Cegah Virus Hog Cholera, Peternak Dilarang Beli Babi dari Luar Daerah

Ada peternak buang bangkai babi ke jurang

Karo, IDN Times – Tak hanya di Medan, virus Hog Cholera juga mawabah di Kabupaten Karo. Lebih dari 400 ekor babi mati mendadak karena virus kolera babi.

Sebelumnya, total di Sumut sudah ada lebih dari 4 ribu ekor babi mati karena virus ini.

Upaya pencegahan pun dilakukan. Dinas Pertanian dan Peternakan Karo mensosialisasikan langkah Biosecurity agar penyakit Hog Cholera tidak terus menyebar.

1. Jangan beli ternak dari luar daerah untuk dipelihara

Cegah Virus Hog Cholera, Peternak Dilarang Beli Babi dari Luar DaerahPetugas melakukan penyemprotan disinfektan ke peternakan babi di Kabupaten Karo (Prayugo Utomo/IDN Times)

Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karo, Siska beru Tarigan langsung mengatakan, agar peternak tidak membeli babi dari luar daerah. Supaya potensi virus Hog Cholera dari luar tidak terbawa ke Karo.

“Kita melarang dan menyarankan. Jadi mencegah supaya masuknya virus dari daerah lain,” kata Siska, Selasa (12/11).

Baca Juga: Ratusan Bangkai Babi di Danau Siombak Dikubur ke Lima Liang

2. Penyemprotan disinfektan sebagai langkah pencegahan

Cegah Virus Hog Cholera, Peternak Dilarang Beli Babi dari Luar DaerahPetugas melakukan penyemprotan disinfektan ke peternakan babi di Kabupaten Karo (Prayugo Utomo/IDN Times)

Kata Siska, Biosecurity harus dilakukan untuk mencegah virus semakin menyebar. Mulai dari kebersihan kandang hingga penyemprotan disinfektan. Khususnya di daerah yang dianggap sudah terjangkit virus.

Ada tiga kecamatan yang disinyalir cukup kuat. Tiga kecamatan itu antara lain, Kabanjahe, Tigapanah dan Laubaleng.

"Untuk daerah yang paling terjangkit itu ada di Laubaleng. Kita juga melakukan sosialisasi dan pencegahan dengan mengecek setiap ternak babi yang akan keluar dan masuk dari karo,” ungkap Siska.

3. Ada peternak yang buang bangkai babi ke jurang

Cegah Virus Hog Cholera, Peternak Dilarang Beli Babi dari Luar DaerahPetugas BPBD menarik bangkai babi yang mengapung di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sementara itu, Siska juga  menuturkan, masih ada peternak yang membuang bangkai babi ke jurang. Berbeda tipis dengan kasus di Medan yang membuang babi ke sungai.

“Sudah kita sosialisasikan untuk ditanam untuk menutup penyebaran virus,” pungkasnya

Baca Juga: Cerita Warga Medan yang Takut Makan Ikan Gara-gara Bangkai Babi

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya