Edy Rahmayadi: Jika Jadi Putin, Ukraina Sudah Saya Serang 3 Tahun Lalu

Edy membahas pertumbuhan ekonomi dalam Sumatranomics ke-3

Medan, IDN Times – Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi membahas soal percepatan pertumbuhan ekonomi di provinsi yang dipimpinnya. Dia menilai, kondisi global harusnya tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Hal itu disampaikanannya dalam gelaran Sumatranomics ke-3 oleh Bank Indonesia, Senin (6/6/2022). Dia mengeluh, kenapa pertumbuhan ekonomi belum maksimal. Apalagi setelah pandemik COVID-19 yang berangsur membaik.

“Dari minus 2,17 bergerak terus ke 2,16 hingga 3,90  pertumbuhan ekonomi khususnya Sumut ini. Harusnya, yang rata – rata sebelum ini 5,12 persen ekonomi Sumut ini. Kenapa kok begini,” ujar Edy dilansir dari kanal Youtube Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Selasa (7/7/2022).

Edy berharap, gelaran Sumatranomics bisa menjadi ajang konsolidasi untuk merumuskan solusi pertumbuhan ekonomi.

1. Kala Edy jadi Vladimir Putin

Edy Rahmayadi: Jika Jadi Putin, Ukraina Sudah Saya Serang 3 Tahun LaluGubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi saat berpidato dalam Sumatranomics ke-3 di Medan, Senin (6/6/2022). (Diskominfo Sumut/Feri Ardian)

Bukan Edy Rahmayadi, jika tidak menyampaikan pesan dengan testimoni yang kontroversial. Hal itu terjadi saat Edy menyampaikan pidatonya. Edy ingin menjelaskan bagaimana kondisi global berpengaruh pada kondisi perekonomian di Sumut. Namun harusnya itu tidak terlalu berpengaruh besar. Dia pun memberikan contoh konflik Rusia dan Ukraina yang selalu dianggap berpengaruh pada perekonomian.

"Tak ada itu pengaruhnya Ukraina. Ada la pengaruhnya sedikit. Yang diserang oleh Rusia," sebut Edy.

Edy pun berandai-andai, jika dia menjadi Vladimir Putin, Presiden Rusia. "Saya ditanya oleh wartawan, bagaimana pendapat bapak pengaruh ekonomi terkait diserang nya ukraina oleh Putin. Saya katakan kalau saya yang Putin sudah tiga tahun yang lalu, Ukraina saya serang," kata mantan Pangkostrad itu.

Bagi dia, konflik itu harusnya tidak memberikan  pengaruh. Lantaran Ukraina juga merupakan hanya negara kecil.

Baca Juga: Liga 2 Makin Kompetitif, Gubernur Edy Pusing PSMS Masih Sibuk Cekcok 

2. Edy butuh nasihat dari para ahli ekonomi

Edy Rahmayadi: Jika Jadi Putin, Ukraina Sudah Saya Serang 3 Tahun LaluIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Untuk melakukan perbaikan ekonomi, Edy pun meminta para akademisi membantunya. Dia tidak ingin para ahli hanya diam. Kata Edy, visinya untuk memberi kesejahteraan harus terwujud.

"Walaupun saya tak terlalu tahu ekonomi tapi saya gubernur sekarang ini. Saya berusaha untuk bisa, akademisi ini yang mendidik saya. Hei Edy begini kau, oh ya. Edy begini. Saya ini otak saya otak perusak, karena saya dididik untuk merusak. Inilah makanya saya jadi gubernur supaya tak merusak lagi," kata Edy

Edy sempat  menegur Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Doddy Zulverdi. Sebab kegiatan Sumatranomics yang  tiap tahun digelar belum memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

"Pak Doddy ini benar ya? Saya yang ketiga ini hadir. Yang pertama tak bergeming, yang kedua juga sama sekali (tak bergeming). Ini yang ketiga. Kayaknya yang keempat tak usah lagi kita bikin kalau tetap tak ada manfaatnya. Kita mubazir. Kayaknya hasilnya sama dengan tahun lalu," tegas Edy.

3. Coba perbaiki ekonomi lewat infrastruktur

Edy Rahmayadi: Jika Jadi Putin, Ukraina Sudah Saya Serang 3 Tahun Laluilustrasi anggaran ekonomi (IDN Times)

Edy juga mengeluh soal inflasi yang terus menjadi  momok. Dia meminta solusi efektif untuk menekan inflasi.

“Yang perlu kita pikirkan apa solusinya. Saya mau tahun depan pertanian dan peternakan jalan. Tanaman tak berkembang, uang habis juga, temuan lagi BPK tak selesai selesai. Terus begitu," paparnya.

Saat ini, Edy terus berupaya melakukan perbaikan. Pembangunan infrastruktur dan hilirisasi produk pertanian dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Untuk itu dia terus mendorong dua hal tersebut.

Menurut Edy Rahmayadi, laju pertumbuhan ekonomi bisa disebabkan banyak faktor, salah satunya konektivitas. Dengan konektivitas seperti jalan, distribusi barang atau hasil sumber daya alam daerah akan menjadi lebih mudah.

Disebutkan, harga barang bisa tinggi lantaran tidak didukung infrastuktur yang baik saat pendistribusiannya. “Untuk itu Pemprov menggelontorkan Rp2,7 triliun untuk memperbaiki jalan-jalan rusak di Sumut,” kata Edy.

Selain itu, Edy juga mendorong produsen-produsen kelapa sawit untuk mulai memperbanyak produksi turunan atau hilirisasi. Ia menyebut, saat ini produk turunan kelapa sawit sudah mencapai sedikitnya 30 produk. “Memproduksi produk turunan ini bisa menyokong perekonomian kita di daerah,” ujar Edy.

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumut Doddy Zulverdi menyampaikan kini pertumbuhan ekonomi di Sumut terus mengalami peningkatan. Pada triwulan I, ekonomi Sumut tumbuh 3,9% Pulihnya aktivitas dan mobilitas masyarakat menjadi faktor pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I 2022.

Meski begitu, menurut Doddy, kinerja pertumbuhan masih belum optimal. “Ini membuktikan kita perlu lebih kerja keras lagi mendorong perekonomian di Sumut,” kata Doddy.

Untuk itu, inovasi kebijakan sangat diperlukan. Doddy menyebut kebijakan jangka pendek seperti mengelola distribusi bahan makanan minyak goreng dan lainnya perlu dilakukan. Selain itu hilirisasi juga perlu didorong.

“Ini tantangan merumuskan kebijakan, pertumbuhan belum optimal tapi inflasi sudah muncul, ini juga butuh dukungan pihak swasta untuk bisa kita mencari letak dimana kita mendorog tanpa menimbulkan tekanan inflasi,” pungkasnya.  

Baca Juga: Nonaktifkan Bupati Palas, Gubernur Edy Dilaporkan ke Polisi

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya