Mulai Hilang, Penghafal Al-Qur'an di Medan Gelar Pawai Obor Takbiran

Sudah 5 tahun terakhir dibudayakan kembali

Sehabis Isya, para santri Pondok Pesantren Al Abrary langsung berlarian ke luar musala, Selasa (9/4/2024) malam. Mereka bergegas menuju ke samping kamar tempat berwudhu di musala.

Mereka langsung mengambil bilah bambu yang sudah dipasangi sumbu. Satu per satu, obor dibagikan kepada anak-anak penghafal Alquran itu.

“Ayo, lekas baris,” kata Mukti Abrar, pemimpin pesantren yang berada di Kecamatan Sunggal, Kota Medan itu.

Di dalam gang dekat musala, sudah bersiap satu mobil bak terbuka berisi sound sistem, bedug dan rebana. Anak-anak langsung menyalakan obornya.

“Hati-hati. Jangan main-main. Nanti gak jadi lebarannya gara-gara kena api,” ujar seorang guru perempuan berniqab.

Takbir pun dikumandangkan dari atas mobil. Diikuti pemain rebana dan barisan pembawa obor.

1. Selain santri, warga sekitar pun ikutan pawai obor

Mulai Hilang, Penghafal Al-Qur'an di Medan Gelar Pawai Obor TakbiranSantri Pesantren Al Abrary menggelar pawai obor menyambut Hari Raya Idul Fitri di Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Selasa (9/4/2024) malam. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sepanjang pawai, takbir terus dikumandangkan. Senyum sumringah para santri menambah meriahnya pawai.

Setidaknya ada 80 santri yang ikut dalam pawai obor. Selain santri, pesantren pun melibatkan warga sekitar yang ingin ikut pawai.

“Tujuan pawai ini digelar, untuk membesarkan dan mengumandangkan nama Allah di hari kemenangan ini. Setelah kita sebulan berpuasa Ramadan, kita merayakannya dengan menggelar pawai obor,” kata Mukti Abrar.

Baca Juga: Idul Fitri 2024, PLN Mampu Pasok Daya 2.036 Megawatt

2. Melestarikan budaya yang mulai hilang

Mulai Hilang, Penghafal Al-Qur'an di Medan Gelar Pawai Obor TakbiranSantri Pesantren Al Abrary menggelar pawai obor menyambut Hari Raya Idul Fitri di Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Selasa (9/4/2024) malam. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Pawai obor biasanya hanya ditemukan di daerah perkampungan. Di Kota Medan, budaya pawai obor ini mulai hilang. Kata Mukti, pesantrennya membuat pawai obor untuk melestarikan budaya yang hampir hilang.

“Ini seperti mengenang masa kecil kita. Dulu setiap malam Idul Fitri, kita masih melihat pawai obor. Sekarang sudah jarang. Makanya kita mencoba melestarikannya kembali,” katanya.

Pawai obor disambut baik masyarakat. Sepanjang mereka berjalan, masyarakat mendokumentasikannya lewat kamera ponsel.

Pemandagan yang menarik saat pawai masuk ke dalam gang yang mayoritas penduduknya etnis Tionghoa. Warga Tionghoa yang menyaksikan pawai ikut memberikan selamat dan melempar senyum.

3. Pawai obor akan digelar setiap tahunnya

Mulai Hilang, Penghafal Al-Qur'an di Medan Gelar Pawai Obor TakbiranSantri Pesantren Al Abrary menggelar pawai obor menyambut Hari Raya Idul Fitri di Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Selasa (9/4/2024) malam. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kata Mukti, ini adalah tahun kelima pawai digelar sejak pesantren berdiri 15 tahun lalu. Setiap tahunnya, pawai selalu meriah. Menjadi warna tersendiri di malam Idul Fitri.

“Insha Allah setiap tahun akan kita gelar. Supaya anak-anak kita ini mengingat momen bahagia di hari kemenangan ini,” kata Mukti.

Baca Juga: Tradisi Lebaran Ketupat, Begini Sejarah dan Maknanya

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya