Investigasi Jurnalis Berperan Penting dalam Upaya Konservasi

Mengungkap kejahatan, untuk lingkungan yang lestari

“Investigasi adalah mahkota jurnalistik,” kata Mustafa Silalahi, jurnalis Tempo dalam pelatihan Jurnalistik Investigasi di Explore Sumatera River Camp, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Senin (22/11/2021).

Diskusi ini diinisiasi Sumatera Tropical Forest Journalism (STFJ) bersama Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC). Selain Mustafa, Indra Jati dari Watchdoc, juga didapuk menjadi pemateri.

Diskusi yang digelar hingga Selasa (23/11/2021) ini, diikuti puluhan jurnalis dari Sumatra Utara dan Aceh. Selain itu, ada sejumlah mahasiswa dan pegiat lingkungan yang juga mengikuti pelatihan.

Baca Juga: Kesulitan Kenal Huruf, Ini Solusi untuk Anak yang Mengalami Disleksia

1. Pelatihan digelar untuk meningkatkan kapasitas dan kepekaan terhadap isu lingkungan

Investigasi Jurnalis Berperan Penting dalam Upaya KonservasiSTFJ dan YOSL-OIC menggelar pelatihan Jurnalistik Investigasi untuk puluhan jurnalis di Aceh dan Sumut. (Dok: STFJ)

Direktur STFJ Rahmad Suryadi mengatakan, pelatihan ini digelar untuk meningkatkan kapasitas pemahaman jurnalis terkait teknik investigasi. Khususnya pada isu-isu lingkungan. Menurut Rahmad, ini adalah upaya para jurnalis dalam mengawal konservasi.

"Tujuan pelatihan jurnalistik investigasi ini sebagai upaya kita untuk berperan dalam mengawal konservasi bisa berjalan dengan baik. Banyak harapan agar para jurnalis berperan dalam konservasi. Sebab, dunia, hutan, satwa saat ini kondisinya sekarang tidak dalam keadaan baik-baik saja," tutur Rahmad.

2. Masifnya isu kerusakan lingkungan menjadi tantangan para jurnalis untuk mengungkapnya

Investigasi Jurnalis Berperan Penting dalam Upaya KonservasiSTFJ dan YOSL-OIC menggelar pelatihan Jurnalistik Investigasi untuk puluhan jurnalis di Aceh dan Sumut. (Dok: STFJ)

Kata Rahmad, jurnalis memiliki tanggung jawab moral kepada publik dalam hal pemenuhan informasi. Begitu juga dalam mengawal berbagai kebijakan pemerintah.

Rahmad menuturkan, banyaknya kasus-kasus kerusakan lingkungan, konflik satwa dengan manusia menjadi tantangan jurnalis untuk memberikan informasi yang komprehensifi. Sehingga masyarakat semakin paham betapa pentingnya untuk mengawal konservasi.

"Kasus-kasus lingkungan ini tidak boleh terjadi lagi. Peran kita sangat besar dalam konservasi ini. Semoga dengan pelatihan ini memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat agar konservasi dapat lebih baik lagi," ujar Rahmad yang juga Ketua PFI Medan itu.

3. Jurnalis harus berkolaborasi mengawal konservasi

Investigasi Jurnalis Berperan Penting dalam Upaya KonservasiSTFJ dan YOSL-OIC menggelar pelatihan Jurnalistik Investigasi untuk puluhan jurnalis di Aceh dan Sumut. (Dok: STFJ)

Founder YOSL-OIC Panut Hadisiswoyo mengatakan, pelatihan jurnalistik investigasi ini sangat dibutuhkan dalam sebuah gerakan konservasi yang saat ini dihadapkan dengan berbagai persoalan.

"Dengan pelatihan jurnalistik investigasi ini kiranya membangun sebuah gerakan jurnalistik yang sistemik untuk  membangun sebuah upaya konservasi," ujar Panut.

Panut menegaskan, bila kondisi saat ini sangat genting hingga diperlukannya langkah serius dan nyata dalam upaya konservasi. Dia berharap, para jurnalis bisa berkolaborasi untuk mengawal upaya konservasi lingkungan. 

"Kondisi sekarang ini sangat urgent, kita butuh muatan jurnalis yang profesional untuk menghadapi segala persoalan. Semoga pelatihan jurnalistik investigasi ini menjadikan jurnalis yang profesional dan berintegritas," pungkasnya.

Baca Juga: Sedang Transaksi di ATM, Perempuan Muda di Siantar Ditikam Suaminya

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya