RS Darurat Khusus COVID-19 di Simalungun Beroperasi, Miliki Lab Swab 

Tes COVID-19 tak perlu kirim ke pusat

Simalungun, IDN Times - Upaya percepatan penanganan Virus Corona atau COVID-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun memilih membangun Rumah Sakit Darurat Khusus (RSDK) COVID-19 di Batu 20, Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Rumah sakit ini mulai beroperasi, Senin (11/5) hari ini.

Berbagai fasilitas pendukung disiapkan di rumah sakit ini. RSDK itu sendiri sudah dapat dipergunakan sejak hari ini untuk penanganan pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pengawasan (ODP), orang tanpa gejala (OTG) dan positif COVID-19. Namun, untuk penanganan pasien yang lebih serius tetap mengandalkan rumah sakit rujukan yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Perdagangan.

1. Pemkab Simalungun kini miliki laboratorium sendiri

RS Darurat Khusus COVID-19 di Simalungun Beroperasi, Miliki Lab Swab (Ilustrasi swab) Humas Pemprov Sulteng

Bupati Simalungun yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Percepatan COVID-19, JR Saragih mengatakan, Pemkab Simalungun telah menyediakan laboratorium pemeriksaan swab di RSDK COVID-19 itu, sehingga ntuk mengetahui hasil seseorang yang diduga terinfeksi corona dapat diketahui dengan cepat. Tidak mesti menunggu hasil laboratorium dari Medan maupun pemerintah pusat.

JR Saragih yakin, dengan hadirnya laboratorium itu maka memutus mata rantai COVID-19 bisa lebih cepat.

JR Saragih mengatakan, sejumlah fasilitas pendukung telah dilengkapi di sana dan ada ruangan yang bisa menampung sekitar 200 pasien. "Peralatan yang telah dilengkapi mulai dari IGD, radiologi, laboratorium ruang isolasi dan termasuk untuk pemeriksaan swab, jadi kita tidak perlu lagi kirim ke sana ke sini. Sudah bisa langsung periksa di sini" kata JR Saragih usai meresmikan rumah sakit.

Baca Juga: Satu Warga Positif Corona, 700 Orang di Simalungun Tes Massal

2. Sebanyak 160 orang tenaga medis disiagakan

RS Darurat Khusus COVID-19 di Simalungun Beroperasi, Miliki Lab Swab Bupati Simalungun memberi arahan kepada tim medis (IDN Times/Patiar Manurung)

Untuk memaksimalkan operasional RSDK COVID-19 itu, JR Saragih telah memerintahkan Dinas Kesehatan untuk menurunkan tim medis, jumlahnya berkisar 160 orang. "Di sini didukung dokter-dokter spesialis. Ada dokter dalam, dokter paru, dokter anastesi, dokter anak, dokter radiologi, laboratorium, dokter bedah, dan ada dokter THT termasuk tenaga medis lainnya. Ada 160 tenaga medis, dan totalnya sekitar 220 orang, termasuk supir dan tenaga kebersihan," ucapnya.

Sementara untuk rawat inap, Pemkab Simalungun mendirikan ruangan berkapasitas 6 orang dengan dua kamar mandi. Ruangan ini didesain untuk mengurangi kejenuhan pasien. JR Saragih mengaku sekarang ini pemerinrah daerah diwajibkan untuk menyediakan ruang isolasi atau rumah sakit darurat.

"Beberapa daerah yang telah melakukannya, menurut JR Saragih, Batubara dan Kabupaten Samosir. Khusus di Simalungun RSDK dianggap penting dilihat dari jumlah penduduk mencapai 1 juta lebih," jelasnya.

3. Mengumumkan hasil swab diserahkan kepada gugus tugas

RS Darurat Khusus COVID-19 di Simalungun Beroperasi, Miliki Lab Swab ilustrasi swab test (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama RSDK COVID-19 Kabupaten Simalungun Jan Maurisdo Purba, mengatakan bahwa untuk mengumumkan hasil pemeriksaan swab yang positif akan diserahkan sepenuhnya kepada tim Gugus Tugas dan Dinas Kesehatan.

"Dinkeslah nanti yang menyalurkan kemana. Muara kita adalah tim Gugus Tugas. Apakah akan dikoordinasikan ke Dinkes dan Gugus Tugas Provinsi maupun pusat, sepenuhnya di mereka," katanya.

Dengan adanya laboratorium pemeriksaan swab, sebutnya, pihaknya mengaku siap menerima atau membantu pemeriksaan swab pasien dari luar Simalungun. "Ini bukan hanya untuk daerah Simalungun. Ini dibentuk oleh Gugus Tugas walau di Pemkab Simalungun, jadi semua bisa," terangnya.

Baca Juga: Pernah ke Medan, Ibu 60 Tahun asal Simalungun Positif COVID-19

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya