3 Orangutan Terjebak di Kebun Sawit 'Dipulangkan' ke TNGL

Masih ditemukan jejak harimau sumatra di lokasi

Langkat, IDN Times – Tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara dan Yayasan Ekosistem Lestari-Sumatran Orangutan Conservation Program (YEL - SOCP) melakukan evakuasi tiga individu orangutan dari lahan konsesi perkebunan sawit milik PT Perkebunan Inti Sawit Subur (PISS), Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Senin (6/6/2022).

Evakuasi ini adalah lanjutan dari operasi serupa yang dilakukan bersama Yayasan Orangutan Sumatra Lestari – Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) pada Selasa (31/5/2022) lalu. Di mana, satu individu dievakuasi dan dilepasliarkan ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) resort Cinta Raja. Totalnya, sudah empat individu orangutan yang dievakuasi.

“Jadi kita setelah operasi pertama, kita dapat informasi dari manajer kebun, masih ada individu lain di sana. Kami pastikan lokasi, dan kita langsung lakukan evakuasi,” ujar Kepala Seksi Wilayah II Stabat BBKSDA Sumut Herbert Aritonang, Selasa (7/6/2022).

1. Tim harus bersiasat saat evakuasi, karena ada individu orangutan yang masih bayi

3 Orangutan Terjebak di Kebun Sawit 'Dipulangkan' ke TNGLSatu dari tiga individu orangutan yang terjebak di kebun sawit PT PISS saat dievakuasi, Senin (6/6/2022). (Dok BBKSDA Sumut)

Tiga individu orangutan yang dievakuasi berjenis kelamin betina. Masing – masing diperkirakan berusia 15 tahun, 8 tahun dan bayi berusia 3 bulan. Orangutan yang masih bayi adalah anak dari orangutan yang berusia 15 tahun. Mereka ditemukan setelah tim melakukan penyisiran lokasi yang diberitahu oleh pihak perusahaan.

Kata Herbert, kondisi ini cukup menjadi tantangan. Mereka harus berhati-hati saat melakukan evakuasi. Karena ada individu yang masih bayi.

“Ini yang membuat saya merasa tragis. Anaknya masih kecil sekali. Masih menempel terus. Makanya kita berupaya bagaimana rescue dengan aman. Kita sangat hati-hati saat menembak bius. Kita khawatir induknya akan menimpa anaknya,” ujarnya.

Tim menyusun strategi. Akhirnya evakuasi ketiganya berhasil. Pemeriksaan kesehatan juga menunjukkan hasil positif. Tidak ada ditemukan bekas peluru senapan angin, patah tulang atau luka lainnya. Meski kondisinya sedikit kurus karena kekurangan pakan. Setelah diberikan vitamin dan dipasangi microchip, tiga individu itu dilepasliarkan ke hutan restorasi Cintaraja yang dikelola Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL).

“Saya melihatnya senang sekali. Orangutan itu langsung manjat ke pohon dan menyebrang ke dalam kawasan TNGL,” kata Herbert.

Baca Juga: Berkeliaran di Kebun Sawit Langkat, Orangutan ‘Dipulangkan’

2. Orangutan terisolasi karena ada fragmentasi kawasan

3 Orangutan Terjebak di Kebun Sawit 'Dipulangkan' ke TNGLSatu dari tiga individu orangutan yang terjebak di kebun sawit PT PISS saat dievakuasi, Senin (6/6/2022). (Dok BBKSDA Sumut)

Kata Herbert, di dalam konsesi PT PISS tiga individu orangutan itu ditemukan pada sebuah hamparan hutan muda. Luasnya areal hutan muda itu sekitar 200 x 20 meter. Di dalamnya terdapat beberapa pohon dan belukar. Kondisi areal sangat tidak layak bagi kehidupan orangutan.

Memang, dulunya konsesi PT PISS terhubung dengan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan TNGL. Saat itu konsesi belum dikelola. Sehingga satwa dari dalam kawasan TNGL ke luar dan masuk ke dalam konsesi.

Namun saat konsesi mulai ditanami, ada fragmentasi lahan. Sehingga memutus koridor orangutan menuju HPT dan TNGL. Jarak lokasi orangutan yang terisolir dengan TNGL sekitar 3 Km.

Menurut penuturan karyawan kebun , masih ada individu lagi selain empat orangutan yang sudah dievakuasi. Evakuasi dilakukan untuk meminimalisir potensi konflik satwa dengan manusia.

“Kami masih menjnggu informasi. Karena karyawan bilang masih ada yang  terpantau. Kami emminta perusahaan melaporkan. Sehingga kita bisa ambil tindakan,” ungkapnya.

Untuk diketahui, orangutan sumatra adalah satwa endemik yang masuk dalam daftar merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Statusnya, saat ini dikategorikan kritis terancam punah (Critically Endangered).

Data Population and Habitat Viability Assesment (PHVA) 2016, diperkirakan terdapat 14.630 individu orangutan sumatra tesebar di Aceh dan Sumatra Utara. Perburuan dan perdagangan ilegal masih  menjadi ancaman terbesar eksistensi satwa arboreal itu. Ditambah, terus berkurangnya kawasan hutan yang menjadi habitat alami orangutan.

3. Masih ditemukan jejak harimau sumatra dan beruang madu

3 Orangutan Terjebak di Kebun Sawit 'Dipulangkan' ke TNGL[Ilustrasi] Petugas mengukur jejak harimau yang ditemukan di areal perkebunan karet, Desa Batu Jongjong, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Rabu (2/2/2022). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kata Herbert, di lokasi orangutan terisolir, tim masih menemukan jejak harimau sumatra dan beruang madu. Dia berharap, seluruh pihak bisa lebih waspada. Dia juga meminta perusahaan memberikan informasi tentang satwa lainnya di lokasi lahan itu.

“Perusahaan kooperatif. Sepertinya mereka paham risiko juga. Mereka sangat hati-hati. Kalau ada temuan langsung mereka lapor,” katanya.

Informasi yang dihimpun, pada 2017 lalu, sempat ditemukan gajah mati di dalam konsesi PT PISS. Gajah itu ditemukan mati di pinggiran aliran sungai di dalam konsesi di Desa Barak Gajah, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat. Gajah itu diduga diracun. Karena kondisinya tidak wajar. Di kakinya juga terdapat luka diduga bekas jeratan.

Baca Juga: Wow, Perdagangan Orangutan di Binjai Dikendalikan oleh Narapidana

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya