Diduga Depresi, Pasien Lompat dari Lantai 4 RSUD Padangsidimpuan

Dipastikan bukan pasien corona

Padangsidimpuan, IDN Times – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padangsidimpuan dibikin geger. Seorang pasien diduga bunuh diri dengan cara lompat dari lantai 4 gedung rawat inap, Jumat (10/4) pagi.

Pasien berinisial BDH itu langsung meninggal dunia. Laki-laki berusia 32 tahun itu diduga depresi karena penyakitnya yang tak kunjung sembuh.

1. Penyakit korban tidak ada kaitan dengan corona

Diduga Depresi, Pasien Lompat dari Lantai 4 RSUD PadangsidimpuanIlustrasi virus corona. (IDN Times/Arief Rahmat)

Kasat Reskrim Polres Padangsidimpuan AKP Bambang Tarigan menjelaskan, jika korban dibawa ke RSUD Padangsidimpuan pada Kamis (9/10) malam. Lantaran dia terus mengalami gangguan pernafasan.

Kemudian pihak rumah sakit menyarankan agar BDH dirawat inap. Korban pun dirawat di dalam kamar Melati 12, lantai IV. Dia didampingi 2 orang keluarganya.

“Sama sekali tidak ada kaitan dengan corona. Korban sudah mengalami sakit selama setahun terakhir,” ujar Bambang, Jumat (10/4) sore.

Baca Juga: Pahami Soal Rasa, Ini 3 Upaya untuk Mencegah Bunuh Diri 

2. Korban lompat dari jendela kamar sekira pukul 04.00 WIB

Diduga Depresi, Pasien Lompat dari Lantai 4 RSUD Padangsidimpuan(IDN Times/Mia Amalia)

Setelah dirawat, sekira pukul 04.00 WIB korban terbangun. Dia langsung berjalan ke arah jendela kamar. Menurut keterangan saksi di lokasi, saat itu sekira pukul 04.00 WIB.

“Korban membuka jendela kamar dan melompat keluar. Dia jatuh di halaman samping rumah sakit,” ungkapnya.

Saat itu, beberapa saksi sempat ingin menolong korban yang sudah tergeletak. Namun ternyata korban sudah meninggal dunia.

3. Diduga depresi karena penyakitnya yang tak kunjung sembuh

Diduga Depresi, Pasien Lompat dari Lantai 4 RSUD Padangsidimpuanpexels.com

Dari hasil penyelidikan polisi, korban sudah beberapa kali berobat ke RSUD Kota Padangsidimpuan. Namun penyakit yang sudah menderanya itu tak kunjung sembuh.

“Dugaannya korban depresi, sehingga memutuskan bunuh diri,” pungkas Bambang.

Korban pun langsung dievakuasi. Di tubuh korban terdapat beberapa luka robek dan memar akibat benturan.

4. Layanan telepon konseling untuk kesehatan jiwa

Diduga Depresi, Pasien Lompat dari Lantai 4 RSUD Padangsidimpuanilustrasi konseling (www.umary.edu)

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 672256
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444

Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri, dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.

Baca Juga: Dalam 8 Hari, Ada 3 Kasus Bunuh Diri Terjadi di Simalungun

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya