Mengenal FOMO dan Cara Mengatasinya ala AIESEC in USU

FOMO adalah Fear of Missing Out

Medan, IDN Times - AIESEC in USU kembali menggelar kegiatan untuk pengembangan diri bagi anak muda beberapa waktu lalu. Kali ini, mengangkat tema Life After College, Impact Circle AIESEC in USU 2.0. Kegiatan berfokus pada ranah kesehatan mental dengan mengusung Fear of Missing Out (FOMO) dan topik Dealing with Reality, Managing Fear, Winning the Future. 

Tema tersebut diangkat karena melihat bahwa banyaknya pemuda yang meragukan kemampuan dan potensi mereka, sehingga menimbulkan rasa iri dan tidak ingin ketinggalan dengan orang lain.

Namun, untuk mengatasi hal itu diperlukan motivasi dan impact circle agar mereka yakin pada kemampuan dirinya dan sadar bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam meraih kesuksesan. 

1. AIESEC ini USU menghadirkan tiga pembicara

Mengenal FOMO dan Cara Mengatasinya ala AIESEC in USUpexels.com/mentatdgt

Mengangkat tema itu, AIESEC ini USU menghadirkan tiga pembicara yang kompeten di bidangnya, yakni Ade Binarko, Anggi Mayangsari, dan Fellexandro. 

Ade Binarko yang merupakan seorang pendiri wadah kesehatan mental sehatmental.id yang sudah berdiri sejak tahun 2015 mengawali sesi pertama mengenai apa itu FOMO dan mengapa pemuda harus peduli dengan hal tersebut.

Ade Binarko juga membeberkan mengenai fakta-fakta yang terjadi di lapangan saat ini yang berkaitan dengan topik yang diusung. “Di era teknologi yang memiliki banyak pilihan media sosial, bukannya fear, tapi joy kalau kamu bisa manage lebih baik,” ucapnya.

Baca Juga: Sempat Kolaps di Lapangan, Begini Kabar Terbaru Christian Eriksen

2. Bagaimana mengatasi FOMO?

Mengenal FOMO dan Cara Mengatasinya ala AIESEC in USUunsplash.com/ Christin Hume

Kemudian, sesi berikutnya dibawakan oleh Anggi Mayangsari yang merupakan seorang psikolog klinis serta pendiri dari TanyaPsikologi di Instagram. Pada sesi tersebut, Anggi fokus membahas solusi dari permasalahan Fomo yang banyak dihadapi pemuda.

Ia menjelaskan dampak apa yang ditimbulkan jika hal ini tidak segera diselesaikan. Untuk mengatasinya, Anggi mengingatkan bahwa dengan menerima emosi yang ada, mengendalikan diri dalam menggunakan media sosial, dan mulai membuat life map sendiri.

3. Fellexandro menganjurkan di usia 20-an, para pemuda menggunakan untuk mengeksplorasi diri dan mencoba berbagai hal

Mengenal FOMO dan Cara Mengatasinya ala AIESEC in USUunsplash/Priscilla Du Preez

Sementara itu, sesi ketiga dibawakan oleh Fellexandro Ruby dengan format talkshow. Fellexandro Ruby merupakan seorang entrepreneur yang juga aktif berbagi life skill melalui Instagram pribadinya dan podcast bernama Thirty Days of Lunch.

Ia banyak menceritakan mengenai perjalanan jatuh bangun hidupnya dalam membangun bisnis dan menjadi seorang influencer yang sukses. Tak lupa ia juga berpesan kepada para pemuda dalam hal mengatasi FOMO.

“Pakai masa usia 20-an ini untuk mengeksplorasi diri dan mencoba berbagai hal, tetapi tetap bertanggung jawab dan memiliki tolak ukur agar terus berproses menjadi lebih baik,” tuturnya. 

Acara tersebut dipandu Esther Natalia yang merupakan pendiri dari platform Produktif Kuy. Ada lebih dari 180 orang yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan itu.

Baca Juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Pebalap Indonesia Pole Position di CEV

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya