Budidaya Ikan Air Tawar Digeber, Sumut Gandeng eFishery

Bakal tingkatkan kualitas dan kuantitas produksi nelayan

Medan, IDN Times – Pemerintah Provinsi Sumatra Utara menggandeng eFishery untuk peningkatan kualitas budidaya ikan air tawar. Pengembangan ini dilakukan guna meningkatkan kompetensi para nelayan.

"Kalau para nelayan sudah tersertifikasi, maka produktivitas juga meningkat, hasilnya masyarakat khususnya para nelayan juga sejahtera," kata Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Hassanudin, saat menerima audiensi PT Multimedia Teknologi Nusantara (eFishery) di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Kamis (21/3/2024).

1. Sumut punya potensi baik untuk budidaya ikan air tawar

Budidaya Ikan Air Tawar Digeber, Sumut Gandeng eFisheryIDN Times/Istimewa

Sumatra Utara punya potensi yang baik untuk budidaya ikan air tawar. Salah satunya di perairan Danau Toba. Namun Isu yang berkembang di kawasan itu adalah soal pakan ikan.

Menurutnya, soal sertifikasi untuk para nelayan perlu disampaikan, karena akan berdampak terhadap sumber perekonomian masyarakat nantinya.

Pemprov Sumut kata Hassanudin telah mengganggarkan untuk peningkatan kualitas nelayan di tiga kabupaten/kota, yakni Medan, Deliserdang, dan Tapanuli Selatan.

 

2. Ada 6 ribu nelayan sudah berasuransi di Sumut

Budidaya Ikan Air Tawar Digeber, Sumut Gandeng eFisheryIDN Times/Istimewa

Dia berharap, bantuan ke para nelayan juga menyasar kepada akses pembiayaan. Begitu juga persoalan asuransi bagi nelayan. Pemprov Sumut melalui Dinas Kelautan dan Perikanan sudah memberikan asuransi kepada 6.000 nelayan.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi Sumut.

“Jadi saya sangat mengapresiasi dengan adanya kampung nelayan budidaya ini. Kita berharap bukan hanya sertifikasi saja, tapi juga persoalan izin,” ucapnya.

3. Sertifikasi nelayan jadi produk unggulan

Budidaya Ikan Air Tawar Digeber, Sumut Gandeng eFisheryIDN Times/Istimewa

Sementara itu, VP of Public Affair eFishery Muhammad Chairil menyampaikan, eFishery merupakan startup aquaculture berbasis teknologi yang hadir untuk mengintegrasikan pembudidaya ikan dan petambak udang dalam super-ecosystem di Indonesia.

“Program sertifikasi pembudidaya merupakan produk unggulan, karena dapat meningkatkan kualitas dan nilai produk perikanan, peningkatan serta perluasan akses pasar, dan peningatan potensi ekspor produk perikanan unggul,” kata Chairil.

Pada satu dekade, katanya, eFishery telah berkontribusi positif terhadap sektor akuakultur di Indonesia, dengan mendukung lebih dari 200.000 pembudidaya dengan jumlah 1,1 juta kolam aktif yang tersebar di 280 kabupaten/kota.

Chairil juga menyampaian eFishery yang berdiri sejak 1993 itu telah memfasilitasi transaksi penjualan ikan air tawar senilai Rp 1,105 triliun, sebesar Rp1,125 triliun transaksi penjualan udang, penjualan pakan ikan dan udang Rp1,99 Trilun, dengan mempercepat siklus panen sekitar 74 hari yang menggunakan teknologi eFeeder (untuk udang).

“Untuk di Sumut ada 3.000 pembudidaya yang tergabung dalam ekosistem eFishery, sekitar 850 pembudidaya mendapatkan akses layanan pembiayaan dengan transaksi Kabayan eFishery sebesar Rp65 miliar. Sehingga kontribusi eFishery terhadap sektor akukultur mencapai Rp140 miliar,” sebutnya.

Ia mengatakan sasaran program sertifikasi nelayan berada di Kawasan Danau Toba. Setelah ini pihaknya akan berdiskusi dengan para nelayan yang ada di Kabupaten Simalungun. Chairil berharap kerja sama yang sudah terjalin ini akan memberikan dampak positif kepada para nelayan dan juga Sumut ke depannya.

Baca Juga: Ujian SNBT 2024, Siswa Asal Nias Tidak Perlu Repot ke Medan Lagi

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya