Kala Radio Lawas Medan Beradaptasi dengan Zaman untuk Bertahan

Bagikan konten lewat sosial media adalah kunci

Medan, IDN Times- Di berbagai daerah di Indonesia, sejumlah radio pernah merajai industri penyiaran dan memiliki penggemar setia. Namun saat ini, para penggemar setia radio mulai bergeser ke platform lain, lantaran semakin banyak menyuguhkan konten-konten kreatif sesuai keinginan.

Melihat kondisi ini, IDN Times bertanya kepada sejumlah radio lawasŕ yang masih aktif di Kota Medan hingga saat ini. Bagaimana cara mereka bertahan di era digital? 

1. Harus bisa beradaptasi di era digital

Kala Radio Lawas Medan Beradaptasi dengan Zaman untuk BertahanUnsplash.com/Csongor Schmutc

Penanggung Jawab Radio MNC Trijaya Medan FM, Iskandar, menanggapi menyampaikan, berdasarkan riset Nielsen dari segi audiens radio, angkanya masih bagus pada tahun 2021. Namun, dari sisi profit, dampak dari COVID-19 itu sangat besar.

"Banyak sektor terdampak, bukan hanya stasiun radio dan beberapa industri radio itu tutup siaran. Nah, dari sisi audiens, ada penurunan tapi tidak begitu besar," ujarnya.

Hal itu, kata Iskandar, dilihat dari jumlah pendengar kelas menengah yang lebih banyak waktunya di sosial media. Tapi kalau segmen bawah masih besar. Makanya rating untuk radio di beberapa daerah itu segmen menengah bawah masih besar.

Iskandar bilang, tantangan industri radio saat ini adalah bagaimana radio harus bisa beradaptasi di era digital. Menurutnya, radio tidak hanya di frekuensi analog tapi harus bermain di digital, streaming, website dan sosial media. 

"Kalau saat ini, tantangan untuk radio itu bagaimana dia mix dengan digital. Jadi tidak hanya sebatas audio, tapi juga visual dan infografis. Itu yang harus disesuaikan dengan situasi saat ini," ujarnya kepada IDN Times, Jumat (20/8/2021).

2. Jika dahulu konten disiarkan di radio saja, saat ini konten juga dibagikan lewat sosial media

Kala Radio Lawas Medan Beradaptasi dengan Zaman untuk BertahanIlustrasi seorang perempuan sedang menikmati musik (pexels.com/VictoriaBorodinova)

Namun, ia mengatakan, dalam memproduksi konten di MNC Trijaya Medan FM, tidak ada hal yang signifikan untuk diubah. Hanya saja, penyajian kontennya yang berkembang. Jika dahulu konten disiarkan di radio saja, saat ini konten juga dibagikan lewat sosial media. 

"Kalau dari produksi konten, tidak ada hal yang signifikan untuk diubah. Namun, dalam penyajiannya tidak hanya analog tapi bermain juga di digital. Jadi siaran langsung untuk siaran itu juga dipasang di Facebook dan YouTube," ucap Iskandar.

"Kita menggunakan Facebook dan YouTube, Instagram dan Twitter. Kita manfaatkan semua platform sosial media yang hits," sambungnya.

Iskandar mengatakan segmen pendengar di MNC Trijaya FM tersebar di kalangan profesional, kelas menengah. Jadi umurnya itu 25-45. Kelas sosial ekonominya, A dan B. Hal itu dikarenakan siaran yang lebih banyak di porsi serius, pemberitaan, talkshow dan bincang-bincang bisnis. 

Iskandar menjelaskan, secara garis besar penurunan pendengar masih tidak terlalu besar untuk radio. Terutama untuk kelas bawah. Tapi untuk segmen kelas menengah terjadi penurunan 50 persen. 

3. Melibatkan pendengar melaporkan peristiwa on the spot

Kala Radio Lawas Medan Beradaptasi dengan Zaman untuk Bertahansehatq.com

"Strateginya pemanfaatan sosial media. Pemirsa harus membuka ruangnya, jadi membuka ruang partisipasi pemirsa dengan membuka ruang interaktif. Maupun komentar-komentar interaktif yang membuat para pendengar itu terlibat. Misalnya melibatkan pendengar melaporkan peristiwa on the spot."

Kata Iskandar, meningkatnya pengguna sosial media, berpengaruh kepada sejumlah pendengar di radio. Di mana waktu untuk mengakses media itu tidak lagi didominasi media mainstream.

"Kalau dahulu, kebanyakan waktu untuk mengakses media lebih banyak di surat kabar, radio dan televisi, namun sekarang di sosial media. Inikan menyangkut perilaku mengakses media, kita mengalami perubahan drastis," tuturnya.

Melihat kondisi radio saat ini, Iskandar berharap kepada pemerintah, regulasi tentang penyiaran harus benar-benar dijalankan. "Tidak hanya sebatas regulasi perizinan tapi bagaimana mendukung kembali industri radio, karena sekrtor ini juga banyak menyerap tenaga pekerjaan. Karena sektor ini juga berdamapak juga di tengah pandemik COVID-19," pungkasnya.

Baca Juga: Multitasking, 6 Artis Ini Merupakan Penyiar Radio!

4. Semakin banyak bermunculan citizen jurnalis yang bertebar di sosial media menjadi tantangan tersendiri bagi industri radio

Kala Radio Lawas Medan Beradaptasi dengan Zaman untuk BertahanGoogle

Rini Aprianti, Divisi program Sonora Medan FM, juga menanggapi hal serupa dengan Iskandar. Adanya sosial media dapat memengaruhi para pendengar radio. 

"Dulu radio boleh anggap remeh dengan sosial media. Namun, melihat kondisi pengguna digital yang semakin meningkat, kita melakukan kolaborasi seperti streaming lewat YouTube, programnya kita naikan juga ke sosial media," ujarnya kepada IDN Times, Sabtu (21/8/2021).

Selain itu, semakin banyak bermunculan citizen jurnalis yang bertebar di sosial media menjadi tantangan tersendiri bagi industri radio.  "Sekarang bisa dengar radio lewat handphone, kemudian banyak juga citizen jurnalis. Namun, itu jadi tantangan karena kita cek lagi kebenaran fakta di lapangan," tambahnya. 

Ia menyampaikan, kondisi radio lokal saat ini kebanyakan sudah mengkhawatirkan, banyak iklan berkurang. Banyak yang diialihkan karena adanya pandemik COVID-19.

"Agak susah cari iklan karena perusahaan banyak cari CSR untuk pandemik COVID-19. Tapi ini menjadi tantangan juga karena harus kolaborasi dengan CSR perusahaan. Kemudian, kita di radio ini biasa kerja dengan agency. Nah di awal pandemik COVID-19, agency banyak yang tutup. Radio lokal dan radio jaringan kondisinya sama," cerita Rini.

"Tapi yang kasihannnya, kalau yang lain udah kadung tutup. Tapi 2021 ini kita udah mulai bisa beradaptasi, sudah mulai bisa menyesuaikan dengan klien," sambungnya. 

5. Bagaimana dengan pendengar Sonora Medan FM?

Kala Radio Lawas Medan Beradaptasi dengan Zaman untuk BertahanPixabay.com/PourquoiPas

Bagi Rini, kapan pun dan dimana pun radio selalu ada untuk para pendengarnya. "Radio itu selalu ada kapan pun, radio bisa menemani pendengarnya sambil kerja, di jalan, atau saat megang handphone dan lain-lain. Radio masih tetap optimis dengan pendengarnya," ucapnya. 

Rini berharap sama dengan Iskandar. Ia menyampaikan, agar pemerintah menjalankan regulasi, untuk lebih memperhatikan streaming dan podcast.

"Kalau kita kan biaya operasional dan pajak, tapi kayak podcast itu diawasi pemerintah gak. Ini juga mempersulit kita punya pendengar. Kita kan punya pendengar dan iklan, kalau radio punya pendengar maka kita punya iklannya banyak. Gimana kita mau cari iklan kalau pendengarnya berkurang atau bahkan gak ada," kata Rini. 

6. Bangun chemistry pendengar dengan melakukan line interaktif

Kala Radio Lawas Medan Beradaptasi dengan Zaman untuk BertahanPexels.com/Marinko Krsmanovic

Sonora Medan FM, memiliki segmen pendengar dewasa muda berusia 25-45 tahun. Saat ini, strategi yang dilakukan untuk tetap membangun chemistry dengan pendengar yaitu melakukan line interaktif. "Kita lakukan line interaktif. Masih banyak yang request lagu. Kita harus bisa mendeskripsikan kemauan pendengar," ucap Rini.

Tak hanya itu, Sonora Medan FM juga menggunakan platform media sosial, Instagram, Facebook dan Twitter.

"Kalau di Twitter masih banyak anak-anak, sementara kalau di Facebook usia 32 ke atas, sedangkan Instagram usia 20an. Kita sesuaikan dengan kebutuhan mereka.

7. Radio akan tetap memiliki ruang tersendiri bagi pendengarnya

Kala Radio Lawas Medan Beradaptasi dengan Zaman untuk Bertahangizmodo.com.au

Tina (43) salah seorang pendengar Sonora Medan FM, menyadari industri radio akan tetap memiliki ruang tersendiri bagi pendengarnya. Ia setia menjadi pendengar radio sejak zaman Sekolah Mengengah Atas.

"Sebagai pendengar, aku suka request lagu "Hey Jude The Beatles". Dengar radio itu suka kalau sedang di mobil aja. Kalau pas macet kan bosan ya, yaudah putar radio aja. Karena kalau di rumah udah pakai handphone aja akses sosial media dan biasanya dengar podcast aja," ujar Tina.

Baca Juga: Tahu Gak Sih? Penemuan Radio Ternyata Mengubah Cara Hidup Manusia

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya