Tika, A Writer and Coffee Enthusiast: "Semua Tulisan Ada Penikmatnya"

Medan, IDN Times - "Sejak kecil sudah suka dengan menulis dan semakin terasah ketika mengambil jurusan Indonesia di bangku kuliah," kata Tika beberapa waktu lalu kepada IDN Times.
Menurut pemilik nama lengkap Mustika Treisna Yuliandri ini, menulis merupakan upaya untuk memperpanjang usia. Saat ini, Tika lebih dikenal sebagai penulis kopi dan content creator.
"Menulis itu menurut aku akan memperpanjang umur, kalau misalnya kamu mati suatu saat nanti kamu akan tetap hidup dalam buku genggaman orang lain," ujarnya..
1. Kopi dan menulis adalah dua hal yang sangat menyenangkan

Lalu mengapa tertarik fokus menulis tentang kopi?
Karena empat tahun lalu, kerjanya di kopi dan pada saat itu media online yang nulis tentang kopi belum ada. Ya, kita mau mengedukasi orang bagaimana tentang kopi.
Nah melihat hal itu, Tika mulai menulis untuk mengupas tuntas terkait kopi.
"Mulai cara seduh, info, tips dan hal-hal yang orang gak tahu tentang kopi," kata Tika.
Lalu, saat ini, lanjut Tika, kopi dan menulis adalah dua hal yang sangat menyenangkan baginya.
2. "Well, mamaku kebetulan suka nulis dan mamaku suka nulis diary saat pacaran sama papaku"

Gimana mengatasi kebosanan saat menulis?
Kalau lagi bosan atau stuck sebentar, aku meninggalkan laptop sejenak dan nanti aku balik lagi.
Kalau dari orangtua, diberi support jadi penulis?
"Well, mamaku kebetulan suka nulis dan mamaku suka nulis diary saat pacaran sama papaku. Aku udah baca semua," katanya
Dulu kan belum ada media online dan wadahnya gak ada.
Supportnya tentu sangat besar sekali, baginya aku meneruskan passion dia yang tertunda saat itu.
"Mama sangat senang, dia selalu menjadi pembaca nomor satu, mama is my best supporter and number one fans, she is amazing"
3. Tapi, dulu pernah disepelekan saat masuk jurusan Sastra Indonesia, karena dianggap tidak punya cita-cita yang besar

Jadi penulis, pernah dipandang sebelah mata gak?
Kalau sebelah mata gak sih, kalau pada masa dulu menulis dianggap biasa, sekarang menulis dianggap keren karena adanya media sosial dan banyaknya film yang mengasah menulis.
Kalau dianggap sebelah mata jadi penulis gak pernah. Tapi, dulu pernah disepelekan saat masuk jurusan sastra Indonesia, karena dianggap tidak punya cita-cita yang besar, kenapa mau mengambil jurusan itu? Dan mau jadi apa kelak?
Pernah sih, kayak, mau jadi penulis? emang bisa hidup dari menulis?
Dulu kata-kata seperti itu selalu ada, tapi terbukti bahwa sejak dulu aku gak ada kerjaan apa-apa selain nulis, nulis emang menghidupiku dan menghidupkan jiwaku.
4. Pengalaman menulis buat aku dari kedua buku itu adalah satu benar-benar sangat teknikal dan yang satunya lagi buku puisi

Aku kebetulan udah buat buku seduh, metode manual brewing dan itu buku pertama di Indonesia, buku kopi manual brew yang memakai bahasa Indonesia dan itu sudah memasuki cetakan ketiga.
Lalu, ada juga buku ketik kata atau buku puisi, jadi ceritanya ada penerbit tertarik yang mau menerbitkan buku ketik kata itu.
Pengalaman menulis buat aku dari kedua buku itu adalah satu benar-benar sangat teknikal dan yang satunya lagi buku puisi.
Jadi ketik kata benar-benar bagian lapisan-lapisan dari hidup yang tentang cinta dan orang lain.
5. Saya yakin kok semua tulisan ada penikmatnya

Bagaimana sih, tips untuk nulis sesuai passion?
Pertama kamu harus memulai dulu, aku gak bisa bilang menulis itu begini dan begitu, itu tidak bisa kalau kamu gak memulai dulu.
"Jadi, menulis adalah memulai dulu," tegasnya.
Menulislah, berlatih dan menulis bukan karena, tapi meski.
Jangan karena ini ingin dibayar atau karena ini ingin populer. No!
Menulislah meskipun kamu tahu mungkin gak ada yang baca, mungkin jelek.
Meskipun jangan karena, tapi meski, jadi pembaca akan datang saat kamu terus menulis.
Saya yakin kok semua tulisan ada penikmatnya.