Cerita Pelajar Medan, Penasaran dengan Wayang dan Memori Jadi Dalang

Siswi SMK penasaran dengan teknik perwayangan

Medan, IDN Times - Wayang adalah warisan budaya dari Jawa yang sudah menasional. Hanya saja pertunjukan wayang semakin jarang terlihat. Apalagi di kota-kota metropolitan, seperti Kota Medan yang penduduknya multi kultural.

Padahal wayang menyelipkan edukasi yang penting diteruskan generasi muda. Tak banyak tempat yang masih melestarikan kesenian wayang.

Di Medan, beberapa pelajar ada yang tahu soal wayang karena merupakan perantau tapi ada juga yang penasaran karena jarang melihatnya.

1. Perantauan yang masih ingat pertunjukan wayang kulit

Cerita Pelajar Medan, Penasaran dengan Wayang dan Memori Jadi DalangSiswa jurusan seni pedalangan SMK Negeri 8 Solo mementaskan wayang secara estafet untuk memperingati Hari Wayang Dunia di sekolah setempat, di Solo, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Maulana Surya

Muslim, salah seorang mahasiswa di STMIK Pelita Nusantara Kota Medan mengakui pernah menyaksikan pertunjukan Wayang Kulit saat berusia belasan tahun.

"Pernah. Dulu sekali, pada saat aku berumur belasan tahun karena memang aslinya aku orang Jawa Tengah Purwokerto. Jadi, pertunjukan wayang itu sudah sering kami lihat," ucap Muslim.

Baca Juga: Intip Sejarah Museum Wayang, Bekas Gereja Belanda di Kota Tua

2. Muslim akui sempat jadi dalang wayang kulit saat masih kecil

Cerita Pelajar Medan, Penasaran dengan Wayang dan Memori Jadi DalangMuslim, mahasiswa yang masih ingat tentang pertunjukan wayang kulit (Dok. Pribadi)

Menurutnya, hal yang paling menarik dari pertunjukan wayang kulit adalah kisah-kisah yang diambil dari sebuah dongeng.

"Karena banyak yang bisa diambil dari pewayangan ini seperti watak, asal usul apalagi di zaman dulu Walisongo juga berdakwah melalui pewayangan," tambahnya.

Muslim mengakui cukup tertarik menjadi seorang dalang wayang kulit, dan sempat ikutan menjadi dalang saat masih kecil.

"Dulu saat masih kecil sempat ikutan menjadi dalang, akan tetapi sudah lupa," tutur Muslim.

Bagi Muslim, yang masih diingatnya pada topik paling menarik dalam pertunjukan wayang kulit adalah kisah Pandawa 5 di kitab Mahabrata.

"Itu cerita yang sangat diingat sampai sekarang," tutupMuslim yang sudah belasan tahun menjadi anak perantau di Kota Medan.

Pandawa 5 dalam dunia pewayangan, selalu dikaitkan sebagai tokoh dalam dunia kebaikan. Bahkan, sering diartikan sebagai pendakwah oleh penyuka seni budaya pewayangan

3. Sri akui ingin jadi dalang dengan topik berbau watak anak Medan

Cerita Pelajar Medan, Penasaran dengan Wayang dan Memori Jadi DalangWayang kulit Betawi (kikomunal-indonesia.dgip.go.id)

Sementara itu, Sri Rezeki seorang siswi atau pelajar yang duduk di bangku kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri jurusan multimedia di salah satu Kota Medan mengakui tak pernah menyaksikan sekalipun pertunjukan wayang kulit di Kota Medan. Memang pertunjukan wayang hal yang tak bisa ditemui di sembarang tempat.

"Mungkin karena aku yang gak pernah tahu kalau ada pertunjukan wayang disini," ujarnya. 

Menurut Sri, jika pertunjukan wayang kulit digelar menjadi suatu momen spesial karena pertama baginya menyaksikan kesenian tersebut.

Ia mengakui, sangat tertarik untuk menjadi dalang karena penasaran dan ingin tahu bagaimana teknik khususnya.

"Topiknya kalau bisa kehidupan sehari-hari di Kota Medan, mungkin wataknya atau lain-lain juga boleh," ucap Sri.

Baca Juga: Presiden Jokowi Diusulkan Jadi Bapak Wayang Indonesia

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya