama pak, anak kebahagiaanku pak," ungkap Y.
Baca Juga: Bocah SD di Medan Meninggal, Diduga Karena Bullying