Panen Cabai di Dalam TNGL, Warga Langkat Diduga Diterkam Harimau

Korban mengalami luka di bagian leher

Langkat, IDN Times – Seorang petani di Desa Harapan Maju, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat diduga diterkam harimau, Senin (11/3/2024). Petani bernama Jerimia Peranda Ginting (25) itu diterkam saat memanen cabai di ladangnya sekitar pukul 17.30 WIB.

1. Orangtua korban nekat mengusir harimau

Panen Cabai di Dalam TNGL, Warga Langkat Diduga Diterkam HarimauIlustrasi rumah sakit (IDN Times/Arief Rahmat)

Kapolsek Pangkalanbrandan AKP Irwanta Sembiring menjelaskan, saat korban diserang harimau, kdua orangtuanya melakukan upaya pengusiran. Mereka menghalau harimau itu dengan kayu dan parang.

“Sehingga harimau melepaskan korban dan berlari kearah semak-semak kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL),” kata Irwanta.

2. Korban mengalami gigitan di leher, kepala dan tangan

Panen Cabai di Dalam TNGL, Warga Langkat Diduga Diterkam HarimauHarimau malaya merupakan predator puncak di habitat alaminya sehingga bisa mengonsumsi hewan apa saja yang mereka jumpai. (commons.wikimedia.org/Avda)

Serangan harimau itu mengakibatkan sejumlah luka di tubuh korban. Dia mengalami luka gigitan  pada bagian leher, kepala dan tangan.

“Kondisi korban pada saat itu masih sadar yang selanjutnya diselamat ke rumah sakit Bidadari Stabat untuk perawatan dan tindakan medis,” ujarnya.

Irwanta mengimbau warga agar tetap waspada menjalankan aktivitas hutan. Mengingat, kawasan TNGL adalah habitat harimau sumatra yang terancam punah.

“Berkordinasi dengan instansi terkait agar binatang liar tidak keluar dari kawasan habitatnya dan masuk kepemukiman warga,” katanya.

Terpisah, Kepala Bidang PTN Wilayah III Balai Besar TNGL Palber Turnip yang dikonfirmasi sudah mendengar kasus dugaan serangan harimau itu. Kata dia lokasi konflik berada di dalam kawasan TNGL.

“Lokasi ini memang merupakan habitat dari harimau sumatra,” kata Palber, Senin malam.

Dia tidak menampik jika ada warga yang tinggal dan menggarap kawasan konservasi itu. Kondisi ini memang menjadi polemik yang harus diretas persoalannya.

3. Konflik harimau - manusia harus diretas

Panen Cabai di Dalam TNGL, Warga Langkat Diduga Diterkam HarimauTim dokter melakukan pengecekan detil fisik dua harimau Ambar Goldsmith dan Beru Situtung sebelum pelepasliaran ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). (Reginas Septiarini Safri for IDN Times)

Dalam beberapa tahun terakhir, konflik antara manusia dengan harimau menghangat. Konflik diduga terjadi karena tekanan terhadap habitat harimau diakibatkan dari alih fungsi kawasan hutan.

Konflik teranyar terjadi di kawasan Riau. Harimau Sumatra diduga memangsa sapi milik warga di kawasan Dusun 3 Kampung Paluh, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak Sri Indrapura, awal Maret 2024. Kemudian harimau diduga menyerang warga di kawasan Bandarnegerisuoh, Lampung Barat. Dua warga dikabarkan meninggal dunia. Imbas konflik, kantor polisi hutan di kawasan itu dibakar warga pada Senin (11/3/2024).

Saat ini populasi harimau sumatra diperkirakan hanya kurang dari 600 ekor di alam liar. Selain alih fungsi kawasan hutan, perburuan dan perdagangan satwa menjadi salah satu faktor penyebab anacaman kepunahan satwa kharismatik ini.

Harimau yang menjadi korban konflik biasanya dievakuasi. Meski evakuasi adalah cara terakhir yang dipilih jika konflik sulit diatasi. Jika dinilai sudah baik, harimau kemudian kembali dilepasliarkan. Kata Menteri Siti pelepasliaran ini dilakukan sebagai upaya konservasi, mencegah kepunahan.

“Harimau menjadi perhatian internasional, karena ini satwa kharisatik. Kalau di dunia menyebutnya flagship animal. Menjadi indikator baiknya bentang alam atau hutan kita. Ada gajah, harimau, orangutan dan badak,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya, usai pelepasliaran dua harimau ke TNGL di Lanud Soewondo, Medan, Rabu (6/3/2024)

Baca Juga: 2 Harimau Korban Konflik Ambar dan Beru Situtung Pulang ke Leuser

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya