Harimau di Tapsel Muncul Dekat Lokasi Sinyal untuk Belajar Daring Anak

Konflik harimau dan manusia di Tapsel makin marak

Medan, IDN Times - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara masih mencari lokasi untuk pelepasliaran Sri Bilah. Harimau Sumatera yang dievakuasi dari pemukiman warga di Desa Tapus Sipagimbal, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatra Utara.

Harimau itu malah dianggap membuat resah. Sejumlah ternak dan peliharaan warga sudah dimangsanya.

Saat ini, harimau betina bernama Sri Bilah itu tengah menjalani pemulihan di di Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS), Desa Batu Nanggar, Aek Godang, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas Utara. Karena saat dievakuasi kondisinya sedikit kurus,  anemia dan dehidrasi.

1. Selain memangsa ternak warga, lintasan harimau juga berada dekat dengan spot sinyal internet untuk anak-anak belajar daring

Harimau di Tapsel Muncul Dekat Lokasi Sinyal untuk Belajar Daring Anak

Bukan sekali harimau muncul di desa itu. Tercatat sudah sejak Ramadan lalu, secara periodik si Belang terus muncul ke pemukiman warga.

Belakangan kemunculannya semakin sering. Sehingga masyarakt semakin resah. Warga juga sudah melakukan upaya mengusir harimau itu. Namun harimau tetap saja kembali. Bahkan suatu waktu, induk harimau dengan dua anakan menampakkan diri.

Selain soal ternak, warga juga takut harimau memangsa anak mereka. Khususnya saat mencari sinyal internet untuk belajar daring.

“Karena, anak-anak yang ingin belajar daring harus mencari sinyal di areal terbuka. Ini yang kita khawatirkan, anak-anak mencari spot daring tadi padahal dekat dengan perlintasan harimau,” ujar Kepala BBKSDA Sumut Hotmauli Sianturi.

Baca Juga: Harimau yang Dievakuasi Dekat Pemukiman di Tapsel Malnutrisi, Kenapa?

2. Sri Bilah akan dipulihkan dan dilepasliarkan ke habitat baru

Harimau di Tapsel Muncul Dekat Lokasi Sinyal untuk Belajar Daring AnakKondisi Sri Bilah, Harimau Sumatra Betina yang dievakuasi karena masuk ke pemukiman warga di kawasan Tapanuli Selatan. (dok. BBKSDA)

Hingga saat ini, BBKSDA masih melakukan evaluasi terhadap kondisi Sri Bilah. Pihaknya juga melakukan monitoring di kawasan konflik. Tim juga sudah mengambil sampel darah dan DNA hingga pemberian infus, vitamin , obat cacing dan antibiotik untuk memulihkan kondisinya.

Kondisinya terlihat lemah saat dievakuasi. Di tubuhnya juga terdapat kutu. Hotmauli juga mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan adanya peningkatan bilirubin, SGOT dan SGPT yang meningkat. Ini menandakan adanya gangguan fungsi hati pada harimau tersebut, tetapi tim medis belum bisa memastikan apakah gangguan hati ini bersifat akut atau kronis.

"Harimau Sumatera sampai saat ini masih dalam observasi tim medis. Pemeriksaan kesehatan lanjutan perlu dilakukan untuk melihat perkembangan kondisinya pasca pengobatan pertama, terutama pemeriksaan fungsi hati, dengan melakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium nantinya. Kemudian monitoring berkaitan dengan nafsu makan, agresifitas serta pergerakannya, tetap dilakukan oleh tim medis," ujar Hotmauli.

3. Kearifan lokal soal menjaga hutan dan harimau harus dilestarikan lagi

Harimau di Tapsel Muncul Dekat Lokasi Sinyal untuk Belajar Daring AnakKepala BBKSDA Sumut Hotmauli Sianturi memaparkan evakuasi Harimau Sumatra di Tapanuli Selatan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sampai saat ini, pihaknya terus melakukan monitoring di lokasi kemunculan harimau. Soal penyebabnya, BBKSDA memaparkan berbagai praduga. Mulai dari perambahan hutan, perburuan hingga tidak mampu bersaing dengan satwa lain. Konflik antara harimau dan manusia sedang marak beberapa waktu terakhir di kawasan Tapsel.

Pemahaman entang menjaga hutan terus digalakkan kepada masyarakat. Soal kearifan lokal untuk menjaga lingkungan juga dilestarikan.

“Kalau kita masuk ke desa-desa lama yang berada di kawasan hutan, mereka ini punya kearifan lokal. Ada yang memanggil oppung, datuk. Tapi karena pergantian waktu, banyak generasi yang muda-muda, ada yang tidak terlalu memahami lagi,” pungkas Hotmauli.

Jumlah populasi harimau Sumatra saat ini semakin sedikit dan terancam punah. Menurut data BBKSDA Sumut, ada 400-600 ekor harimau yang berada di beberapa habitat di Sumatra. Sedangkan untuk di Sumut, jumlahnya diperkirakan tinggal 33 ekor yang tersebar di beberapa habitat.

Baca Juga: Harimau Sumatra Dievakuasi karena Masuk ke Pemukiman di Tapsel

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya