Badai Resesi 2023, Pegiat Pariwisata di Danau Toba Siapkan Strategi

Pariwisata paket hemat akan dikuatkan

Medan, IDN Times - Resesi global 2023 mendatang menjadi ancaman serius bagi perekonomian. Pariwisata menjadi sektor yang juga akan menerima dampak badai resesi mendatang.

Para pelaku pariwisata di Samosir, Danau Toba, Sumatra Utara mulai melakukan pembahasan. Mereka membuat kesepakatan bersama untuk menerapkan strategi menghadapi resesi. Sehingga sektor ini bisa bertahan kelak.

“Setiap bulan kami sudah melakukan pertemuan untuk merumuskan strategi,” ujar Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Samosir Ombang Siboro, Minggu (23/10/2022).

1. Wisatawan diprediksi tetap ada, namun daya beli menurun

Badai Resesi 2023, Pegiat Pariwisata di Danau Toba Siapkan StrategiPanorama Pulau Samosir dilihat dari Toba dari The Kaldera Toba Nomadic Escape, Toba Samosir (IDN Times/Prayugo Utomo)

Jelang resesi 2023, Ombang tetap optimis. Mereka meyakini bahwa wisatawan akan tetap hadir ke kawasan Danau Toba. Mengingat, pandemik COVID - 19 yang kian mereda. Meskipun daya beli mereka berkurang.

“Artinya, ancaman resesi ini tidak membuat orang takut mengeluarkan uang untuk berwisata. Hanya nanti, kita prediksi tingkat konsumsinya yang akan berkurang,” kata laki-laki yang pernah menjabat sebagai Kadis Pariwisata Samosir itu.

2. Pelaku bisnis akan lakukan penyesuaian harga

Badai Resesi 2023, Pegiat Pariwisata di Danau Toba Siapkan Strategigambar pemandangan di Pantai Bebas Prapat (instagram.com/itdp.p3dp)

Ombang melanjutkan, orang - orang yang berwisata akan lebih hemat dalam mengeluarkan uang. Faktor ini yang membuat para pelaku pariwisata melakukan penyesuaian harga.

Misalnya, para wisatawan akan memilih penginapan yang lebih mirah harganya seperti homestay. Begitu juga dengan urusan makanan. Mereka akan mencari harga yang sesuai dengan budget.

“Jadi di masa resesi ini kita berpikir untuk membuat, pariwisata murah meriah. Tapi tetap memberikan kualitas,” ungkapnya.

3. Fokus pada wisatawan dalam negeri

Badai Resesi 2023, Pegiat Pariwisata di Danau Toba Siapkan Strategipanduanwisata.id

Mereka juga sedikit menggeser target wisatawan. Pada masa resesi, para pelaku pariwisata berfokus pada wisatawan dalam negeri. Sementara, jika ada wisatawan mancanegara, itu diibatatkan hanya bonus.

“Kita juga harus rasional, belum bisa berharap banyak pada segmen mancanegara. 90 persen masih wisatawan nusantara,” ungkapnya.

Perubahan strategi ini dianggap ombang sebagai cara efektif agar bisnis pariwisata di Danau Toba tetap berputar di masa resesi.

Dia menjelaskan, belakangan pariwisata Danau Toba mulai meningkat. Misalnya, di Pantai Batu Hoda yang saat ini dikelola Ombang, pengunjungnya sudah mulai kembali normal.

Terhitung, pada low season; September hingga pertengahan Desember, pengunjung per bulan bisa mencapai tiga sampai empat ribu orang.

Sementara, mulai Desember sampai Agustus pengunjung mencapai delapan ribu sampai 12 ribu per bulannya.

Resesi adalah kondisi pertumbuhan ekonomi riil tumbuh negatif atau dengan kata lain terjadi penurunan produk domestik bruto selama dua kuartal berturut-turut dalam satu tahun berjalan. Resesi ditandai dengan melemahnya perekonomian global dan akan mempengaruhi ekonomi domestik negara-negara di seluruh dunia. Kemungkinan suatu negara mengalami resesi semakin kuat apabila perekonomian negara tersebut memiliki ketergantungan pada perekonomian global.

Sejumlah pakar ekonomi di Tanah Air menilai, ancaman resesi global 2023 masih aman bagi Indonesia jika pemerintah memanfaatkan pasar lokal. Salah satu yang bisa diterapkan adalah memaksimalkan pariwisata lokal dengan mendatangkan wisatawan domestik.

Perputaran uang atau ekonomi masyarakat lokal akan membantu pertumbuhan daerah bertahan di tengah gempuran resesi yang diklaim menakutkan.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya