MinyaKita Langka di Sumut, Distributor Dilibatkan Cari Solusi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Kelangkaan minyak goreng kemasan rakyat (MKGR) atau MinyaKita, membuat sejumlah stakeholder di Sumatra Utara (Sumut) menggelar rapat koordinasi. Pihak produsen dan distributor dilibatkan untuk mencari permasalahan tersebut.
Kepala Kantor KPPU Wilayah I Ridho menyampaikan mengatakan jika dilihat dari data, terjadi penurunan realisasi Domestic Market Obligation (DMO), sementara di sisi lain, terjadi peningkatan permintaan masyarakat akan MinyaKita. Hal ini mengakibatkan terjadinya kelangkaan MinyaKita.
"Dalam kondisi pasar yang rentan ini, KPPU tetap akan fokus mengawasi perilaku pelaku usaha. Sejauh ini KPPU Kanwil I telah mendapat informasi terkait nama produk dan distributor yang melakukan praktek tersebut," ujarnya kepada IDN Times, Selasa (7/2/2023). Untuk itu, ia mengimbau para produsen dan distributor untuk tidak memanfaatkan kesempatan mempersulit masyarakat.
1. Ditemukan kelangkaan minyak goreng curah kemasan berlabel MinyaKita
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan ESDM, Mulyadi Simatupang mengatakan latar belakang diadakannya rapat koordinasi ini adalah untuk menindaklanjuti hasil inspeksi dadakan yang dilakukan KPPU Kanwil I dengan TPID Provinsi Sumut yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Dalam inspeksi tersebut, ditemukan kelangkaan pasokan minyak goreng curah kemasan berlabel MinyaKita. "Dalam data yang ditampilkan, harga rata-rata minyak goreng curah periode Januari 2023 naik sebesar tiga persen jika dibandingkan periode bulan Desember 2023," ujarnya.
Baca Juga: Tinjauan KPPU: ‘Minyakita’ Langka, Harga Beras Tinggi
2. Untuk minyak goreng premium cenderung stabil
Sementara itu, Mulyadi melanjutkan, untuk minyak goreng premium cenderung stabil. "Berdasarkan informasi pedagang, kendala mendapatkan pasokan MinyaKita dan tren kenaikan harga migor curah sudah terjadi sejak minggu awal Desember 2022" kata Mulyadi, Senin (6/2/2023).
Mulyadi mengungkapkan, tren realisasi Domestic Market Obligation (DMO) secara nasional mengalami penurunan dalam kurun waktu 3 bulan terakhir di November sebesar 100,94 persen. Di Desember sebesar 86,31 persen, dan Januari sebesar 87,73 persen.
3. Produksi CPO tidak tetap stabil
Meski demikian, realisasi DMO pada periode Januari 2023 adalah sebesar 183,72 persen, atau sebanya 25,453 ton dan ini sudah melebihi target di Sumatra Utara. Sementara itu, dari pihak produsen yang hadir menyatakan dari sisi produksi tidak ada kendala. PTPN II mengatakan bahwa produksi CPO tidak tetap stabil.
Kemudian, ia menambahkan, PT. Salim Ivomas Pratama mengakui sejak November 2022, produksi minyak goreng curah mengalami penurunan produksi seiring dengan penurunan ekspor. Hal ini karena pengaruh Desember dan Januari banyak libur nasional. Namun target di bulan Februari akan meningkatkan produksinya.
"Sedangkan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesa (PPI) Cabang Medan belum lagi mendistribusikan lagi minyak goreng merk MinyaKita karena menunggu informasi dari kantor pusat kalau sedang melakukan negosiasi kontrak baru," pungkasnya.
Baca Juga: Pasokan Minyakita Berkurang, Warga Depok Mengeluh