Rumah Literasi Ranggi, Bantu Dongkrak Minat Baca Anak-anak

Anak-anak akui rasa percaya diri meningkat

Medan, IDN Times - Membaca merupakan kemampuan awal yang dilewati anak dalam proses mengasah keterampilan. Berbagai daerah, mungkin memiliki tempat membaca atau literasi terkhusus untuk anak-anak guna melahirkan generasi Indonesia yang inovatif dan kreatif.

Salah satunya di Sumatera Utara, bernama Rumah Literasi Ranggi (RLR) berlokasi di Kompleks Perumahan PWI, Jalan PWI, Desa Sampali, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang.

Ketua Yayasan Rumah Literasi Ranggi (RLR) ini bernama Ranggini, dirinya mengakui yang menjadi alasan untuk mendirikan RLR ini adalah berguna untuk anak-anak menjadikan tempat khusus di ruang publik agar dapat meningkatkan minat baca. Ada ratusan buku yang disediakan olehnya, dengan konsep yang menarik untuk membaca dengan bermain serta rumah yang memiliki interior unik didominasi kayu.

Ia juga merupakan salah seorang penggiat literasi dan juga mantan wartawati TVRI, yang terus memperkenalkan baca dan tulis anak-anak.

Menurutnya, anak-anak yang memperoleh keterampilan membaca akan lebih mudah menyerap informasi dan pengetahuan setelahnya ketika ia memulai kehidupan atau belajar mandiri. Sebab dapat membaca merupakan kunci dasar pengetahuan, karena tidak ada pengetahuan tanpa membaca, tidak akan ada penemuan dan inovasi tanpa melakukannya.

Meskipun, anak-anak di zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya bermain handphone, seperti menonton YouTube atau bermain game. Kesempatan untuk membaca sebuah buku hanya dilakukan mereka saat di sekolah.

Hal ini juga untuk membantu para orangtua atau terkhusus Ibu Rumah Tangga (IRT) memantau kemampuan pendidikan anaknya. Apalagi, di saat pandemik COVID-19 yang melanda sudah berjalan 2 tahun sehingga pendidikan anak-anak tak terlalu intens bertatap muka hanya lewat online.

IDN Times berkesempatan untuk langsung meminta tanggapan beberapa anak-anak yang belajar di RLR serta orangtua mereka, alhasil banyak merasa nyaman dan senang belajar di RLR dengan alasan belajarnya sambil bermain sehingga tak menimbulkan kejenuhan. Berikut simak rangkumanya.

1. Tak hanya memantau pendidikan anak, IRT ini akui pernah dibantu Ranggini untuk kelengkapan identitas

Rumah Literasi Ranggi, Bantu Dongkrak Minat Baca Anak-anakIlustrasi belajar daring dari rumah (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Isal, merupakan IRT/orangtua dari anak yang ikut serta belajar di RLR mengakui bahagia karena terbantu untuk memantau pendidikan anaknya.

Ia menilai, saat ini anak-anaknya telah memiliki perubahan mulai dari etika di keluarga dalam berkomunikasi hingga rajin untuk belajar.

"Lumayan, dulu gak pandai baca sekarang sudah bisa anak-anak ini. Di sini banyak anak-anak yang gak mampu mau belajar dan sekolah," ujarnya.

Ia juga mengakui, tak ada dipungut biaya apapun di RLR dalam belajar anaknya.

Selain memantau pendidikan anaknya, ia juga mengakui bahwa Ranggini pernah terlibat untuk membantunya dalam kelengkapan identitas keluarga yang selama ini tak pernah diurus oleh suami ataupun dia karena hancur dan hilang sejak perpindahan rumah. Mulai dari Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Pengenal (KTP), dan Akte Lahir anak-anaknya.

Dirinya berharap Pemerintah lebih memperhatikan anak-anak yang tidak mampu sekolah karena faktor ekonomi.

"Ya kalau bisa diperhatikanlah anak-anak ini, untuk menyalurkan bantuannya ke mari," ujarnya.

Baca Juga: Catat! Tilang Elektronik Sudah Berlaku di Medan, Ini Titiknya

2. Orangtua menilai anaknya memiliki perubahan etika berkomunikasi

Rumah Literasi Ranggi, Bantu Dongkrak Minat Baca Anak-anakIlustrasi belajar di rumah (IDN Times/Rochmanudin)

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ayu, ia mengakui percaya anaknya di RLR karena telah mendapatkan banyak edukasi untuk memiliki pengetahuan yang luas.

"Dari pada anak-anak main gak jelas dan entah kemana, mending belajar di Rumah Literasi Ranggi untuk mengembangkan bakatnya karena di sana banyak diajarkan anak-anak ini, contohnya bermain, menari, belajar jadi reporter, dan lainnya" jelasnya.

Dirinya menambahkan ada 3 hal penting yang diterapkan oleh RLR, yakni terima kasih, maaf dan tolong. Sehingga menjadi nilai plus didalam keluarganya pada perubahan anak-anak.

Baca Juga: Kisah Mantan Wartawan TVRI Dirikan Rumah Literasi Ranggi

3. Anak-anak akui memiliki rasa percaya diri

Rumah Literasi Ranggi, Bantu Dongkrak Minat Baca Anak-anakIlustrasi anak-anak (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Asidah Nadira Aprilia atau akrab disapa Dira (10/ duduk di bangku 5 SD) salah seorang anak yang rutin ikut serta belajar di RLR dan sudah terhitung 8 bulan ini mengakui, senang belajar bahasa inggris.

"Banyak teman, senang. Belajar sambil bermain lebih senang di Literasi Ranggi daripada sekolah, banyak yang Dira dapati contohnya seperti menari, materi bahasa Inggris, matematika," jelasnya yang menjunjung cita-cita sebagai Polisi Wanita (Polwan).

Yang menjadi kebanggaan dirinya bergabung selaam di RLR adalah dapat menambah Kepercayaan Diri untuk tampil di depan umum, hal ini telah terbukti saat ia tampil menari pada saat acara RLR.

"Dira saat itu dapat juara 1 bercerita, senang kali lah. Di Rumah literasi lebih senang belajar, kalau di sekolah kurang bercandanya," terangnya dengan gembira.

4. Belajar bahasa Inggris menjadi pelajaran yang paling disukai anak-anak

Rumah Literasi Ranggi, Bantu Dongkrak Minat Baca Anak-anakPriyo Handoko mengajak anaknya yang masih duduk kelas dua sekolah dasar saat beraktivitas mengatur lalu lintas, agar selalu dapat membimbingnya selama melakukan kegiatan belajar di rumah. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Dio Rizky Pratama (11) akrab disapa Dio mengatakan pertama kali bergabung merasa malu, namun kelamaan tidak lagi karena bisa bermain dan belajar bersama.

"Dapat ilmu, hadiah, pertanyaan-pertanyaan yang seru, pelajaran bahasa Inggris yang disukai walaupun agak susah. Di sekolah ada tapi lebih seru di rumah literasi ranggi, karena kalau disekolah susah," tutur Dio yang memiliki cita-cita menjadi Tentara.

Tak jauh berbeda juga diakui oleh Putri Ramadani (10). Ia mengatakan bahwa, belajar di RLR lebih seru bermain sambil membaca buku, lihat perkebunan (di taman RLR).

"Yang paling disukai belajar bahasa Inggris, karena lebih seru. Cita-citanya Putri mau jadi dokter di luar negeri makanya suka belajar bahasa Inggris. Jadi dokter udah kemauan Putri," jelasnya.

Baca Juga: Ini Perbedaan Salat Tarawih 11 Rakaat dan 23 Rakaat

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya