Joshua Bantah Jual Batu Meteor yang Jatuh di Rumahnya Sampai Rp26 M

Batu meteor diakui hanya dijual Rp200 juta

Tapanuli Tengah, IDN Times - Joshua Hutagalung membantah menjadi orang yang kaya mendadak karena menjual batu meteor yang jatuh menimpa rumahnya, di desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara 1 Agustus 2020. Dia juga membantah jika dia menjual batu itu dengan harga Rp26 Miliar

Joshua mengatakan, dirinya sudah mendapatkan informasi dari beberapa media yang menyebutnya menjadi orang kaya mendadak karena menjual batu meteorit. Padahal, sama sekali tidak ada yang mengonfirmasinya ihwal itu.

Sepeti diberitakan pada Agustus lalu, batu meteorit seberat sekitar 2,2 Kilogram itu menghantam seng rumahnya hingga bolong.  Dia pun tak pernah menyangka jika itu adalah batu meteor.

1. Batu dijual kepada Jared Collins, seorang bule dari Bali

Joshua Bantah Jual Batu Meteor yang Jatuh di Rumahnya Sampai Rp26 MPemilik rumah, Josua saat memperlihatkan batu yang diduga meteor (Istimewa/Dok IDNTimes)

Joshua yang dikonfirmasi IDN Times mengatakan jika orang yang membeli batu miliknya adalah Jared Collin. Di dalam wawancaranya dengan Media Asing The Sun, Jared disebut sebagai kolektor yang jauh-jauh berangkat dari Bali untuk mengamankan batu tersebut.

“Pembelinya Mr Jared dari Bali,” ujar Joshua via telepon, Rabu (18/11/2020) petang

Batu yang dijual ke Jared, kata Joshua, totalnya 1,8 Kg. Joshua melepasnya dengan harga Rp200 juta pada 17 Agustus 2020 lalu. Bukan £1,4 Juta atau senilai Rp26 miliar seperti yang disebut di dalam sejumlah pemberitaan.

“Saya juga bingung (soal Rp26 M) itu. Saya (juga) sudah baca,” imbuhnya.

Baca Juga: Ini Penampakan Batu yang Diduga Meteor Jatuh di Atap Rumah Warga 

2. Hasil penjualan batu digunakan untuk amal dan perbaiki dapur

Joshua Bantah Jual Batu Meteor yang Jatuh di Rumahnya Sampai Rp26 MBatu meteor yang jatuh di rumah Joshua (Dok.IDN Times/istimewa)

Dia masih tak menyangka jika dirinya disebut menjual batu itu senilai Rp26 Miliar. Jika benar begitu, kata laki-laki 34 tahun itu mengatakan sudah pindah ke kota.

“Kalau Rp26 miliar, aku kasih sama abang Rp20 miliarnya, Rp6 miliarnya nya sama aku. Kalau seandainya Rp26 miliar sudah ikut calon kepala daerah saya. Ngapain lagi,” tukasnya.

Sementara itu, uang Rp200 juta dari Jared digunakannya untuk kegiatan amal. “Kita bagi ke dua dusun uang nya. Kemudian ke gereja sebagai ucapan syukur, lalu untuk anak yatim. Saya bagi juga ke 7 bersaudara anak mamak saya. Sisanya untuk renovasi dapur rumah peninggalan orang tua saya. Niatan kita memang sedekah. Daripada gak laku,” katanya.

Sebenarnya, sambung ayah dua anak itu, batuan itu jatuh tidak di rumahnya saja. Totalnya ada tiga titik. Baik di persawahan dan beberapa desa sekitar. Jatuhnya dalam waktu yang bersamaan dengan yang menimpa rumah Joshua.

Joshua pun sempat memberikan beberapa pecahan batu itu kepada sejumlah masyarakat. Ada yang memintanya untuk dijadikan batu cincin atau pun hanya koleksi saja.

3. Belum ada lembaga terkait di Indonesia yang menggubris, Joshua kecewa

Joshua Bantah Jual Batu Meteor yang Jatuh di Rumahnya Sampai Rp26 Mhttps://www.imo.net/

Sebenarnya Joshua kecewa. Karena lembaga terkait benda antariksa di Indonesia tidak menggubris soal batu meteor itu. Padahal batu itu sempat disimpannya dalam waktu yang lama.

“Makanya itu kecewa kita. Karena kan itu kita simpan sudah lama batunya. Anak-anak juga mainin batunya. Takutnya, dicuri orang. Daripada begitu, makanya dikasih jual saja,” tukasnya.

Selama ini pun sudah banyak yang menawar batu itu. Hingga akhirnya dia menjual kepada Jared.

“Sisa 5 gram untuk kenang-kenangan. Sama saudara juga paling ada segitu,” pungkas laki-laki yang berprofesi sebagai perajin peti mati itu.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sempat memberikan komentar saat itu. Mereka berencana akan memeriksa batu tersebut. Pihaknya tengah berkoordinasi dengan LAPAN di Agam, Sumatra Barat

“Saya sudah komunikasi dengan teman-teman di LAPAN Agam supaya dibawa ke laboratorium geologi untuk memastikan komposisi bendanya,” ujar Koordinator Diseminasi di Pusat Sains Antariksa LAPAN Emmanuel Sungging, kepada IDN Times, Rabu 5 Agustus 2020.

Saat ditemukan Josua, batu itu masih dalam keadaan hangat. Kondisinya masuk ke dalam tanah karena kecepatannya cukup tinggi. Emmanuel mengatakan pihaknya masih menunggu hasil dari penelitian laboratorium. Pun begitu, batu tersebut diduga benda langit yang tidak habis saat masuk ke atmosfer bumi.

“Perlu dicek, apakah itu dari bahan buatan (sisa roket/wahana antariksa) atau alamiah (asteroid),” pungkasnya.

 

Baca Juga: 10 Peristiwa Langit Terbaik November 2020, Angkasa Dihiasi Meteor

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya