Mahasiswa Asal Papua Geruduk DPRD Sumut, Protes Peristiwa Surabaya 

Massa aksi: Kami bukan monyet

“Apa Artinya bhineka Tunggal Ika jika Diskriminasi Masih Terjadi Bagi Kami yang Berbeda,”

Begitu tulisan yang ada di dalam spanduk Ikatan Mahasiswa Papua (IMP) Sumut saat berunjuk rasa di depan gedung DPRD Sumut, Senin (19/8).

Mereka mengutuk keras peristiwa pengepungan terhadap mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu lalu.

Sebelumnya mereka sudah melakukan longmarch dari Kampus USU ke kantor wakil rakyat itu. Jarak yang mereka lalui sekitar 6 Kilometer berjalan kaki.

Sesampainya di DPRD Sumut orasi dilantangkan secara bergantian. Yang paling menjadi sorotan adalah, ungkapan rasis yang membuat sakit hari mereka.

“Kami bukan monyet, kami juga manusia yang diciptakan Tuhan,” teriak massa.

1. Jangan sampai ada diskriminasi lagi terhadap orang Papua

Mahasiswa Asal Papua Geruduk DPRD Sumut, Protes Peristiwa Surabaya IDN Times/Prayugo Utomo

Agustinus Goo, Ketua IMP Sumut menyampaikan protes keras. Bagi dia diskriminasi dan kekerasan terhadap orang Papua tidak bisa dibiarkan.

“Kita sudah merdeka 74 tahun. Tapi apa yang kami dapat. Intimidasi. Ini sangat tidak manusiawi. Papua bagian dari NKRI tapi seperti ilusi,” ungkap mahasiswa FISIP USU itu.

Dalam aksinya massa membawa spanduk. Isinya melulu protes terhadap pemerintah tentang tindakan diskriminasi.

Baca Juga: JK Minta Provokator Kerusuhan Manokwari Papua Segera Dicari

2. Desak Jokowi selesaikan pelanggaran HAM di Papua

Mahasiswa Asal Papua Geruduk DPRD Sumut, Protes Peristiwa Surabaya IDN Times/Prayugo Utomo

Dalam aksinya, mereka juga menyinggung nama Presiden Joko Widodo. Mereka mendesak agar Jokowi segera menyelesaikan kasus pelanggaran HAM di Papua.

“74 tahun merdeka dan ini terus kami alami. Kami ini manusia kami mau diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat,” ungkapnya.

Damiel Wandik Purba, koordinator aksi mengatakan jika unjuk rasa yang mereka lakukan adalah bentuk solidaritas terhadap rekan-rekan mereka yang ditangkap.

“Ini adalah rasisme. Kami bersolidaritas. Di sana mereka bilang usir-usir Papua,” kata Damiel.

3. Tuntutan bakal disampaikan ke Mabes Polri, TNI hingga KSP

Mahasiswa Asal Papua Geruduk DPRD Sumut, Protes Peristiwa Surabaya IDN Times/Prayugo Utomo

Unjuk rasa berlangsung damai. Para mahasiswa diterima oleh Brilian Moktar, Wakil Ketua DPRD Sumut.

Dalam kesempatan itu, Brilian menyampaikan jika tuntutan mahasiswa akan diteruskan ke pusat.

“Nanti akan kita kirim faks ke Mabes Polri, Mabes TNI hingga Kantor Sekretariat Presiden (KSP). Supaya ini bisa menjadi perhatian juga,” ungkap politisi PDI Perjuangan itu.

Brilian juga berharap todak ada lagi tundakan diskriminasi terhadap etnis Papua. Jika nantinya terjadi agar diproses secara hukum.

“Terima kasih perjuangan kawan kawan semua. Sangat aspiratif. Kita semua Indonesia,” pungkasnya.

Usai menyampaikan aspirasinya, massa membubarkan diri. Sejumlah anggota kepolisian juga tampak mengobrol dengan massa. Bahkan mereka juga membagikan minuman kepada para pengunjuk rasa.

Untuk diketahui, pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya berbuntut panjang. Pengepungan dilakukan oleh kepolisian karena dugaan pengrusakan bendera merah putih.

Sebanyak 43 mahasiswa sempat ditahan. Namun belakangan Polda Jatim belakangan memberikan klarifikasi jika yang dilakukan bukan penahanan melaknkan penyelamatan.

Karena saat itu ada Organisasi Kepemudaan yang juga berada di lokasi. Namun masih menjadi pertanyaan mengapa saat itu polisi juga menembakkan gas air mata ke arah asrama. Para mahasiswa itu pun kini sudah dipulangkan setelah dilakukan pemeriksaan terkait dugaan pengrusakan bendera merah putih.

Baca Juga: [BREAKING] Manokwari Rusuh, Mahasiswa Papua di Medan juga Unjuk Rasa

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya